Senin, 08 Januari 2018

Lorong Waktu; Waktu, hidup, dan kesempatan!

Setiap kali membicarakan hal ini selalu banyak hal yang menarik untuk dikaji dan didiskusikan. Katanya waktu itu bukan kayak oreo yang bisa diputer, kan? Lalu, banyak manusia yang termakan rayuan hasutan dan segala macam sejenisnya yang mengindahkan bahwa semua akan terjadi sesuai dengan waktunya, indah pada masanya. Percaya? Gak sepenuhnya begitu kalo menurut ane. Then how? Gini logikanya, kalo kita hanya mengatakan semua akan indah pada waktunya terus diem aja, sama aja boong. Which is keadaan akan tetap begitu jika kita tidak berusaha apa-apa, bener nggak si? Kalo hanya ngandelin, semua itu sudah ketetapan Allah, trus diem aja, emang keadaan bakal mau berubah? Ane pribadi ni masih percaya bahwa semua akan indah pada waktunya, saat kita berusaha, bekerja keras untuk apa yang kita mau dan bertawakal pada Allah akan hasilnya. Some people said, emang semua sudah ditetapkan Allah tapi manusia masih bisa berusaha untuk mengubah takdir. Katanya si, ane pribadi mikirnya akan indah pada waktunya saat kita berusaha mengerjakan dan menggapai apa yang kita mau, kalo diem aja ya hasilnya juga bakal seperti itu. Lalu, kenapa dengan waktu?
Kalo si society tempat kita hidup dan berkembang pasti tau bahwa waktu itu adalah emas. Seperti setiap kita percaya bahwa for getting something we need money. Kebanyakan kita manusia, ane pribadi juga kadang iya. Suka sekali melupakan yang namanya nikmat waktu luang dan nikmat sehat, kalo kamu? Sometime kita lupa bahwa waktu itu anugrah Tuhan, kalo enggak digunakan sebaik mungkin mana mungkin bisa berubah menjadi kebaikan. Diem aja misalnya, tidur, do nothing, sampe dunia sudah berubah, kampus sudah semakin bejibun. Kita masih gini-gini aja. Padahal sejatinya lorong waktu yang kita punya juga memiliki batas. Kalo kayak diibaratkan ke perumahan misalnya, jalanan dan lorong ke perumahan itu bisa saja mentok dan sudah habis tidak bisa lagi dilewati. Bener kan? Begitu juga sejatinya kehidupan. Kita, masing-masing yang punya nafas ini memiliki ambang batas waktu. Batas waktu buat muda, batas waktu buat jadi anak, batas waktu buat jadi seorang ibu, de el el. Sehingga jika waktu yang diberikan kepada kita tidak dipergunakan sebaik mungkin, maka akhirnya akan timbul yang namanya penyesalan. Dimana setiap kita sadar, bahwa penyesalan selalu hadirnya belakangan. Sebab itu sudah menjadi sunah manusia, lumrah, dianggap lazim.
Kesempatan hidup berupa waktu luang yang diberikan kepada kita itu memiliki limit. Tidak seumur hidup kita bisa menemukan waktu luang. Let’s see, banyak orang di sekitar kita, pergi pagi pulang malam, kemudian langsung istirahat. Mereka kita punya waktu luang untuk keluarga dan menikmati istirahat yang cukup. Hari dan jamnya ia habiskan di meja kerja. Hingga, saat nanti sudah tua, berbagai macam penyakit datang dan mengharuskan ia untuk berhenti bekerja dan beristirahat. Somehow, kita lupa bahwa waktu luang, kesempatan yang diberikan Allah dalam hidup ini adalah untuk dinikmati dengan orang-orang terbaik, keluarga, atau digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi umat. Semua ada waktunya, ada porsinya. Tapi yang jelas, lorong waktu yang diberikan Tuhan adalah untuk kita gunakan dengan baik mungkin. Entah itu untuk berbagi kebahagiaan dengan orang-orang terdekat, meniti kebahagiaan lewat tulisan, atau sekedar menikmati tontonan yang asyik untuk perkembangan diri di masa depan. Bahkan, sewaktu-waktu kadang ane mikir, boleh lho sesekali kita melakukan kunjungan ke rumah sakit, masuk ke ruangan dan ketemu pasien. Hingga kita merasa bersyukur bahwa hari ini kita masih diberikan waktu sehat, kesempatan berbahagia, dan hidup yang tidak kurang suatu apapun. Hingga, kita tidak lagi mengeluhkan yang tidak-tidak. Karena, mereka yang di RS pasti ingin seperti kita, lha masak kita yang sehat tidak bersyukur. Lalu, untuk apalagi akan kamu gunakan kesempatan baik, lorong waktu yang tersisa, dan bahagia hidupmu?! Siap menjadi pelita dan emas untuk manusia-manusia di sekitarmu? Bersyukurlah untuk lorong waktu yang masih kau punya, tidak semua bisa menikmati itu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Kisah Kilas Balik

Ada seorang anak yang hidup di desa dan tinggal bersama keenam saudaranya. Anak laki-laki ini amat berbeda. Ia dibesarkan dengan lingkunga...