Senin, 27 Januari 2025

Banjir Merampas Hak Hidup Layak Masyarakat di Kalimantan Barat

Banjir di Kalimantan Barat telah menjadi masalah yang kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dengan dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat dan lingkungan. Meskipun banjir adalah fenomena alam yang sulit dihindari, tingginya intensitas dan frekuensinya di wilayah ini mencerminkan adanya faktor-faktor struktural yang lebih dalam, seperti pengelolaan lingkungan yang buruk, perubahan iklim, dan pembangunan yang tidak berkelanjutan. Anehnya lagi, di Kalimantan Barat ini, wilayah yang masuk dalam bagian hilir pun tahun ini terkena banjir seperti Sambas, Bengkayang, dan Singkawang juga Mempawah.

Kalimantan Barat ini memang memiliki kondisi geografis yang sangat rentan terhadap banjir. Wilayah ini memiliki banyak sungai besar, seperti Sungai Kapuas, yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia. Sungai-sungai ini sering meluap pada musim hujan, menyebabkan banjir besar yang merendam pemukiman dan lahan pertanian. Curah hujan yang tinggi selama musim penghujan menjadi salah satu faktor utama terjadinya banjir. Selain itu, fenomena perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem juga memperburuk situasi ini. Namun, penyebab utama banjir di Kalimantan Barat tidak hanya berasal dari faktor alam, tetapi juga ulah manusia. Penggundulan hutan yang masif untuk membuka lahan perkebunan kelapa sawit dan tambang, misalnya, mengurangi kemampuan alam untuk menyerap air hujan. Tanpa pohon dan vegetasi yang cukup, air hujan tidak dapat diserap dengan baik dan langsung mengalir ke sungai, menyebabkan aliran sungai menjadi lebih cepat dan meluap. Hal ini semakin memperburuk masalah banjir yang sudah ada.

Banjir yang sering terjadi ini tidak hanya merusak infrastruktur, tapi juga mengancam hak-hak dasar masyarakat, seperti akses terhadap tempat tinggal yang layak, pangan, dan layanan kesehatan. Selain itu, banyak lahan pertanian yang terendam, yang berpengaruh pada mata pencaharian warga yang bergantung pada sektor pertanian. Banjir di Kalimantan Barat telah menjadi ancaman nyata bagi kehidupan masyarakat di daerah tersebut. Setiap tahun, bencana alam ini menyebabkan kerugian besar baik dari segi materi, kesehatan, hingga sosial-ekonomi. Namun, yang lebih memprihatinkan adalah kenyataan bahwa banjir sering kali merampas hak-hak dasar masyarakat untuk hidup layak.

Salah satu dampak langsung dari banjir adalah rusaknya rumah-rumah warga yang terendam air. Wilayah yang terletak di sepanjang bantaran sungai, seperti di sekitar Sungai Kapuas. Mirisnya untuk musibah banjir di awal tahun 2025 ini, wilayah yang biasa tidak terkena banjir pun, sekarang menjadi terdampak. Rumah-rumah yang dihuni oleh banyak keluarga harus digusur oleh air, membuat mereka kehilangan tempat tinggal yang aman dan nyaman. Dalam beberapa kasus, banyak rumah yang tidak dapat diperbaiki setelah terendam, memaksa warga untuk tinggal di tempat penampungan sementara tanpa fasilitas dasar. Hal ini secara langsung merampas hak atas tempat tinggal yang layak dan aman, yang diatur dalam berbagai konvensi hak asasi manusia, termasuk Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).

Banjir juga merampas hak masyarakat untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan hidup mereka. Banyak masyarakat Kalimantan Barat yang menggantungkan hidup mereka pada sektor pertanian, terutama pertanian padi, hortikultura, dan perkebunan kelapa sawit. Ketika banjir merendam lahan pertanian mereka, hasil panen rusak dan lahan menjadi tidak produktif untuk sementara waktu. Sebagai contoh, banyak petani padi yang tidak bisa memanen karena sawah mereka terendam air, sementara kebun kelapa sawit rusak akibat tanah yang terendam air dalam waktu lama. Akibatnya, banyak keluarga yang kehilangan mata pencaharian, yang mengancam hak mereka untuk mendapatkan penghidupan yang layak. Kehilangan sumber pendapatan ini memperburuk kondisi ekonomi mereka, meningkatkan kemiskinan, dan menghambat akses mereka terhadap layanan dasar lainnya.

