Senin, 03 Oktober 2022

Konflik China – Taiwan dan Implikasinya Bagi Stabilitas Kawasan

Konflik antara China dan Taiwan menjadi isu yang sangat memprihatinkan dunia internasional akhir-akhir ini khususnya bagi negara Asia Timur. Hal ini dipertajam setelah adanya kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, Nancy Pelosi yang mengunjungi Taiwan pada Agustus 2022. Konflik China dan Taiwan ini kembali memanas setelah sejumlah pesawat tempur China memasuki wilayah udara Taiwan. Menyikapi situasi tersebut, Presiden Tsai Ing-wen mengambil langkah dan menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan apapun untuk mempertahankan diri. Jauh sebelum kunjungan Pelosi, hubungan China dan Taiwan memang sempat beberapa kali memanas. Konflik antara kedua negara ini tidak terlepas dari perspektif China yang menganggap bahwa Taiwan adalah bagian dari kedaulatan negaranya. Sementara dari perspektif Taiwan, mereka tidak mengakui klaim tersebut dan menganggap bahwa Taiwan adalah negara yang berdiri sendiri.

Menilik dari sejarah masa lalu, pada tahun 1950 Taiwan mendeklarasikan diri menjadi sekutu AS dan ikut berperang melawan Komunis China di Korea. AS juga pernah mengerahkan armada di selat Taiwan untuk melindungi negara tersebut dari ancaman serangan China. Atas kalkulasi kepentingan politik, AS kemudian melihat China menjadi Dewan Keamanan PBB dan AS pun memutuskan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan China. Tetapi, AS juga memiliki komitmen untuk membantu mempertahankan Taiwan. Sebab bagi AS, Taiwan adalah mitra kerja sama ekonomi yang sangat strategis di kawasan Asia. AS juga tercatat sebagai mitra Taiwan dalam bidang militer.

Hubungan China dan Taiwan terus mengalami pasang dan surut. Setelah adanya kunjungan Pelosi, China mengerahkan sejumlah pesawat dan menembakkan rudal ke arah Taiwan. Sebagai upaya untuk mempertahankan diri, Taiwan juga mengerahkan jet untuk memberikan peringatan kepada 22 pesawat tempur China yang melintasi garis tengah Selat Taiwan ke zona pertahanan udaranya. Berkali-kali ditemukan ancaman penggunaan hard power terhadap upaya pemisahan diri negara Taiwan atas China. Dalam hal ini, Taiwan dihadapkan pada permasalahan besar terkait urusan dalam dan luar negeri jika ingin mendapatkan kedaulatan yang penuh. Sebab, adanya prinsip teguh One China Policy yang dipegang China memberikan dampak yang berakibat panjang bagi usaha Taiwan untuk diakui sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.

Konflik China dan Taiwan dapat memberikan implikasi bagi stabilitas kawasan dan dapat lebih buruk daripada invasi yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Pasalnya konflik antara kedua negara ini melibatkan negara lain yakni AS. Konflik antara China dan Taiwan yang secara jelas melibatkan AS dapat menjadi ancaman heksogen tetapi harus tetap diwaspadai. Konflik China dan Taiwan dapat berdampak terhadap sektor investasi dan perdagangan Indonesia. Sebab China dan AS merupakan mitra dagang utama bagi Indonesia. Sehingga, gangguan dari salah satu atau kedua negara tersebut sebagai akibat dari ketegangan antara China dan Taiwan dapat berdampak terhadap neraca perdagangan Indonesia. China dan AS juga masuk dalam urutan 10 besar sebagai negara yang menyumbangkan investasinya di Indonesia. Jika AS terindikasi kuat mendukung usaha Taiwan dalam melumpuhkan China, konflik negara tersebut dapat menghambat iklim investasi Indonesia.

Hal yang menarik dari konflik kedua negara ini adalah perkembangan agresivitas militer China setelah adanya Pakta Trilateral AUKUS yang dikenal melibatkan Australia, Inggris, dan AS. Dunia menilai bahwa agresivitas China di Selat Taiwan adalah sebagai upaya untuk menegaskan posisi China yang menentang AUKUS dan penegasan bahwa Taiwan adalah bagian dari Beijing yang tidak dapat dipisahkan. Sebagaimana diketahui juga bahwa China dan Taiwan adalah dua negara yang memiliki hubungan ekonomi yang erat dan berada di kawasan Asia Pasifik. Sudah sangat jelas bahwa kedua ini adalah sumber pendorong utama perkembangan sektor perekonomian di kawasan.

Analisis lain adalah mengenai prospek pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Pasifik yang sangat dipengaruhi oleh demografi dan produktivitas serta adanya bantuan dari ekonomi digital. Dapat dipastikan bahwa konflik antara China dan Taiwan bukan hanya perihal permasalahan teritorial belaka. Faktor dukungan ekonomi negara maju, dukungan digitalisasi, dan pengaruh dari kebijakan beberapa negara di kawasan Asia Pasifik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kerangka konflik China dan Taiwan.

Hubungan yang sangat kompleks tidak hanya terjadi antara China dan Taiwan, akan tetapi juga bagi AS. Termuat dalam UU Relasi Taiwan bahwa AS tidak boleh terlibat dalam konflik militer Taiwan. Akan tetapi hal yang menjadi unik bahwa AS boleh menawarkan bantuan dan teknologi persenjataan kepada Taiwan agar mereka dapat membela diri jika diserang. Hingga saat ini, Taiwan sudah mendapatkan pengakuan secara de facto berstatus sementara oleh 23 negara yang dari keseluruhan negara tersebut kebanyakan berasal dari Afrika, Amerika Selatan, dan Pemerintah Vatikan di Roma. Pengakuan yang diperoleh Taiwan diterima karena Taiwan yang memiliki kekuatan ekonomi di kawasan Asia yang merupakan mitra strategis bagi banyak negara. Fakta lain adalah bahwa Taiwan juga merupakan mitra dagang dan ekonomi dengan beberapa negara di kawasan Eropa dan Asia Pasifik meski tanpa adanya pengakuan diplomatik.

China dengan kekuatan militernya dianggap akan dengan mudah dapat menguasai Taiwan. Namun, jika agresi militer China ke Taiwan terjadi, keberadaan Relasi Taiwan Act 1979 memberikan ruang bagi AS untuk membantu Taiwan. Taiwan juga meminta bantuan Australia untuk dapat meningkatkan kerja sama dalam bidang pertahanan keamanan dan intelijen. Hal ini didasarkan bahwa Taiwan sangat sadar akan ancaman provokasi dan konfrontasi China yang kian semakin meluas. Jika agresi militer China terjadi dan melibatkan negara besar seperti AS dan Australia, maka hal tersebut dapat mengancam perekonomian China yang saat ini sedang naik daun. Sisi lain, agresi militer tersebut juga dapat berdampak terhadap perekonomian global. Mengingat China dan AS adalah bagian dari kekuatan ekonomi global. Tentu saja kebijakan ekonominya akan berpengaruh bagi perkembangan perekonomian internasional.

Rabu, 07 September 2022

The Power of Tahajud

Tulisan ini dirangkai khusus untuk merayakan kelulusan kakak satu-satunya dalam Uji Kompetensi Bidan Indonesia dalam rangka mencapai kelulusan di jenjang Pendidikan Profesi Bidan di salah satu kampus di Kota Medan. Senang, haru, bangga karena tahu beliau sampai di salah satu titik aman dan tinggal menyelesaikan satu tugas akhir sebelum wisuda. Alhamdulilaaah, baiknya Allah yang menciptakan sholat tahajud. Meski tidak bisa dipungkiri bahwa aku pun ikut deg deg ser nungguin pengumuman kelulusan ini. Siapa yang lanjut kuliah, siapa yang setiap hari jantungan. Tiap malam bangun tahajud hanya cuma buat ngadu sama Allah.

Yaa Rabbku, jangan kau sedihkan hati ini, hati kakak, hati orang-orang yang yang menyayangi dia. Mohon luluskanlah dia. Terangkan pikirannya, bantu dia bisa menjawab soal dengan baik. Luluskanlah agar dia bisa wisuda tahun ini Yaa Allah. Nangis, benar-benar seperti anak kecil. Tapi habis itu lega. Begitu terus, sampai tadi pagi mendengar kabar bahwa kakak sudah lulus UKOM, bahagianya. Selamat kak Rahmi.


