Setiap kali membicarakan hal ini selalu banyak hal yang menarik untuk
dikaji dan didiskusikan. Katanya waktu itu bukan kayak oreo yang bisa diputer, kan? Lalu, banyak manusia yang termakan rayuan hasutan
dan segala macam sejenisnya yang mengindahkan bahwa semua akan terjadi sesuai
dengan waktunya, indah pada masanya. Percaya? Gak sepenuhnya begitu kalo
menurut ane. Then how? Gini logikanya, kalo kita hanya mengatakan semua akan
indah pada waktunya terus diem aja, sama aja boong. Which is keadaan akan tetap
begitu jika kita tidak berusaha apa-apa, bener nggak si? Kalo hanya ngandelin,
semua itu sudah ketetapan Allah, trus diem aja, emang keadaan bakal mau
berubah? Ane pribadi ni masih percaya bahwa semua akan indah pada waktunya,
saat kita berusaha, bekerja keras untuk apa yang kita mau dan bertawakal pada
Allah akan hasilnya. Some people said, emang semua sudah ditetapkan Allah tapi
manusia masih bisa berusaha untuk mengubah takdir. Katanya si, ane pribadi
mikirnya akan indah pada waktunya saat kita berusaha mengerjakan dan menggapai
apa yang kita mau, kalo diem aja ya hasilnya juga bakal seperti itu. Lalu,
kenapa dengan waktu?
Kalo si society tempat kita hidup dan berkembang pasti tau bahwa waktu itu
adalah emas. Seperti setiap kita percaya bahwa for getting something we need
money. Kebanyakan kita manusia, ane pribadi juga kadang iya. Suka sekali
melupakan yang namanya nikmat waktu luang dan nikmat sehat, kalo kamu? Sometime
kita lupa bahwa waktu itu anugrah Tuhan, kalo enggak digunakan sebaik mungkin
mana mungkin bisa berubah menjadi kebaikan. Diem aja misalnya, tidur, do
nothing, sampe dunia sudah berubah, kampus sudah semakin bejibun. Kita masih
gini-gini aja. Padahal sejatinya lorong waktu yang kita punya juga memiliki
batas. Kalo kayak diibaratkan ke perumahan misalnya, jalanan dan lorong ke
perumahan itu bisa saja mentok dan sudah habis tidak bisa lagi dilewati. Bener kan?
Begitu juga sejatinya kehidupan. Kita, masing-masing yang punya nafas ini
memiliki ambang batas waktu. Batas waktu buat muda, batas waktu buat jadi anak,
batas waktu buat jadi seorang ibu, de el el. Sehingga jika waktu yang diberikan
kepada kita tidak dipergunakan sebaik mungkin, maka akhirnya akan timbul yang
namanya penyesalan. Dimana setiap kita sadar, bahwa penyesalan selalu hadirnya
belakangan. Sebab itu sudah menjadi sunah manusia, lumrah, dianggap lazim.
Kesempatan hidup berupa waktu luang yang diberikan kepada kita itu memiliki
limit. Tidak seumur hidup kita bisa menemukan waktu luang. Let’s see, banyak
orang di sekitar kita, pergi pagi pulang malam, kemudian langsung istirahat. Mereka
kita punya waktu luang untuk keluarga dan menikmati istirahat yang cukup. Hari dan
jamnya ia habiskan di meja kerja. Hingga, saat nanti sudah tua, berbagai macam
penyakit datang dan mengharuskan ia untuk berhenti bekerja dan beristirahat. Somehow,
kita lupa bahwa waktu luang, kesempatan yang diberikan Allah dalam hidup ini
adalah untuk dinikmati dengan orang-orang terbaik, keluarga, atau digunakan
untuk hal-hal yang bermanfaat bagi umat. Semua ada waktunya, ada porsinya. Tapi
yang jelas, lorong waktu yang diberikan Tuhan adalah untuk kita gunakan dengan
baik mungkin. Entah itu untuk berbagi kebahagiaan dengan orang-orang terdekat,
meniti kebahagiaan lewat tulisan, atau sekedar menikmati tontonan yang asyik
untuk perkembangan diri di masa depan. Bahkan, sewaktu-waktu kadang ane mikir,
boleh lho sesekali kita melakukan kunjungan ke rumah sakit, masuk ke ruangan
dan ketemu pasien. Hingga kita merasa bersyukur bahwa hari ini kita masih
diberikan waktu sehat, kesempatan berbahagia, dan hidup yang tidak kurang suatu
apapun. Hingga, kita tidak lagi mengeluhkan yang tidak-tidak. Karena, mereka
yang di RS pasti ingin seperti kita, lha masak kita yang sehat tidak bersyukur.
Lalu, untuk apalagi akan kamu gunakan kesempatan baik, lorong waktu yang
tersisa, dan bahagia hidupmu?! Siap menjadi pelita dan emas untuk
manusia-manusia di sekitarmu? Bersyukurlah untuk lorong waktu yang masih kau
punya, tidak semua bisa menikmati itu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar