"Dia, meski kau jaga dengan sepenuh jiwa, kalau kata Allah
tak berjodoh, akan pisah juga. Dia, meski belum pernah bertatap muka, kalau
kata Allah jodoh, akan bersama juga."
"Jodoh itu cerminan
dari dirimu sendiri. Jika tidak, bisa jadi, jodoh adalah pelengkapmu."
"Jodoh itu seperti
buku, setiap lembarnya selalu mengundang pembaca untuk jatuh cinta. Membaca
lembar demi lembar akan menimbulkan kasih sayang dan kesetiaan yang terikat
kuat. Jika memang jodoh itu seperti buku, maka takkan pernah aku lelah untu
memanti, memikirkan, dan mengulang untuk membaca lembar demi lembarnya. Jodoh
itu nyata."
Bukankah jodoh itu selalu
istimewa, sesuatu yang selalu ingin dan hangat untuk kita bicarakan. Berbicara
tentang jodoh, pasti mengundang gelak tawa geli dan haru karena kadang
membayangkan apa yang akan terjadi, bagaimana kisah saat masing-masing kita
bertemu dengan jodoh pilihan Tuhan, seperti menerka-nerka sesuatu yang tak
pasti namun kita harapkan. Jodoh itu istimewa bukan?
Jika benar jodoh itu
istimewa, lantas kenapa harus selalu laporan, ini bukan hubungan yang dilarang
Tuhan kan? Seharusnya masing-masing dari kita menyibukkan diri dengan menyusun
langkah dan strategi agar karir bagus, berwawasan luas, berakhlak baik, dan
terus memperbaiki diri. Jika memang jodoh, tidak perlu harus ada prasangka yang
tak baik kan? Kalau harus bentar-bentar laporan, itu bukan jodoh namanya, tapi
lagi menjalani hubungan dengan satpam. Lima menit sekali lapor, lima menit
sekali lapor, lima menit sekali lapor. Lapor kalau lagi jalan, lapor kalau lagi
makan, lapor kalau mau tidur. Seperti itukah jodoh yang sebenarnya?
Masing-masing kita punya
hati kecil, dan mungkin logika kita sudah mengalahkan apa kata hati. Bukan
justru melakukan yang terbaik berdasarkan keputusan dan isntruksi hati,
alih-alih malah baper. Bentar-bentar bawa perasaan, sedih, galau,tidak ada
kabar, tidak ada kepastian, begitu? Saya pribadi kok kayaknya tidak bisa
menjalankan hal-hal yang terlihat begitu rumit. Saya justru cuek, memang bawaan
dari lahir kadang ya, jadi bagi saya kalau sudah nikah, baru mulai masuk dimana
memang seperti ada kewajiban saling tahu kabar satu sama lain, saling lapor dan
saling memperhatikan. Ingat, hati ini harus dijaga kan, jangan baper mulu, ntar
kemasukan berbagai virus dan susah lagi dikontrolnya. Nyari hidayah saja tidak
nemu-nemu sampai sekarang, eh kok malah kita hendak merusak zona yang dilarang
Allah?
Silakan sibuk berkarya,
maksimalkan potensi diri kita masing-masing, karena bagi saya, wanita pintar
dan cerdas itu seksi. Cantiknya bukan karena tebal bedak, tapi karena tebalnya
pengetahuan dan wawasan yang ia miliki. Pokoknya wanita cerdas dan berprestasi
itu wifeable.
Agaknya kita harus
sama-sama mengembalikan keyakinan bahwa jodoh tidak akan tertukar, jodoh sudah
ditentukan, jadi tugas kita adalah terus berbenah dan berusaha istiqamah dalam
kebaikan. bagaimana susah?
*Sebelum jatuh cinta,
pakailah logika, sekali kamu lepas dan terjatuh dalam indahnya cinta tanpa
menggunakan logika, kamu akan susah bangkit karena hati dan logikamu selalu
kalah dengan yang namanya cinta. Entah itu cinta yang diridhai Allah, atau
justru yang ia murkai. Be logic before you fall in love. please be noted, secerdas apapun manusia, ia bisa terlihat bodoh kalau sudah berhadapan dengan cinta. Tidak mau seperti itu kan? I remind you again, be logic. Semua ada masanya, jangan memulai sesuatu yang seharusnya belum layak untuk dimulai.
Pertanyaannya adalah,
siapakah jodohmu??