Pas adik ipar si bungsu mau lanjut kuliah juga pake jurus yang sama. Minta sama Allah dibangunkan tengah malam hanya untuk ngobrol dan melepaskan harapan ke yang maha pencipta. Yaa Rabb, jangan jatuhkan kesedihan di hati Mamak, jangan sedihkan hati Bapak hanya dengan kabar tidak baik dari hasil usaha adik kami. Terangkan hatinya Yaa Rabb, luluskan dia sesuai dengan pilihan Mamak Bapak. Yaa Allah, tolong jangan kecewakan hati kami, lengkapilah kebahagiaan kami dengan kabar gembira akan kelulusan adik kami. Mohonku untukMu Yang Maha Kuasa untuk segala urusan hidup kami. Terus pas pengumuman kelulusan, udah kayak mau meledak ini jantung. Gemetar tangan, pas isi kuisioner langsung isi cepat-cepat demi pengen tau hasil. Dan taraaa, encu kami lulus di UIN Banda Aceh. Bahagianya. Tentu hasil ini adalah hasil dari usaha Mamak, sedekah Mamak, do’a Bapak, restu Bapak. Ah, terharu pokoknya terus nangis di pojokan pas lagi sendirian. Cengeng sekali anak Ibuk ini.

Dulu, dulu sekali. Ketika Almarhumah Ibuk masih ada, aku selalu merengek kalau mau ikut ujian. Bahkan ujian semesteran jaman kuliah pun aku selalu merengek sama Ibuk demi Ibuk mau mendo’akan anaknya ini. “Do’a apalagi, tiap hari tiap malam Ibuk mendo’akan kalian semua, semoga sehat, semoga bahagia, semoga sukses”. Nyesss, nangis lagi. Cengeng sekali anak Ibuk ini. Tapi sekarang karena Ibuk sudah beristirahat dengan tenang, kita satu sama lain yang terus dan saling mendo’akan.

Bahkan untuk hal-hal yang aneh pun kita pake jurus tahajud. Untuk urusan publikasi jurnal misalnya. Pas tahajud buka catatan di HP hanya untuk menyebutkan nama jurnal satu persatu yang udah di submit ke jurnal tersebut. Tanpa ada yang missing. Pernah ada satu jurnal yang belum terbit, sampai mengadu lagi kenapa jurnal itu tidak menerbitkan tulisanku? Diminta terus tiap malam. Mulai dari Bulan Juni lalu diintip sampai akhir Agustus, eh tidak ada. Semacam udah hopeless, padahal cuma sinta 3. Tapi itulah, karena aku perpeksionis, semua harus seperti mauku. Dan, di awal September bahkan tadi baru saja, aku dapat email bahwa tulisan tersebut sudah diterbitkan. Again, the power of tahajud.  

Dan banyak sekali yang laporan perihal tidak enaknya satu kelompok sama Ibuk itu kalau penelitian. Ngadu lagi sama Allah. Dua bulan bangun tiap malam hanya untuk meminta sama Allah semoga hati Ibuknya dilembutkan dan dia tidak memperlakukan aku seperti dia memperlakukan orang-orang yang sekelompok dengan dia sebelumnya.

Pas ttd kontrak, petugas keuangan bilang “Nasibmu Le satu kelompok sama Ibuk itu”. Tapi, see, aku justru diperlakukan sangat baik oleh Ibuk itu. Kenapa tidak dari dulu saja aku satu kelompok dengan beliau. Pasti uang jajan aku, uang makan mie ayam aku, budget shopping aku lebih banyak daripada yang dulu-dulu wkakakaka. Just kidding. Tapi benar, kalau ada perlakuan yang tidak baik dari orang sekitar, laporkan saja sama Allah. Lihat bagaimana Allah membolak-balikan hati manusia. Aku sama sekali tidak merasakan apa yang dirasakan oleh rekan yang lain. Pokoknya the power of tahajud itu ajaib.


Rabu, 24 Agustus 2022

Jawaban Atas Setiap Ucapan Hai Adalah Perpisahan

Cintailah sesukamu, tapi ingat kelak kamu akan berpisah.

Berbuatlah sesukamu, tapi ingat kamu akan mendapatkan balasan.

Hiduplah sesukamu, tapi ingat kelak kamu akan mati.

 

Dunia ini adalah tempat berkenalan dengan banyak orang. Tempat perjumpaan dan pelan-pelan akan dibawa ke dalam suatu kondisi di mana kita harus berpisah. Maka setiap kita harus sanggup menahan sakitnya perpisahan. Kita juga harus sanggup menahan pedihnya kerinduan. Untuk segala yang patut dikenang dan ingin untuk dikembalikan. Sebaik-baik pertemuan adalah pertemuan karena Allah. Pun sebaik-baik perpisahan adalah perpisahan karena Allah. Bersiaplah untuk berpisah, semua kita akan mengalami itu. Bersiaplah untuk pergi, semua diri akan merasakan itu.

Sejauh apapun pergerakan dan perjalanan termasuk pencapaian di dunia ini, garis finish kita adalah kematian. Sebab, setiap hembusan nafas adalah perjalanan menuju kematian. Jawaban untuk setiap ucapan hai, adalah perpisahan.

 

Ibu Bapak, kami rindu. Sulit sekali ternyata menahan rindu. Apalagi kepergian Bapak dan Ibu adalah untuk selamanya. Rindu sekali. Yaa Allah, titip salam sayang untuk almarhum Bapak Ibu kami. Rindu sayang sedih menjadi satu. Luaskan kubur keduanya Yaa Rabb.

Kegagalan China Membentuk Pakta Keamanan di Pasifik

 

Istilah Pasifik merujuk pada konstruksi strategis dan geografis dalam kebijakan luar negeri beberapa negara. Istilah tersebut telah menggantikan terminologi ‘Asia-Pasifik’ yang sebelumnya lebih dominan digunakan. Dalam konteks kebijakan strategis, Pasifik merupakan kawasan yang menjadi jalur lalu lintas jasa, modal, dan barang, terutama sebagian besar pasokan energi dunia. Secara geografis, Pasifik digunakan untuk menggambarkan kawasan yang berada di wilayah Samudra Hindia dan Samudra Pasifik yang menjadi pusat kegiatan geopolitik dalam bidang kemaritiman, keamanan, dan perdagangan. Beberapa negara yang telah menggunakan istilah Pasifik sebagai kawasan regional adalah AS, China, Jepang, India, Australia, dan ASEAN.

Setelah rivalitas dengan beberapa negara besar seperti India, Jepang, Australia, dan AS di Asia Pasifik, China juga memiliki kepentingan untuk membentuk Pakta Keamanan di Kepulauan Pasifik. Namun, Pakta Keamanan tersebut gagal mencapai kesepakatan dengan sepuluh negara di Kepulauan Pasifik. Kegagalan China dalam mencanangkan Pakta Keamanan di regional yang menjadi isu hangat era kontemporer ini adalah karena tudingan bahwa China akan menjadikan Pasifik sebagai Orbit Beijing untuk memperlancar pencapaian kepentingan ekonomi dan politik China di Asia Pasifik.

Kegagalan itu ditengarai bahwa China ingin meningkatkan keterlibatan dalam urusan keamanan, ekonomi, dan politik terhadap sepuluh negara di Kepulauan Pasifik. Hal tersebut juga mendapatkan keprihatinan yang begitu besar dari beberapa pemimpin negara di kawasan tersebut. Hal lain yang membuat usaha China dalam membentuk Pakta Pertahanan tersebut gagal adalah karena usaha tersebut dipandang sebagai perjanjian yang tidak jujur yang diungkapkan oleh Presiden Negara Federasi Mikronesia. Ia menilai bahwa usaha China membentuk Pakta Pertahanan tersebut adalah sebagai kontrol ekonomi yang dilakukan oleh China kepada negara di Kawasan Pasifik. Di sisi lain, Perdana Menteri Samoa mengatakan bahwa upaya China untuk dapat membentuk Pakta Pertahanan di Pasifik harus melewati pembahasan di forum regional. Pernyataan itu dilayangkan setelah penandatanganan Pakta Keamanan antara China dan Kepulauan Solomon yang menuai banyak kritik dari negara di Kepulauan Pasifik.