Banjir juga menyebabkan terputusnya akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dan pendidikan. Fasilitas kesehatan, seperti puskesmas atau rumah sakit, sering kali terendam air, yang menyebabkan gangguan dalam pelayanan medis. Selain itu, banjir juga memperburuk kondisi sanitasi dan meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan dengan air, seperti diare, leptospirosis, dan malaria. Dengan terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan, hak masyarakat untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang layak menjadi terabaikan. Sektor pendidikan juga terdampak, dengan sekolah-sekolah yang terendam banjir atau rusak parah. Hal ini mengganggu proses belajar mengajar, menghambat pendidikan anak-anak, dan merampas hak mereka untuk memperoleh pendidikan yang layak. Beberapa siswa harus mengungsi bersama keluarga mereka, menghindari area banjir, dan tidak dapat mengikuti kegiatan belajar.

Ketika banjir melanda, distribusi barang kebutuhan pokok, terutama pangan, sering terganggu. Infrastruktur transportasi yang rusak, seperti jalan yang terendam air atau jembatan yang putus, menghambat distribusi barang ke daerah-daerah terdampak. Hal ini menyebabkan kelangkaan barang kebutuhan pokok di pasaran, yang pada gilirannya meningkatkan harga pangan. Masyarakat yang sudah terhimpit oleh bencana ini terpaksa membeli barang dengan harga yang jauh lebih tinggi, yang merampas kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, yang merupakan hak hidup layak mereka.

Banjir yang sering terjadi, terutama yang disebabkan oleh aliran air yang cepat akibat kerusakan lingkungan, mengurangi kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Kerusakan ekosistem akibat deforestasi untuk membuka lahan perkebunan dan pertambangan memperburuk kondisi ini. Ketika hutan yang berfungsi untuk menyerap air hujan hilang, aliran air menjadi lebih cepat dan intens, sehingga banjir menjadi lebih sering dan lebih besar. Kerusakan lingkungan semacam ini mengancam kehidupan masyarakat yang bergantung pada alam dan sumber daya alam untuk bertahan hidup. Biasanya kalau hujan di Pontianak, bangun tidur biasa saja. Sekarang bangun tidur yang pertama dilihat adalah genangan air. Sambal nyanyi, bangun tidur ku terus lihat banjir, sampai bingung kemana harus gosok gigi, masak iya harus ngungsi ke masjid lagi wkwkwk. Miris sekali banjir ini. Sekarang wilayah Sambas, Landak, Mempawah, Singkawang, Kuu Raya yang parah banjirnya, nanti lama-lama Kalimantan Barat tenggelam dengan orang-orang didalamnya. Miris bukan?

Sering kali dalam proses pembangunan, baik itu infrastruktur, perkebunan, atau pertambangan, kepentingan manusia dan lingkungan terabaikan. Fokus utama sering kali pada keuntungan ekonomi jangka pendek, sementara dampak jangka panjang terhadap masyarakat dan ekosistem sering kali diabaikan. Banjir ini bukan lagi tentang genangan air, tapi lebih ke ritual musibah setiap tahun yang tak kunjung membaik bahkan semakin tahun, semakin buruk mitigasi yang diupayakan. Banjir di Kalimantan Barat bukan cuma musibah, tapi juga sebagai bentuk hilangnya hak hidup layak bagi masyarakat karena terpaksa mengungsi demi menyelamatkan diri. Belum lagi sektor perekonomian yang juga pasti terdampak dari musibah tahunan ini.

