Minggu, 27 Desember 2020

6 Tahapan Negosiasi dalam Hubungan Internasional

Negosiasi merupakan suatu proses komunikasi dimana terdapat dua pihak dengan sudut pandang yang berbeda yang berusaha menyamakan persepsi dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak mengenai suatu permasalahan yang sama. Tujuan dari negosiasi adalah untuk bersama-sama menemukan kesepakatan secara adil dan diharapkan dapat memenuhi harapan kepentingan dari kedua belah pihak yang terlibat dalam proses negosiasi. Selain itu, tujuan dari negosiasi adalah untuk mendapatkan keuntungan, menghindarkan kerugian, dan memecahkan masalah yang ada.

Dalam proses perundingan, negosiasi terbagi ke dalam tiga jenis utama. Pertama, negosiasi yang kooperatif. Negosiasi ini bercirikan bahwa tujuan utamanya adalah untuk mencapai kesepakatan antara kedua pihak dengan mengedepankan win-win solution. Selain itu, pihak yang satu dan pihak yang lain saling mempercayai dan kedua belah pihak akan melakukan kompromi jika proses tersebut dibutuhkan. Kedua, negosiasi yang bersifat kompetitif, adalah jenis negosiasi dimana satu pihak dengan pihak yang lain berusaha untuk saling mengalahkan. Bahkan, kedua belah pihak yang bernegosiasi saling tidak mempercayai satu sama lain karena desakan kepentingan yang saling berusaha untuk mendominasi. Ketiga, negosiasi yang analitis. Merupakan jenis negosiasi yang memiliki filosofi bahwa negosiator yang terlibat adalah pemecah masalah bukan seorang petarung. Sehingga, kedua belah pihak berusaha untuk kreatif dan bersikap saling menguntungkan dengan mencari alternatif terbaik dalam mencari solusi atas setiap masalah yang ada.

Menurut Casse, proses bernegosiasi dalam hubungan internasional terdapat enam tahapan yakni sebagai berikut:

1.      Persiapan. Pada tahapan ini, para pihak yang bernegosiasi harus mampu mengumpulkan informasi dan data sebanyak mungkin mengenai isu yang akan diangkat dalam proses negosiasi. Sehingga, setiap diplomat yang berperan sebagai negosiator yang memiliki pengetahuan yang luas dalam menghadapi mitra berdiplomasi. Hal yang harus menjadi perhatian dalam proses persiapan adalah dengan menentukan tim yang akan terlibat dalam proses negosiasi dan mengenal profil lawan negosiasi dengan informasi yang akurat.

2.      Kontak pertama. Tahapan kedua ini adalah proses dimana kedua belah pihak bertemu secara langsung. Pada tahapan ini, kedua belah pihak saling berusaha untuk melengkapi informasi yang sudah dilakukan pada tahap persiapan sehingga informasi mengenai lawan dalam negosiasi menjadi lebih lengkap. Tahap ini juga dikenal dengan sebutan penilaian utama dan pemberian kesan pertama bagi pihak yang akan bernegosiasi.

3.      Konfrontasi dan perdebatan. Tahapan ini menjadi penting karena pada tahapan ini kedua belah pihak akan saling berdebat dan beradu argumentasi terhadap segala sesuatu yang perlu untuk dinegosiasikan.  Dalam proses perdebatan ini selalu ada potensi konfrontasi yang saling memanas dan tidak terkendali antara kedua belah pihak jika mereka tidak mampu mengendalikan emosi dan bernegosiasi secara kalem.

4.      Konsiliasi atau tawar menawar. Merupakan titik terpenting dalam proses negosiasi dimana kedua belah pihak akan saling bernegosiasi ketika tidak tercapai kesepakatan dalam proses perdebatan sebelumnya. Proses tawar menawar ini harus berujung pada kesepakatan yang diterima oleh kedua belah pihak dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam proses negosiasi.

5.      Saling memberi dan menerima. Tahapan kelima dalam proses negosiasi adalah ketika pihak yang terlibat dalam proses negosiasi saling memberi solusi dan pihak yang lain menerima solusi yang ditawarkan oleh lawan. Pada proses ini, semua negosiator akan memberikan solusi dengan cara masing-masing untuk menemukan titik temu dan kesepakatan bersama. Hal ini juga dapat dilakukan dengan mengembangkan sikap profesional dan relasional yang berorientasi pada sikap saling memberi solusi terbaik bagi kedua belah pihak atas isu yang diangkat dalam forum negosiasi.

6.      Pasca negosiasi. Pada tahap terakhir ini, kedua belah pihak saling berkonsolidasi dan memastikan komitmen terhadap segala kesepakatan yang sudah ditemukan dalam tahapan sebelumnya. Tahapan ini juga menjadi tahapan yang berat karena sulitnya menerjemahkan kesepakatan ke dalam suatu tindakan nyata yang sudah dihasilkan dalam tahapan sebelumnya.

Pada proses implementasi, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan para negosiator agar proses negosiasi dapat berjalan dengan lancar. Hal-hal tersebut berkaitan dengan taktik negosiasi, keterampilan yang harus dimiliki oleh negosiator dalam proses negosiasi, taktik kerja sama, taktik tidak bertindak apa-apa, serta taktik untuk dapat bergeser dari satu tujuan ke tujuan yang lain dalam memperjuangkan kepentingan yang sudah dirumuskan. Negosiator yang baik akan selalu memperhatikan isu yang harus dipecahkan bersama dalam proses negosiasi, memahami deadlock atau apa yang harus dilakukan ketika tidak tercapai persetujuan, memahami alternatif yang harus diambil ketika tidak terdapat kesepakatan, tahu bagaimana cara memberikan dominasi terhadap lawan, dan kemampuan memengaruhi yang baik.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Krisis Hubungan Diplomatik Meksiko – Ekuador

Krisis diplomatik antara Meksiko dan Ekuador yang baru saja terjadi merupakan peristiwa yang memperlihatkan kompleksitas hubungan antarneg...