Pakta Keamanan yang dimaksudkan oleh China adalah bentuk proposal baru yang harus dicermati dan diteliti lebih dalam oleh mitra sebelum ditandatangani oleh para pemimpin negara. Kegagalan ini juga dipengaruhi oleh adanya desakan kepentingan antara China dengan AS dan sekutunya untuk memperluas pengaruh dan pencapaian kepentingan nasional di regional Pasifik yang sudah sangat dikenal sebagai kawasan yang vital dan strategis untuk kekayaan sumber daya alam dan juga pertumbuhan ekonomi. Padahal, China dalam usulannya berusaha untuk meyakinkan bahwa Pakta Pertahanan yang mereka usulkan akan berguna bagi peningkatan kekuatan militer di Pulau Pasifik karena berhubungan dengan keamanan siber dan perluasan hubungan politik dengan memfokuskan pemetaan pada daerah laut di Pasifik. Guna mendapatkan dukungan untuk membentuk Pakta Keamanan tersebut, China memberikan tawaran bantuan dengan hitungan jutaan dolar dan akses langsung ke pasar China dengan jumlah penduduk sejumlah 1.4 miliar orang.

Pakta Keamanan yang diusung oleh China adalah sebagai perpanjangan tangan untuk kepentingan di regional dan China telah berhasil menempatkan diri sebagai negara berkembang utama yang siap berdiri dan bahu-membahu dengan negara kecil dan negara menengah yang ada di Pulau Pasifik. Sesuai dengan nilai strategis dalam politik luar negeri China. Dimensi new security concept China dijelaskan bahwa pendekatan ini digunakan sebagai pendekatan baru yang digunakan oleh China dalam hubungan luar negeri sebagai antisipasi dalam perkembangan dunia yang multi-polar dan sebagai penjaga stabilitas kepentingan nasional China. Maksud dari new security concept yang dijalankan China adalah proyeksi sebagai negara mitra yang baik dalam hubungan luar negeri.

Selain itu, peaceful rise juga menggambarkan arah kebijakan luar negeri China dengan negara lain yang menekankan dukungan dari modal sektor ekonomi yang sangat mumpuni, teknologi yang maju, dan sumber daya manusia yang sangat berpengaruh. Sementara, engagement dan comprehensive establishment China dikenal dengan kekuatan strategis yang dimiliki China dalam peningkatan hubungan baik dengan banyak negara target di berbagai bidang, seperti diplomatik, militer, dan ekonomi. Salah satu kawasan yang sangat dibidik oleh China untuk meningkatkan kekuatan negaranya adalah Kepulauan Pasifik.

Kawasan Pasifik juga memperlihatkan terjadinya pergeseran pengaruh dan kekuatan dari barat ke timur dengan nilai strategis geopolitik yang ditekankan pada kehadiran negara kuat seperti AS, China, India, Jepang, Australia, dan beberapa negara ASEAN. Dalam konteks Pasifik, AS menilai bahwa militernya telah berperan menjaga stabilitas keamanan kawasan, sehingga AS lebih mengedepankan kekuatannya dalam bidang keamanan. Sementara itu, China lebih jauh memimpin dalam bidang ekonomi karena China secara praktis telah menggunakan proyek pembangunan infrastruktur dan proyek kereta cepat untuk memperkuat keberadaannya sebagai mitra bagi negara-negara di dunia.

Posisi China yang terlebih dahulu telah memimpin dalam bidang ekonomi di Pasifik menjadi tantangan bagi AS untuk membangun kemitraan yang lebih luas. Pembangunan ekonomi dan perdagangan telah menjadi perhatian utama negara-negara kawasan dibandingkan dengan bidang militer. Persaingan antara China dan AS di Pasifik berpusat pada isu politik, ekonomi, dan keamanan. Aspek teknologi dan pembangunan infrastruktur telah menjadi ciri yang dominan dari persaingan kedua negara untuk mendapatkan kekuasaan dan status di kawasan. Terkait hal ini, China mendapatkan kesempatan yang lebih besar dibandingkan AS. Di sisi lainnya, negara-negara ASEAN harus berada di antara kekuatan kedua negara yang bersaing. Dalam kondisi tersebut, tantangan yang dihadapi oleh negara-negara Pasifik adalah menciptakan pengelolaan persaingan antara kedua major powers untuk memastikan stabilitas kawasan, sehingga tidak tercipta polarisasi permusuhan di masa mendatang.

Australia dan AS berusaha untuk terus mendesak upaya China membentuk Pakta Pertahanan di Pasifik. Disadari atau tidak, ekspansi pengaruh kekuatan China terhadap dunia internasional adalah hal yang tidak dapat dihindari. China telah dikenal sebagai kekuatan baru dan pusat gravitasi dalam perpolitikan dunia. Hal ini juga yang harus diterima oleh AS. China terus menggunakan pendekatan rising powernya termasuk dalam upaya mengalahkan AS atas rivalitas yang terjadi antara keduanya. Tidak hanya memiliki ambisi yang sangat besar, China juga didukung oleh kekuatan ekonomi yang sangat stabil di mata AS dan dunia. Hal ini yang kemudian menjadikan strategi China untuk menjaga powernya tetap berhasil dan upaya AS dalam rebalancing kekuatan dengan China secara otomatis akan menjadi lebih sulit. Salah satu dari kesulitan yang dialami AS dengan adanya rising power yang dilakukan oleh China adalah dengan adanya sengketa teritorial maritim Laut China Selatan. AS jelas tampak dihadapkan pada pilihan yang sangat dilematis, antara harus mempertahankan kepentingan domestiknya atau terus meningkatkan upaya agar dipandang unggul dalam bidang kekuatan militer di kawasan.

 

 

Selasa, 12 Juli 2022

Pesan Antara Kantor Pos dan si Cantik Marzia

Marzia a.k.a Nada adalah anak yang sangat pengertian. Punya empati tinggi dan sangat baik hati. Perlakuannya untuk orang yang sedang sakit atau orang yang sedang menangis sangat menyentuh hati. Nada juga tipe anak yang sangat perasa dan lembut seperti bapaknya eh daddy nya maksudnya *cie petukel. Termasuk sosok tipe suka lawak. Orang-orang mengira kita selalu berwajah fierce luar dalam judes, padahal tidak. Kita adalah sosok perasa.

Suatu ketika, eh bukan suatu ketika. Setiap hari, ke manapun daddy nya pergi, Nada selalu minta ikut. Habis shubuh pas mau buang sampah, Nada minta ikut. Pas berangkat absen ke kantor, dia juga minta ikut, pas ke pasar juga dia minta ikut. Begitulah setiap hari, dia selalu minta ikut ke mana daddy nya bergerak pergi.

Hari ini, daddy nya tidak bisa menolak ketika Nada minta ikut ke kantor. Setelah negosiasi dalam waktu yang lama, akhirnya daddy nya menyerah. Oke, kali ini Nada boleh ikut. Kebetulan hari ini ada misi mengirimkan berkas MoU Ke Filipina. Baiklah, kantor pos adalah tujuan kita hari ini. Sementara dia mandi, saya ke kantor dulu untuk absen jempol dan menyiapkan berkas yang mau dikirim.

Ketika balik dari kantor, Nada sudah siap untuk berangkat dengan task has Australianya. Sudah lengkap di dalamnya 3 buah risol dan pempes sebagai senjata kalau Nada lapar dan buang air besar. Dia sudah merengek, ayo daddy kita pergi Nada sudah siap. Aku yang masih kepanasan mencoba mencari alasan agar dia mau menunggu sebentar sambil menunggu gocar tiba. Sebenarnya mau naik motor, tapi bawa anak kesayangan ini tidak boleh kena panas. Hahaha

 

Tiba di kantor pos,

Daddy, kenapa kita kesini? Kan ke kantor daddy.

Iya nak, kita ke sini dulu ya. Nanti kita ke kantor daddy.

Oiya, sambil memegang tangan erat karena takut dengan kerumunan orang banyak.

 

Tak lama berselang, dia duduk manis sambil membuka tasnya dan mengambil satu risol.

Nada lapar daddy.

Iya nak, makanlah. Nanti habis dari sini kita beli makan ya.

 

Antrian tujuh belas, silahkan menuju counter 3. Terima kasih.

Nak, ayo. Sekarang giliran kita ke depan.

Tunggu daddy, Nada masih mau makan risol lagi.

Nanti ya nak, kita ke depan dulu. Kami bangun mendekati petugas sambil menenteng dokumen yang akan dikirimkan ke Filipina.

