Rabu, 30 September 2020

5 Teori Penyebab Konflik dan Pendekatan Penanganan Konflik Internasional

 Konflik merupakan tindakan yang menghalangi, mengganggu, dan menghambat pihak lain. Konflik bisa terjadi di kelompok masyarakat atau pun lintas negara atau yang biasa dikenal dengan nation to nation conflict. Konflik terjadi karena adanya tesis mengenai manusia yang pada hakikatnya bersifat agresif. Metode yang ditempuh dalam penyelesaian konflik pun kemudian beragam. Ada yang menggunakan pengaturan sendiri (self regulation) baik dengan atau tanpa kekerasan. Ada juga yang menggunakan intervensi pihak ketiga dalam penyelesaian konflik internasional. Jika memperhatikan penjelasan teori, ada lima teori yang menjelaskan mengenai konflik. Termasuk juga ada lima pendekatan yang dapat digunakan dalam menangani konflik. Berikut penjelasan teori dan pendekatan dalam penanganan konflik internasional:

1.      Community Relations Theory. Teori ini menjelaskan bahwa konflik internasional itu disebabkan oleh adanya polarisasi, ketidakpercayaan, dan permusuhan antar kelompok dalam suatu komunitas yang menyebabkan pecahnya konflik dan bisa jadi berujung pada terjadinya tindak kekerasan.

2.      Principled Negotiation Theory. Teori ini menjelaskan bahwa konflik internasional itu terjadi karena adanya posisi yang bertentangan dan pandangan zero sum dan winner take all mengenai konflik yang dipegang oleh pihak yang berkonflik.

3.      Human Need Theory. Teori ini menjelaskan bahwa konflik internasional yang mengakar disebabkan karena kebutuhan dasar manusia baik fisik, psikologis, dan sosial yang tidak terpenuhi atau terhalangi oleh individu lain. Kebutuhan dasar manusia jika tidak dikelola dengan baik juga dapat berdampak pada konstelasi politik internasional dan sistem global yang anarkis. Sehingga potensi terjadinya konflik semakin tinggi.

4.      Identity and Intercultural Misunderstanding Theory. Teori ini dapat dipisah menjadi dua bagian. Pada bagian pertama, konflik internasional terjadi disebabkan oleh perasaan bahwa identitas seseorang, kelompok, atau negara yang sedang terancam. Sementara di bagian yang lain, teori ini menjelaskan bahwa konflik internasional sering kali terjadi karena adanya pertentangan antar gaya komunikasi dari budaya yang berbeda.

5.      Conflict Tranformation Theory. Teori terakhir ini menjelaskan bahwa konflik internasional terjadi karena adanya permasalahan nyata berupa ketidakadilan dan ketimpangan yang terlihat dari persaingan dalam kerangka kerja sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Teori ini menjelaskan betapa rivalitas yang sering terjadi antar negara yang maju dapat memicu terjadinya konflik internasional yang kemudian berpengaruh dan berdampak kepada negara berkembang dan juga negara kecil. Terutama dalam bidang politik dan ekonomi, negara besar sering kali mengancam bagi banyak negara berkembang. Permasalahan utama yang disoroti dari teori ini sebagai penyebab konflik adalah adanya ketimpangan dan ketidakadilan.

Setelah mengetahui lima teori yang menjelaskan penyebab dari konflik internasional, berikut akan dijelaskan lima pendekatan yang dapat digunakan untuk penanganan konflik internasional yang mengacu kepada penanganan konflik baik secara self regulation atau pun intervensi pihak ketiga.

1.      Conflict Prevention. Pencegahan konflik merupakan pendekatan pertama yang digunakan dalam rangka penyelesaian konflik internasional. Tujuannya adalah untuk mencegah konflik berujung pada tindakan kekerasan. Pencegahan konflik adalah kebijakan utama untuk mencegah konflik untuk tidak bereskalasi menjadi konflik yang lebih besar. Ketika proses pencegahan konflik dilakukan, hal pertama yang dilakukan adalah dengan meminimalisir kekerasan, bahkan menghilangkan kekerasan.

2.      Conflict Settlement. Pendekatan yang kedua dilakukan dengan bertujuan untuk mengakhiri tingkah laku kekerasan dengan cara mencapai kesepakatan damai antara pihak yang berkonflik.

3.      Conflict Management. Pendekatan yang ketiga ini bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan yang akan terjadi dengan cara mendukung perubahan tingkah laku positif di antara pihak yang terlibat dalam konflik. Proses manajemen konflik dapat dilakukan dengan melakukan berbagai macam strategi untuk mendapatkan resolusi yang diinginkan. Strategi yang dapat diupayakan antara lain adalah kolaborasi, kerja sama, kompromi, menghindari kesalahpahaman, dan saling mengakomodasi satu sama lain.

4.      Conflict Resolution. Pendekatan yang keempat ini digunakan untuk mengurai berbagai penyebab konflik internasional dan mengupayakan berbagai cara yang dapat ditempuh untuk membangun hubungan baru antar pihak-pihak yang berkonflik. Mengacu kepada an agenda for peace DK PBB, ada lima agenda yang dapat diupayakan untuk menciptakan perdamaian. Diawali dengan preventive diplomacy,  dilanjutkan dengan peace enforcement,  hingga peacemaking, peace keeping, dan peace building.

5.      Conflict Tranformation. Pendekatan yang terakhir yang digunakan untuk penanganan konflik internasional adalah transformasi konflik. Proses ini menunjukkan pada sumber sosial dan politik yang harus diperbaiki dan diberikan penyelesaian. Hal tersebut dilakukan dengan transformasi energi negatif menjadi perubahan sosial dan politik yang bersifat positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Kisah Kilas Balik

Ada seorang anak yang hidup di desa dan tinggal bersama keenam saudaranya. Anak laki-laki ini amat berbeda. Ia dibesarkan dengan lingkunga...