Sebagai contoh, dalam upaya membuka lahan untuk perkebunan atau pembangunan infrastruktur, sering terjadi deforestasi besar-besaran yang merusak keseimbangan alam. Ini mengarah pada erosi, hilangnya habitat satwa liar, serta memperburuk bencana alam seperti banjir. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana ini sering kali menjadi yang pertama merasakan dampaknya, tanpa mendapatkan cukup dukungan atau perlindungan dari kebijakan yang ada. Pada tahun 2025 ini, tercatat ada 99 desa dari 33 Kecamatan di Sambas, Bengkayang, Singkawang, Landak, Kubu Raya yang menjadi korban banjir di awal tahun ini. Banjir juga menyebabkan gangguan besar terhadap infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan fasilitas publik lainnya. Hal ini membuat akses menuju daerah-daerah tertentu menjadi terbatas dan mempersulit distribusi barang kebutuhan pokok, termasuk bantuan kemanusiaan. Dalam jangka panjang, masyarakat yang terdampak banjir juga harus menghadapi masalah kesehatan akibat terendamnya air yang tercemar, serta peningkatan risiko penyakit yang menyebar di daerah banjir.

Pemerintah perlu memperbaiki infrastruktur drainase di daerah-daerah rawan banjir, seperti pembuatan saluran air yang lebih baik untuk mengalirkan air hujan dengan lebih efektif. Pembangunan waduk dan bendungan juga bisa menjadi alternatif untuk mengatur aliran air dan mencegah meluapnya sungai-sungai besar. Namun, ini harus dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan dan dampaknya terhadap ekosistem lokal. Tiap ganti rezim, permasalahan lingkungan di Kalimantan Barat ini semakin memprihatinkan. Semoga ada Tindakan tegas untuk oknum yang dengan sengaja menjadikan Kalimantan Barat ini sebagai ladang untuk mengeruk kekayaan, tanpa memperhatikan bahwa masyarakat luas kini menjadi korban keserakahan manusia dengan bisnis-bisnis yang begitu menjanjikan. Di mana mereka saat banjir? Tentu mereka tidak perlu mengungsi. Mereka hidup dalam balutan selimut tebal, tidak kedinginan, tidak kelaparan, tidak kehausan. Semua kebutuhan terpenuhi. Ganti rezim harusnya semakin aware dengan masalah ekologi ini. Tapi, sudah sejauh mana janji-janji manis dulu bisa menyelesaikan musibah tahunan ini? Kenyataan bahwa semakin hari semakin buruk mitigasi yang ada. Ayo dong, penuhi janji-janji ekologisnya, bukan hanya tulisan di spanduk ketika masa kampanye saja. Buktikan, masyarakat perlu bukti, bukan janji manis belaka.

Hukum dan kebijakan harusnya membuat masyarakat bahagia, bukan justru membuat masyarakat sengsara. Hukum lingkungan hadir sebagai bentuk perhatian terhadap kemanusiaan dan keadilan untuk semua makhluk hidup, dengan tujuan untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup, tidak hanya untuk generasi saat ini, tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Hal yang penting untuk selalu diingat adalah bahwa lingkungan memiliki peran krusial dalam pemenuhan hak asasi manusia, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang menyatakan bahwa lingkungan hidup yang sehat dan baik merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga negara Indonesia. Oleh karena itu, negara, pemerintah, dan semua pihak terkait memiliki kewajiban untuk melaksanakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup Indonesia dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta makhluk hidup lain.

Aspek lain yang juga penting untuk diperhatikan dalam konteks hak asasi manusia adalah perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, karena setiap individu berhak atas lingkungan yang bersih dan sehat. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya bencana serta menciptakan keseimbangan yang harmonis antara kemampuan lingkungan dan kebutuhan manusia. Oleh karena itu, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus dilakukan secara sistematis dan terkoordinasi, guna menjaga kelestarian fungsi lingkungan serta mencegah pencemaran atau kerusakan lingkungan, yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Meskipun bencana sering kali disebabkan oleh tindakan manusia itu sendiri, jika kita kembali pada masalah hak asasi manusia, terdapat konsep yang berkembang mengenai hak-hak yang tidak dapat dicabut atau dibatasi pemenuhannya dalam kondisi apapun dan hak-hak yang bisa dibatasi atau dikurangi pemenuhannya.