 

Nada turun ya nak, daddy mau isi ini dulu, sambil nunjukkin ke formulir pengiriman dokumen.

Nggak mau, gendong aja.

Berat nak, Nada udah besar, turun aja ya.

Nggak mau, gendong aja.

 

Oke, gendong dan tangan kanan main juga menyelesaikan semuanya.

“Namanya siapa dek?” Tanya petugas.

Nada diam aja.

“Namanya siapa ya Pak?” Tanya petugas.

Nada, kak.

Nada? Nada berirama dong ya berarti?

Hehehe, apa sih Mbaknya. Gak tau apa kalau saya kepanasan.

Tau kan di kantor pos itu tidak ada kipas angin. Kipas angin hanya untuk petugas saja dan itu pun sangat kecil, dengan panasnya kota Pontianak yang aduhai hots.

Selesai, bye kantor pos. Terima kasih kantor pos, untuk nada beriramanya. Wkwkwkwk

 

Kita cari makan ya nak, sambil jalan menyusuri trotoar melewati kantor Oppo, roti boy, dan sampailah di tempat makan Ayam Bakar Wong Solo.

Oke daddy. Kita makan apa daddy?

Nada mau pesan apa?

Nasi goreng ya daddy, nasi uduk juga. Jus jeruk sama es teh.

Wow, banyak ya nak pesanan Nada

*dalam hati, kamu nggak sedang ngerjain daddy kan nak?

 

Petugas datang mengantarkan pesanan.

Terpampang di atas nampan ada jus jeruk, nasi goreng, es teh, dan paket nasi ayam penyet.

Nada adalah tipe anak yang perfeksionis, persis kayak daddy nya. Dia udah hafal tempat dan posisi makanan dan minuman ketika pelayan meletakkan di atas meja.

Aku ambil gelas es tehnya dan menyeruputnya. Dingin kayak di kutub utara setelah melewati panas seperti di padang pasir tadi di kantor pos, wkwkwkwk. Kemudian aku letakkan di atas meja dan tidak di tempat semula.

Nada protes. Daddy, gelasnya bukan di situ tempatnya. Itu di sini, dia ambil gelasnya sambil memindahkan ke tempat semula. Tempat di mana pelayanan pertama tadi meletakkan gelas tersebut. Oke nak, baiklah.

Aku coba minta jus jeruknya.

Nada protes. Itu punya aku daddy. Punya daddy itu, sambil nunjuk ke arah gelas es teh. Belum lagi dia protes karena nasi gorengnya ada bawangnya, ada telur dadarnya, ada warna hitamnya. Meski kecil, dia nggak suka.

 

Begitulah Nada setiap hari. Dengan segala keperfeksionisannya yang sering membuat daddy dan mommy nya geleng-geleng kepala.

Dua orang perfeksionis sedang menikmati makan siang dan beradu argumen satu sama lain. Si bapak maunya begini, si anak maunya begini. Sampe malu karena dilihatin petugas warung makan bapak dan anak sedang cek cok wkwkwkwk. Maafkan kami ya petugas, kami tidak sedang cek cok. Kami sedang saling transfer cinta. Eaaa eaaa eaaaa.

Ada banyak lelah perjalanan membesarkan anak, terutama untuk seorang ibu. Mulai dari hamil selama Sembilan bulan, melahirkan, menyusui, dan membesarkan anak tapi itu semua hilang ketika anak mulai bisa menjadi sumber bahagia. Tawanya, senyumnya, ngambeknya adalah penghilang lelah. Orang tua sudah pasti rela berbuat apapun demi anak-anaknya, asal anak bahagia. Semua orang tua pun pasti akan menghilangkan sisi keperfeksionisannya demi mengganti kata tidak menjadi kata iya untuk memenuhi keinginan anak. Semangat Ibuk dan Bapak muda yang sedang berjuang untuk membesarkan anak-anaknya. Kalian tidak sendirian wkwkwkwk.

Itulah alasan kenapa aku selalu jatuh cinta dengan surat Luqman ayat 14-15.

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."

"Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beri tahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."

Ini adalah surat yang paling favorit di hidup saya. Setelah perjalanan panjang dan tahu bahwa bakti kepada kedua orang tua tidak akan pernah dapat dibayar dengan apapun. Surat ini juga adalah surat yang sering saya baca kalau saya diminta bapak mertua menjadi imam di rumah. Kalau hati saya kuat, pasti saya baca surat ini. Kalau hati saya sedang tidak kuat, saya tidak akan baca surat ini. Gampang sekali menangis kalau sudah mendengar lantunan dua ayat ini. Alfatihah untuk almarhum bapak dan ibuk yang sudah mendahului kami.  Yaa Allah sehatkan mamak dan bapak mertua, hadiahkan sehat dan panjang umur untuk keduanya dan juga istri dan semua orang-orang terkasih, aamiin.

*Kalau ada imam membaca surat Luqman ayat 14-15 dan di rakaat kedua membaca surat Al-Isra’ ayat 78-79, pasti ada makmum yang merembes dan berlinang air mata di belakang.

While, selama kami pergi semoga ibuk Mentari bisa me time ya, duduk manis tanpa sengatan cinta ambekan dari Nada tersayang. Sehat sehat mommy, kata Nada.

Terima kasih ya nak, untuk cinta hari ini, kemarin, dan yang sudah-sudah. Semoga Nada selalu disayang sama Allah. Love you gadis kecil kesayangan kami.

Sekian kisah dating kami hari ini. Sampai jumpa di kisah kami berikutnya.

 

 

 


Senin, 11 Juli 2022

Perspektif Baru Politik Luar Negeri China

Seiring peran dan pengaruh China terhadap banyak negara di dunia semakin berkembang, dipandang perlu untuk memahami bagaimana perspektif China terhadap hubungan luar negerinya dengan negara lain dalam konstelasi politik global. Seperti investigasi Tony Tai-Ting Liu memproyeksikan diplomasi publik yang digambarkan oleh China adalah dengan memanfaatkan kisah yang baik dalam perjalanan politik China dan konsep ‘China Dream’ yang digunakan untuk mengatasi isu terkait penyebaran ‘teori ancaman China’ juga sebagai upaya meningkatkan citra China. Pada bagian lain juga dijelaskan mengenai kontribusi dari adanya Institut Konfusius dan Kebudayaan China serta unit yang berhubungan langsung dengan upaya diplomasi publik yang dilakukan oleh China. Hasil dari diplomasi publik yang dilakukan oleh China adalah sebagai usaha untuk menjauhkan diri dari bayangan terhadap negara-negara di dunia atas kenyataan status China yang dianggap sebagai ancaman. Lebih dari itu, China berusaha hadir sebagai negara yang ramah dan cinta damai.

Contoh dari proyek yang digunakan China untuk memengaruhi opini publik mancanegara adalah proyek kereta cepat. Agenda ini tidak hanya menggambarkan keuntungan yang diperoleh China dari sisi ekonomi, tetapi juga bertujuan untuk membentuk kembali tatanan politik dunia yang berpihak pada China. Belt dan Road Initiative serta kereta cepat buatan China adalah agenda yang diluncurkan Pemerintah China untuk menguatkan posisi China sebagai aliansi bagi negara-negara di dunia melalui konstruksi dalam bidang infrastruktur.

Kedua proyek besar tersebut juga dapat dipergunakan untuk membendung tekanan negara-negara di dunia khususnya sebagai penghubung kepentingan China terhadap negara-negara di Asia, mengubah dinamika kekuatan regional, menimbulkan kekuatan kontra hegemoni yang melawan sistem liberal Barat. Hingga akhirnya, kedua proyek tersebut mampu mendirikan lembaga internasional baru yang sesuai dengan kepentingan ekonomi dan politik China. Bagi tatanan global, keberhasilan China dapat memberikan potensi dukungan untuk kerangka kerja sama global baru dimana keterlibatan China bisa membendung elit yang ada atau juga memungkinkan adanya perubahan.

Bagi perkembangan kerangka diplomasi, China juga terlibat aktif dalam meningkatkan hubungan baik terhadap Afrika. Hal itu terlihat dari kiprahnya untuk memanfaatkan forum diplomasi regional seperti Forum on China and Africa Cooperation (FOCAC). Forum diplomasi tersebut dipergunakan China sebagai sarana untuk menyosialisasikan pemahaman mengenai persepsi yang sama dalam bidang keamanan kepada para pemimpin negara di Afrika. Melalui forum FOCAC, China juga dipandang berhasil membuat narasi persetujuan terkait Sino-African. Secara khusus, hal tersebut dianggap sebagai pengulangan yang dilakukan oleh China agar di antara negara-negara berkembang saling mendukung satu sama lain dalam menciptakan kemakmuran bersama. China berhasil membawa para pemimpin Afrika menuju sebuah dialog yang dalam prosesnya sangat memungkinkan China untuk lebih lanjut dapat membantu pembangunan di Afrika dan memainkan peran penting dalam perdamaian dan keamanan di Afrika.

Berikutnya terkait hubungan China dan Jepang yang berdampak terhadap hubungan China dengan beberapa negara di Asia termasuk Indonesia. Setidaknya ada dua hal penting yang menjadi sorotan hubungan luar negeri China dan Jepang yang berdampak terhadap negara di Asia. Pertama, keseimbangan kekuasaan yang dimiliki oleh China dan Jepang serta dampak yang dimainkan oleh lingkungan eksternal. Adanya ketidakpercayaan antara kedua negara dalam masalah keamanan dan militer yang bersumber dari faktor sejarah di masa lalu. Di samping itu, terjadi peningkatan kerja sama dalam bidang sosial dan ekonomi yang disoroti sebagai upaya menuju hubungan yang lebih harmonis di masa depan. Kerja sama dianggap sebagai titik terang yang dapat menyebabkan hubungan China dan Jepang menjadi lebih baik. Tetapi, sengketa teritorial di kawasan Asia Tenggara, Taiwan, serta ketidakpastian yang melekat dalam politik luar negeri Amerika juga berpotensi menjadikan hubungan kedua negara menjadi renggang.

Interaksi bilateral yang sedang terjadi antara China dan Jepang menunjukkan bukti bahwa dalam jangka pendek, China dan Jepang kemungkinan akan melanjutkan keterlibatan kerja sama ekonomi dan proses perimbangan kekuatan militer. Namun, dalam jangka panjang, China lebih siap untuk memiliki keunggulan kekuatan daripada Jepang. China dinilai tumbuh berkembang lebih cepat dalam bidang ekonomi, militer dan juga didukung faktor demografis. Apalagi jika Amerika menarik keterlibatan aktif di Timur Asia, kemungkinan besar China akan menjadi pemain paling dominan terutama dalam bidang militer.

Akan tetapi, ada dua permasalahan yang dapat mempengaruhi dan menghambat kerja sama bilateral dalam bidang ekonomi antar kedua negara. Pertama yakni defisit perdagangan dan kedua adalah dinamika politik yang berperan dalam proyek ekonomi multilateral. Meski perdagangan bilateral tetap kuat, dinamika politik yang kompleks dan kompetitif dapat menjadi penghambat utama keharmonisan kedua negara. China dan Jepang tentu memang menjadi bagian dari negara terkemuka yang berpartisipasi di sejumlah organisasi regional, seperti APEC, ASEAN+3, dan ASEAN Regional Forum. Namun, negara-negara yang menjadi bagian dari mitra kerja sama masing-masing negara patut mendapat perhatian lebih karena dapat menghambat hubungan antar kedua negara yang didasarkan pada proyeksi kepentingan politik.

Bagi China, akan semakin mudah melakukan ekspansi hubungan luar negeri dengan negara-negara di Asia. Hal itu dipengaruhi oleh kemampuan China dalam image building sebagai negara yang memiliki kekuatan untuk rising power dengan menerapkan new security concept dalam menjalin hubungan dengan negara lain. Maksud dari new security concept yang digunakan China adalah untuk memproyeksikan diri tidak hanya sebagai tetangga yang baik bagi negara lain, tetapi juga sebagai mitra yang baik1. Selain rising power, julukan yang melekat pada China sebagai Peaceful Rise juga menggambarkan situasi dan pengaruh yang dibawa oleh China dalam kerangka hubungan luar negerinya dengan negara-negara di dunia. China dijelaskan mampu mendekati negara lain yang didukung dengan modal dari sektor ekonomi yang sangat besar, teknologi yang begitu maju, dan sumber daya manusia yang sangat berpengaruh. China juga dikenal sebagai negara memiliki kekuatan engagement sebagai interaksi strategis untuk mempengaruhi perilaku politik suatu negara melalui comprehensive establishment dan peningkatan kontak hubungan dengan negara-negara target di berbagai bidang seperti diplomatik, militer, dan ekonomi yang dilakukan China terdapat Amerika Latin, Afrika, dan negara-negara Asia2.  

 

Daftar Pustaka

Alunaza, Hardi. et al. (2018). The Strategic Cooperation between Indonesia and China Under Jokowi’s Foreign Policy towards Global Maritime Diplomacy. Jurnal Hubungan Internasional Indonesia, 1 (1), pp. 1-18

Musfiroh & Alunaza, H. (2020). Strategi Engagement China terhadap New Zealand dan Australia Melalui Kerja Sama Bantuan Trilateral di Asia Pasifik. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 16 (2), pp. 195-209.

 

 

 

 

 

Ujian Tiap Manusia Berbeda

 

Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang selalu dalam keadaan baik-baik saja. Setiap orang yang masih bernafas, mereka hidup dan berjuang dengan ujian mereka masing-masing.

Mungkin ada banyak beban di kepala yang ingin kita musnahkan. Tentang penat dan lelah yang terus bersarang. Sementara dunia kerap kali gagal menghancurkan. Kita adalah manusia, merasakan semua itu adalah biasa. Berbahagialah untuk setiap perjuangan hidup yang masih berlanjut. Bismilahkan agar bisa menjadi alhamdulilaah.  

Aku, kamu, dan semua orang di luar sana pun sejatinya sedang berjuang untuk menyelesaikan semua masalah kehidupan yang hinggap. Kita boleh lelah, tapi jangan menyerah. Dunia ini memang tempat untuk berlelah-lelah. Mungkin beban kita lebih berat daripada orang lain, itu pun karena Allah memandang kita sanggup untuk menyelesaikannya. Kamu boleh sedih, tapi jangan berlarut. Dunia harus terus berlanjut, bagaimana pun proses dan sakitnya.

Pernah aku baca sebuah tulisan, begini bunyinya.

Jika ingin hidup bahagia, ikatlah harapan pada tujuan. Jangan ikat pada orang atau benda. Alasannya mungkin adalah karena orang yang menjadi tempat kita berharap sering kali memberikan sakit yang lebih dan susah untuk sembuh. Ali Bin Abi Thalib pun sepertinya pernah mengingatkan untuk tidak berharap kepada manusia. Sebab manusia adalah sumber kecewa dan sedih tak terperi yang sudah kering apalagi disembuhkan.

Tapi, di antara semua sedih, masalah, beban, dan apapun yang sedang kamu hadapi saat ini, adukan semuanya pada Allah.

Sebab dunia adalah tempat untuk berlelah-lelah, sampai Tuhan berkata, sudah waktunya pulang. Begitu bukan?

 Tulisan bersambung kemudian.  

Rabu, 06 Juli 2022

Sampai di Angka Empat, Happy Anniversary Sayang

 Alhamdulilaaah, kita sampai juga di fase ini. Empat tahun pernikahan!

Kala rindu datang menjelma, kebersamaan kita adalah angan yang malaikat aminkan.

Kamu adalah keistimewaan yang semesta berikan di saat aku merasa amat sangat kesepian.

Untuk segenap cinta yang selalu berusaha kita jaga bersama, semoga bahagia selamanya.

Pernah kadang rindu ingin berubah jadi abu, namun kau selalu bisa mengubah segalanya.

Mencintaimu adalah kegilaanku yang paling waras, semoga kau selalu ada sayang.

Agar hatiku selalu damai dalam balutan hangat asmaramu.

Meski kita tahu bahwa di dunia ini tidak akan pernah ada yang sempurna,

Namun mencintaimu adalah usaha untuk membuat segalanya lebih baik.

 

Merindulah dengan besar dan hebat, hingga tua nanti.

Agar kita punya waktu yang lebih banyak untuk saling merekatkan pelukan.

Sebelum tanganmu mencium punggung tanganku ketika aku berangkat kerja,

Sebaris puisi kupanjatkan.

Semoga cinta selalu merengkuhmu dalam dekapan cahaya dengan setia.