Hak-hak yang termasuk dalam kategori 'non-derogable' adalah hak-hak yang bersifat mutlak dan tidak dapat dikurangi atau dibatasi pemenuhannya, meskipun dalam situasi darurat sekalipun. Setiap situasi terkait hak masyarakat harus mendapatkan perhatian yang serius, karena ketika bencana alam terjadi, hal itu dapat menyebabkan pelanggaran terhadap hak untuk hidup dan mempengaruhi kualitas hidup. Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam kondisi stabil dan nyaman bisa tiba-tiba kehilangan rumah, lahan, dan mengalami penurunan taraf hidup. Selain itu, bencana juga berdampak pada hak untuk merasa aman, tenteram, dan berbagai hak lainnya.

Pelanggaran hak asasi manusia sering terjadi selama bencana alam, mencakup berbagai aspek hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Oleh karena itu, perlindungan, promosi, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia dalam konstitusi merupakan tanggung jawab negara, khususnya pemerintah. Ketika sebuah bencana, baik alam maupun non-alam, terjadi, negara seharusnya hadir untuk menghadapinya, bukan hanya melalui tindakan pasif atau aktif yang tidak memadai. Dalam konteks bencana alam, pelanggaran hak asasi manusia sering kali menjadi jelas. Pelanggaran HAM merujuk pada tindakan yang dilakukan oleh kelompok atau aparat negara, baik secara sengaja maupun tidak sengaja, atau akibat kelalaian yang secara ilegal mengurangi, menghalangi, membatasi, atau mencabut hak asasi seseorang atau kelompok yang dilindungi oleh undang-undang.

Jika pemerintah menyatakan bahwa bencana alam disebabkan oleh faktor hujan atau faktor alam, dan berusaha menghindari tanggung jawab sebagai negara atau pemerintah, hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa pelanggaran HAM bisa terjadi baik secara sengaja maupun tidak sengaja, terutama terkait kebijakan dan faktor lainnya. Oleh karena itu, sangat mungkin untuk mengajukan persoalan pelanggaran HAM terkait dengan bencana banjir yang semakin kian merugikan dan merampak hak hidup layak masyarakat di Kalimantan Barat ini. Sadar nggak ya, setiap kali mereka deal dengan penambangan masal, pembukaan lahan yang tidak memperhatikan tanggung jawab lingkungan, mereka yang akan kewalahan setiap kali masyarakat merasakan musibah banjir. Kenapa? Karena mereka yang harus bertanggung jawab memenuhi hak-hak masayarakat. Begitu terus berulang-ulang. Suka atau tidak suka, semoga masyarakat pun tidak tinggal diam saja. Perjuangkanlah hak-hak hidup layak kalian yang selama ini dirampas.

Minggu, 26 Januari 2025

Hedging Kekuatan Besar Terkait Politik Kabel Bawah Laut

 Politik kabel global dan hedging dalam kompetisi teknologi di antara kekuatan besar dunia sangat kompleks, karena mencakup pertarungan untuk kontrol atas infrastruktur teknologi yang menghubungkan negara-negara di seluruh dunia. Infrastruktur kabel bawah laut, satelit, dan jaringan komunikasi lainnya menjadi elemen penting dalam pengaturan aliran informasi global, yang tidak hanya mencakup aspek ekonomi tetapi juga politik, keamanan, dan pengaruh geopolitik khususnya bagi negara dengan kekuatan besar dalam bidang teknologi.

Kabel bawah laut adalah bagian fundamental dari infrastruktur komunikasi global. Ini dapat menghubungkan berbagai benua dan memungkinkan aliran data yang cepat, baik untuk komunikasi bisnis maupun pribadi. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Cina, Rusia, dan Eropa memiliki kepentingan besar dalam mengontrol dan mengamankan kabel-kabel bawah laut. Hal ini dilakukan untuk dapat memengaruhi pengendalian informasi dan komunikasi global. Cina, misalnya, telah berinvestasi besar dalam proyek-proyek kabel bawah laut melalui Belt and Road Initiative, yang dapat memberi pengaruh politik dan ekonomi lebih besar terhadap negara-negara yang terhubung dengan infrastruktur tersebut. Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, sebaliknya, berfokus pada keamanan dan ketahanan infrastruktur kabel mereka, mengingat ancaman dari negara-negara seperti Cina dan Rusia yang dapat mengeksploitasi kabel-kabel tersebut untuk kepentingan politik atau strategis.