Sebab cinta kita adalah mula dari segala bahagia yang berada

Kita pula adalah rindu yang dibekukan waktu,

Lalu malam menjadi puisi hangat untuk menghilangkan segala pilu yang menggigil sendu.

Jangan khawatir sayang, sajakku masih akan terus ada dan dijaga baik oleh semesta

Terlindungi oleh payung senja mendiami tiap koridor hatimu baikmu.

 

Meski doaku sering melantur, tapi namamu takkan pernah luntur.

Kita adalah semesta, aku pengagum malam dengan cahaya purnama

Kau adalah cahaya mentari pagi yang menyelamatkan, menghangatkan.

Kau adalah kata yang selalu dapat membuatku hidup.

 

Aku ingin terus mencintaimu

Lebih banyak dari debar

Lebih besar dari sabar

Lebih lama dari jarak waktu dan dunia

Selamanya.

 

Selamat empat tahun pernikahan sayang.

Sehat, bahagia, sabar, ikhlas, dan ridha terus ya.

Aku mencintaimu!

07/07/2018 – 07/07/2022

Rabu, 29 Juni 2022

Apakah China akan Merebut Taiwan Secara Paksa?

 

Pasca berakhirnya Perang Sipil China di tahun 1949, kini tercipta dua entitas politik yang berbeda kepentingan di wilayah China. Entitas pertama muncul dari Partai Komunis China yang dikenal menguasai daratan utama, sedangkan entitas yang kedua lahir dari Partai Kuomintang yang berada di wilayah selatan atau yang dikenal dengan nama Taiwan. Kedua belah entitas politik ini kini melahirkan babak baru terkait sengketa kedaulatan. Melalui kebijakan satu daratan China, kedua entitas berbeda ini terus terlibat dalam kompetisi guna melawan satu sama lain sebagai upaya agar mendapatkan dukungan dan pengakuan dari negara lain. Tujuannya adalah agar masing-masing mendapatkan pengakuan sebagai pemerintahan yang sah untuk menguasai wilayah kedaulatan masing-masing.

Kompetisi antara kedua entitas ini berasal dari keinginan China untuk menggeser Taiwan dari sistem perpolitikan internasional. Sampai dalam lima dekade terakhir, China dan Taiwan masih berada dalam tensi politik yang memanas. Tensi kedua negara ini dikenal dengan sebutan enduring rivalry yang dinilai akan mengarah kepada hubungan yang berlarut-larut dan konfrontasi yang akan terus berulang. Diketahui, sejak pemilihan Presiden Taiwan di tahun 1996, China aktif melakukan konfrontasi terhadap Taiwan melalui berbagai tindakan ancaman, kecaman, hingga tes misil.

China hingga kini masih kokoh pada pendiriannya bahwa Taiwan secara administratif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah daratan China. Padahal keduanya memiliki ikatan sejarah, budaya, bahasa yang sangat dikenal oleh dunia internasional. Akan tetapi, Taiwan terus menolak justifikasi One China Policy. Taiwan tetap percaya bahwa negara tersebut berdiri sebagai negara yang berdaulat dan juga bukan bagian dari One China, Two Systems. Akibat dari pandangan berbeda ini, hubungan antara keduanya hanya terjadi pada skala terbatas yakni dalam sektor perdagangan. Volume perdagangan antara China dan Taiwan mencapai angka USD 198 miliar di tahun 2014. Angka ini menempatkan Beijing sebagai mitra dagang utama bagi Taipei.

PBB pada tahun 1971 hanya mengakui China dan tidak mengakui kedaulatan Taiwan. Akibat dari kebijakan One China Policy, banyak negara di dunia yang memilih menjalin satu hubungan diplomatik yakni antara Beijing dan Taipei. Namun Taiwan gencar melakukan diplomasi untuk mendapatkan pengakuan secara internasional oleh negara lain. Di sisi lain, China sering kali mengecam aksi Taiwan dan berusaha menghentikan segala bentuk kemerdekaan Taiwan.

Meskipun tidak mendapatkan pengakuan internasional, Taiwan tidak serta merta menyerah. Hal tersebut dibuktikan bahwa Taiwan mampu memenuhi lima standar negara berdaulat berdasarkan Konvensi Montevideo 1993, yakni berpenduduk tetap, memiliki wilayah, terdapat pemerintahan, adanya kapasitas untuk menjalin hubungan dengan negara lain, dan pengakuan dari negara lain. Bagi Taiwan, poin terakhir adalah berhubungan dengan legitimasi, hak, kekebalan diplomatik, serta persamaan kedudukan dalam institusi internasional. Akan tetapi, dari perspektif China, terus berusaha mempertahankan wilayah Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatan China dengan berbagai aksi serius. Seperti menyediakan misil yang mengarah kepada Taiwan dan mengecam dukungan Taiwan atas demonstrasi Hong Kong pada tahun 2019.

Taiwan menggunakan pendekatan dalam bentuk infrastruktur kecil dan menengah ketika menjamin hubungan diplomatik dengan negara lain. Sementara China lebih menggunakan pembangunan dan modernisasi infrastruktur masif. Kebijakan lain yang digunakan Taiwan adalah dengan berfokus pada isu lingkungan hidup dan perlindungan bumi dengan menerapkan metode smart agriculture dalam kerangka Taiwan International Cooperation and Development Fund. Sementara China menggunakan kebijakan Belt Road Initiative yang berhubungan dengan pembangunan masif dan investasi hijau yang dinilai oleh dunia internasional cukup jauh berbeda dengan kebijakan Taiwan. Investasi hijau yang digagas oleh China lebih mengedepankan ekonomi hijau dan pembangunan dalam sektor industri yang ramah lingkungan. Investasi hijau yang digagas oleh China memiliki tujuan untuk mencapai kondisi ramah lingkungan yang sejalan dengan Agenda Paris dan agenda PBB tahun 2020 terkait pembangunan yang berkelanjutan.

Kebijakan lain yang diterapkan oleh China adalah prioritas kegiatan finansial dan perdagangan yang berbeda dengan Taiwan yang lebih sedikit. Sehingga dengan pendekatan tersebut, China ditempatkan sebagai mitra dagang krusial bagi banyak negara di dunia. China juga mementingkan pendekatan diplomasi dalam bidang pendidikan. Sedangkan Taiwan kurang memberikan prioritas dalam bidang diplomasi melalui pendidikan. Taiwan dinilai lebih fokus kepada penyebaran nilai budaya melalui penghormatan terhadap HAM dan demokrasi yang dikenal sebagai identitas kuat Taiwan. Taiwan sering kali menggunakan pendekatan government to person atau yang dikenal dengan pendekatan pemerintah kepada masyarakat. Sedangkan China lebih memilih untuk menggunakan pendekatan person to person dan business to business.

Setelah memperhatikan pendekatan dan kebijakan yang digunakan oleh Taiwan, apakah China akan menggunakan tindakan militer untuk dapat menguasai wilayah Taiwan? Mengingat Presiden China Xi Jinping kerap memberikan lampu merah akan merebut wilayah tersebut secara paksa. Setidaknya ada empat skenario yang bisa dilakukan oleh China. Pertama, melakukan aneksasi terhadap Pulau Kitmen dan Matsu yang terletak hanya 10 km dari lepas pantai daratan. China juga dapat membidik kepentingan Taiwan di Laut China Selatan. Kedua, China dapat memberlakukan karantina bea cukai yang dipandang penting sebagai upaya untuk memaksa Taiwan menerima kehilangan kendali. Ketiga, China juga dapat melakukan blokade penuh terhadap Selat Taiwan. Terakhir, China dapat menggunakan kekuatan mereka yang dipandang superior di udara untuk menyerang Taiwan agar tunduk terhadap kepentingan China.   

 

Selasa, 19 April 2022

Konflik Rusia dan Ukraina Perspektif Geopolitik

 Apa yang menjadi kekhawatiran dunia internasional kini terjadi. Setelah mengalami pergolakan panjang, Rusia akhirnya melakukan serangan militer terhadap Ukraina. Setelah sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy memberikan tanda-tanda serangan militer. Pada pernyataannya, Presiden Ukraina meminta kepada seluruh warga untuk menyanyikan lagu kebangsaan dan mengibarkan bendera pada Rabu 16 Februari 2022. Pasca kejadian tersebut, mulai 24 Februari 2022 Rusia akhirnya mengerahkan bala tentara mereka untuk menyerang sejumlah kota di Ukraina. Serangan senjata militer Rusia seperti membumi hanguskan sejumlah kekuatan militer milik Ukraina.

Seperti diketahui bahwa Vladimir Putin sudah berulang kali melakukan klaim bahwa Rusia dan Ukraina adalah merupakan satu wilayah. Bagi Rusia, wilayah yang saat ini dikenal sebagai Ukraina adalah bagian dari negaranya termasuk Belarusia yang dipahami Putin sebagai sebuah peradaban yang tidak terpisahkan. Sementara, Ukraina menolak klaim tersebut dan menyatakan bahwa Ukraina mengalami dua proses revolusi pada tahun 2005 dan tahun 2014. Dari kedua revolusi ini, keduanya menolak supremasi Rusia. Ukraina, justru mencari cara dan jalan lain agar dapat bergabung ke dalam Uni Eropa dan NATO atau yang dikenal luas sebagai Pakta Pertahanan Atlantik Utara. Putin tidak setuju dengan usaha Ukraina untuk bergabung dengan NATO. Mengingat bahwa NATO merupakan aliansi pertahanan keamanan yang sudah berhasil didirikan karena adanya pergolakan dan persaingan Blok Barat dengan Uni Soviet dan sekutunya setelah berakhirnya perang dunia kedua. Jika Ukraina bergabung ke dalam keanggotaan NATO, maka akan terjadi pergolakan kepentingan yang semakin panjang.

Konflik antara kedua negara ini sudah dikenal dan terjadi pada tahun 2014. Pada saat itu, Ukraina berhasil menjatuhkan kepemimpinan sosok presiden yang pro terhadap Rusia yakni Viktor Yanukovych. Berakhirnya Viktor menjadi penyebab konflik karena membagi Ukraina menjadi dua golongan antara yang pro Uni Eropa dan pendukung Rusia. Pada saat kekosongan kepemimpinan, Putin berusaha melakukan klaim atas wilayah Krimea dan mendukung penuh pemberontakan dari kaum separatis. Oleh banyak pengamat politik internasional, campur tangan Rusia atas wilayah Krimea ini didasarkan karena alasan kepentingan politik dan ekonomi. Mengingat bahwa Krimea memiliki letak yang cukup strategis dan dapat dimanfaatkan oleh Rusia sebagai alat untuk memperkuat hegemoni di kawasan Timur Tengah dan Eropa Timur. Konflik yang sudah terjadi sejak tahun 2014 ini seketika berubah menjadi perang panas yang juga oleh banyak kalangan disebut sebagai perang dunia ketiga.

Ketika konflik terjadi di tahun 2014, Ukraina dinilai lemah dari sisi pertahanan keamanan, sementara Rusia memiliki persenjataan yang lebih memadai. Namun, dalam invasi yang terjadi saat ini Ukraina dinilai jauh lebih siap dan kuat secara militer dengan dilengkapi ribuan relawan yang siap untuk mengusir separatis yang datang. Ukraina juga sudah membeli persenjataan canggih dari Barat dan Turki termasuk didalamnya ada Rudal Javelin yang terbukti dapat menghancurkan dan mematikan tank dari kelompok separatis. Termasuk adanya Drone Bayraktar yang terkenal sangat berpengaruh dalam perang yang terjadi antara Armenia dan Azerbaijan tahun lalu.

Terlepas dari permasalahan kekuatan militer, sebenarnya ada dimensi politik dan ekonomi yang menjadikan konflik ini semakin memanas. Hal ini terlihat dari usaha Putin yang berusaha mati-matian mengajak Ukraina untuk bergabung menjadi bagian dari Blok Perdagangan Bebas atau yang dikenal dengan Uni Ekonomi Eurasia yang sangat didominasi penuh oleh Pemerintahan Rusia. Adapun hal yang menjadi perhatian dalam Uni Ekonomi Eurasia adalah menyatukan beberapa negara bekas Republik Soviet yang secara luas dikenal sebagai langkah untuk menghidupkan kembali Uni Soviet.

Ukraina terkenal dengan hasil industri dan pertanian dan populasi sekitar 43 juta, Rusia berharap penuh bahwa Ukraina akan memenuhi permintaan untuk bergabung dalam keanggotaan tersebut. Akan tetapi, Ukraina justru menolak untuk bergabung menjadi bagian Uni Ekonomi Eurasia tersebut. Hal ini yang diyakini oleh dunia internasional sebagai penyebab dan pemicu konflik antara Rusia dan Ukraina yang berakhir dengan adanya invasi. Meskipun sebelumnya ekonomi Ukraina pernah tenggelam pasca pemutusan hubungan dengan Rusia sebagai mitra terbesarnya. Namun, beberapa tahun pasca konflik di tahun 2014, ekonomi Ukraina kian meningkat dan meroket yang kembali dipandang sebagai penyebab konflik ini muncul kembali ke permukaan di tahun ini.

Mengingat Rusia adalah negara dengan jumlah aliansi yang sangat diperhitungkan dalam konstelasi perpolitikan global karena aliansi strategisnya dengan BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Hal ini dapat menjadi pijakan terkait perimbangan kekuatan baru dalam tatanan politik dan perekonomian global juga regional. Terkait krisis yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, ada hal-hal yang menjadi perhatian untuk dapat dicermati bersama.

Terkait perpecahan suara dalam memandang perhormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah dari suatu negara pada negara-negara anggota PBB. Poin pertama ini memperlihatkan bahwa konsep kedaulatan yang diakui selama ini adalah tetap bergantung kepada perspektif kekuatan yang berkuasa dan dapat memutuskan hal tersebut secara sepihak. Permasalahan penyelesaian krisis yang diakui di dalam piagam PBB masih cenderung bias dan memihak. Beberapa bahkan banyak negara belum menyampaikan sikap dan posisi perpolitikan nasionalnya sehingga terkesan adanya dilema prioritas dalam kerangka hubungan bilateral dengan major powers yang terlibat dalam krisis antara Rusia dan Ukraina.

Hal lain yang menjadi perhatian adalah terkait permasalahan keamanan dan perdamaian dunia. Seperti krisis dan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina ini terlalu didominasi oleh negara besar yang bersikap tidak demokratis dan mengancam perdamaian dunia. Padahal kalau dilihat kembali, masing-masing negara tahu bagaimana prinsip perdamaian dunia yang terdapat di dalam piagam PBB. Termasuk peran yang diberikan negara berkembang hanya akan dinilai sebatas pemain figuran bukan aktor utama atau pemain kunci dalam menentukan sikap politik secara independen. Apalagi seperti Indonesia yang saat ini menjabat sebagai presidensi G20 yang sudah seharusnya Jokowi menentukan sikap politik atas konflik antara Rusia dan Ukraina.

Serta, resolusi dari PBB dapat digunakan bukan sebagai solusi, melainkan sebagai propaganda dari major powers untuk memudahkan tindakan pemerasan politik dan juga ancaman terhadap kepentingan ekonomi untuk kiranya dapat menekan negara anggota PBB menyetujui solusi apa yang ditawarkan oleh major powers. Dalam artian yang lebih luas, sebenarnya terdapat kecenderungan dari major powers untuk berusaha menjadi terlihat dominan di antara yang lain agar dapat melakukan dikte aturan yang mereka buat terhadap negara lain dan mengatur segalanya dalam tatanan perpolitikan global. Semua hal yang disebutkan di atas merujuk kepada konsep geopolitik yang menjelaskan hubungan antara faktor geografi, strategi, dan perpolitikan negara-negara di dunia. Konsep ini juga menjelaskan bahwa permasalahan strategis dalam pertarungan kekuatan antara negara dalam struktur sistem internasional.

 

 

 

 

 

 

 

Menilik Diplomasi Ekonomi Indonesia Terhadap Rusia dan Ukraina

Perubahan politik dunia memaksa banyak negara untuk memperhatikan hubungan diplomatik dengan negara lain. Terlebih lagi hubungan diplomatik ini berhubungan dengan pembangunan ekonomi nasional dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Salah satunya adalah Indonesia. Sebagai negara berkembang dan negara dengan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia dipandang sebagai salah satu pemain besar dalam relasi ekonomi global dan juga diprediksi akan hadir sebagai kekuatan besar dunia sejajar dengan China, Jepang, Korea Selatan, India, dan Australia. Seiring dengan semakin kompleksnya kerja sama ekonomi, negara Indonesia sebagai negara berkembang dituntut untuk bisa meningkatkan kapabilitas dalam lingkup nasional dalam menangani ekonomi eksternal (Killian, 2012).

Dalam Forum Konsultasi Bilateral Indonesia – Rusia keempat yang diselenggarakan oleh Kemlu Indonesia pada tanggal 3 Maret 2021, kedua negara Indonesia –Rusia sepakat untuk menghilangkan hambatan perdagangan guna mencapai target volume perdagangan yang diharapkan yakni sebesar 5 miliar dolar AS atau sekitar 71,67 triliun. Indonesia juga menekankan pentingnya kemitraan strategis yang lebih berorientasi pada action oriented dalam memperkuat diplomasi ekonomi dan refocusing aktivitas kerja sama dalam mempererat hubungan kedua negara terutama yang berhubungan dengan pemulihan sektor ekonomi yang sempat terburuk akibat pandemi covid-19 (Rahma, 2021).

Bagi Rusia, Indonesia dianggap sebagai mitra yang sangat strategis di Asia Tenggara dan juga Asia Pasifik. Sebab Indonesia dipandang sebagai salah satu negara mendominasi di Asia Tenggara dan negara-negara dunia Islam. Terlebih lagi Indonesia saat ini sebagai nahkoda dalam presidensi G20. Indonesia juga membukukan surplus perdagangan yang sangat berpengaruh besar bagi Rusia. Di saat yang bersamaan, Rusia juga sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk memiliki zona perdagangan bebas di antara negara anggota Uni Eurasia. Rusia adalah satu negara yang berpengaruh di dalamnya. Pada tahun 2019, ada juga nota kesepahaman yang sudah ditandatangani antara Komisi Ekonomi Eurasia dan Indonesia. Tidak hanya Rusia, terdapat empat negara lain yang menjadi peserta Uni Eurasia. Rusia berharap tidak hanya terdapat perjanjian perdagangan bebas antara Rusia dan Indonesia, tetapi juga antara Uni Ekonomi Eurasia dengan Pemerintah Indonesia.

Sementara dengan Ukraina, invasi yang terjadi dan dilancarkan oleh Rusia juga memberikan pengaruh terhadap aktivitas perdagangan Indonesia –Ukraina. Pengaruh dari invasi yang terjadi di Eropa tidak hanya berpengaruh terhadap kawasan Eropa saja, tetapi juga dirasakan oleh kawasan lain. Indonesia terdampak dalam konteks aliran perdagangan. Seperti diketahui bahwa Indonesia dan Ukraina memiliki rekam jejak hubungan diplomasi ekonomi. Tercatat pada tahun 2020, total kegiatan ekspor dari Indonesia ke Ukraina adalah sebesar 3,2 triliun. Di sisi lain, total kegiatan ekspor dari Ukraina ke Indonesia adalah sebesar 10.5 triliun. Terlihat bahwa Indonesia tergantung dari komoditas ekspor dari Ukraina, begitu juga sebaliknya.  

Lima komoditas utama yang diekspor dari Indonesia ke Ukraina adalah lemak dan minyak hewani, kertas dan kertas karton, alas kaki, karet, dan tembakau. Masing-masing angka ekspor berkisar di 179, 8,307, 4,873, 4,280, dan 4,185 juta dolar AS. Sedangkan lima komoditas ekspor dari Ukraina ke Indonesia adalah sereal, besi dan baja, gula, produk industri penggilingan, dan produk optik. Masing-masing berkisar di 546, 162, 9,620, 5,493, dan 1,840 juta dolar AS. Kerja sama Indonesia dan Ukraina juga dipastikan tidak terganggu dengan adanya ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Pejabat Fungsi Pensosbud Kedutaan Besar Indonesia di Ukraina. Bahkan Indonesia dan Ukraina akan terus berupaya untuk merayakan kerja sama bilateral kedua negara yang sudah terjalin sejak lama (Ahmad, 2022).

Bagi Indonesia, Rusia dan Ukraina bisa disebut sebagai mitra dagang dan investasi. Meski tertinggal jauh dari neraca perdagangan dengan negara-negara di Asia Tenggara, kemitraan Rusia dan Ukraina bagi aktivitas perdagangan dan diplomasi ekonomi tergolong ke dalam mitra strategis. Menilik bahwa dalam aktivitas diplomasi ekonomi Indonesia dengan negara lain terdapat tiga kluster untuk pengelompokan negara mitra. Mitra strategis bermakna hubungan dan aktivitas diplomasi ekonomi memainkan peranan penting dalam pencapaian kepentingan luar negeri. Dalam artian kemitraan penting, berarti hubungan dan aktivitas kedua negara memainkan peranan penting tetapi bukan merupakan kunci dalam pencapaian kepentingan nasional. Sedangkan kemitraan biasa berarti hubungan kedua negara berperan minimal atau tidak sama sekali dalam pencapaian kepentingan kedua negara (Sabaruddin, 2016).

Namun, jika dilihat dari invasi Rusia ke Ukraina ternyata tidak berpengaruh signifikan bagi aktivitas perdagangan Indonesia. Mengingat bahwa selain Rusia dan Ukraina, masih banyak daftar negara lain yang masuk ke dalam kluster kemitraan strategis dan penting. Seperti Tiongkok, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, Jepang, India, Australia, Jerman, Thailand, Korea Selatan, Belanda, Polandia, Argentina, dan Kolombia.

Bagi negara berkembang seperti Indonesia, asumsi utama dalam aktivitas diplomasi ekonomi sepatutnya dapat memberikan prioritas kepentingan ekonomi daripada kepentingan politik. Hal itu disebabkan karena dengan kekuatan ekonomi pada kenyataannya lebih dapat menopang keamanan dan pertahanan yang mumpuni untuk bisa meningkatkan bargaining power dan relative power. Maka, penguatan diplomasi ekonomi seharusnya dapat menentukan tiga arah kebijakan luar negeri (Wangke, 2015). Penguatan diplomasi maritim dalam menjaga kedaulatan Indonesia di mata dunia, peningkatan peran dan pengaruh Indonesia sebagai negara middle power, dan penguatan kepemimpinan Indonesia di ASEAN.

Permasalahan mengenai invasi Rusia ke Ukraina ini berhubungan dengan peningkatan peran dan pengaruh Indonesia sebagai middle power di mata dunia. Artinya, fokus Indonesia dalam hal ini adalah bagaimana aspek penting dari diplomasi ekonomi Indonesia adalah untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang perdagangan, investasi, dan pariwisata (Nawawi, 2018). Meski kedua negara ini termasuk ke dalam mitra kluster strategis, Indonesia harus bisa melakukan pemetaan dengan mencari alternatif lain agar perekonomian nasional tidak terganggu oleh adanya konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

 

Daftar Rujukan

Daniel, Ahmad. 2022. KBRI Pastikan Kerja Sama Indonesia dengan Ukraina Tak Terdampak Konflik diakses melalui laman https://dunia.tempo.co/read/1561512/kbri-pastikan-kerja-sama-indonesia-dengan-ukraina-tak-terdampak-konflik pada tanggal 21 Maret 2022

Killian, Erza. 2012. Paradigma dan Problematika Diplomasi Ekonomi Indonesia. Jurnal Global Strategis Vol 6 (2).

Nawawi, Imam. 2018. Sejarah Nalar Diplomasi Politik Indonesia di Kawasan Timur Tengah. Jurnal Millati Vol 3 (1).

Rahma, Athika. 2021. Indonesia dan Rusia Sepakat Tak Saling Menghambat Perdagangan diakses melalui https://www.liputan6.com/bisnis/read/4499015/indonesia-dan-rusia-sepakat-tak-saling-menghambat-perdagangan pada 21 Maret 2022

Sabaruddin, Sulthon Sjahril. 2016. Grand Design Diplomasi Indonesia; Sebuah Pendekatan Indeks Diplomasi Ekonomi. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12 (1).

Wangke, Humprey. 2015. Tantangan dan Peluang Diplomasi Ekonomi Presiden Joko Widodo. Jakarta: Azza Grafika.

 

 

Krisis Hubungan Diplomatik Meksiko – Ekuador

Krisis diplomatik antara Meksiko dan Ekuador yang baru saja terjadi merupakan peristiwa yang memperlihatkan kompleksitas hubungan antarneg...