Hedging dalam konteks ini berarti berusaha untuk meminimalkan risiko ketergantungan terhadap satu negara atau penyedia teknologi, baik dalam hal perangkat keras, perangkat lunak, atau infrastruktur kabel. Amerika Serikat dan Cina, dua kekuatan besar yang paling dominan dalam teknologi dan infrastruktur kabel, cenderung berusaha untuk mengurangi ketergantungan pada satu sama lain, terutama terkait dengan teknologi sensitif seperti jaringan 5G, kecerdasan buatan, dan infrastruktur komunikasi lainnya. Misalnya, setelah Amerika Serikat menambahkan perusahaan-perusahaan seperti Huawei ke daftar entitas yang dikenakan sanksi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada perusahaan Cina dalam pembangunan jaringan dan infrastruktur komunikasi global. Sebaliknya, Cina juga memperkenalkan kebijakan yang menekankan kemandirian dalam pengembangan teknologi, terutama dalam hal komunikasi dan kabel bawah laut.

Infrastruktur kabel bawah laut dan jaringan komunikasi global sangat rentan terhadap ancaman siber. Penyadapan, peretasan, atau bahkan gangguan fisik terhadap kabel ini bisa memiliki dampak besar pada ekonomi global dan stabilitas politik. Amerika Serikat dan Cina sangat waspada terhadap ancaman tersebut dan berusaha untuk mengembangkan sistem pengamanan yang lebih canggih untuk melindungi kabel mereka, baik dari serangan fisik maupun siber. Ini juga merupakan bagian dari persaingan untuk mendominasi perang informasi dan kontrol atas aliran data global. Sebagai contoh, serangan terhadap kabel bawah laut di Selat Hormuz pada 2019 menunjukkan kerentanannya, dan ini mendorong negara-negara besar untuk lebih berhati-hati dalam pengelolaan dan keamanan infrastruktur komunikasi global mereka.

Negara-negara besar juga berusaha untuk mengatur dan menentukan standar teknologi yang digunakan dalam infrastruktur kabel dan komunikasi global, karena ini memungkinkan mereka untuk mempengaruhi bagaimana data ditransfer, diakses, dan diatur. Misalnya, Cina dengan perusahaan-perusahaan seperti Huawei dan ZTE berusaha untuk memimpin dalam teknologi 5G, yang juga melibatkan pembangunan infrastruktur kabel dan jaringan komunikasi. Sementara itu, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa mendorong adopsi standar yang mereka kembangkan, mengingat kepentingan ekonomi dan keamanan yang terkait dengan teknologi tersebut. Perusahaan-perusahaan teknologi besar, seperti Google, Facebook, dan Amazon, memiliki ambisi untuk membangun jaringan kabel bawah laut mereka sendiri atau berinvestasi dalam proyek-proyek kabel internasional. Ini menciptakan dinamika baru dalam politik kabel global, di mana perusahaan swasta, selain pemerintah, juga terlibat dalam membentuk jaringan komunikasi global. Namun, ini juga menciptakan kekhawatiran tentang kontrol atas data dan privasi. Misalnya, pertanyaan tentang siapa yang memiliki akses ke data yang melintasi kabel-kabel ini dan bagaimana negara-negara besar akan mengatur penggunaan data global semakin relevan.

Negara-negara berkembang, terutama di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, menjadi medan pertarungan antara kekuatan besar yang ingin memperluas pengaruh mereka melalui pembangunan infrastruktur kabel. Cina seringkali menawarkan investasi melalui inisiatif seperti BRI untuk membangun kabel bawah laut dan jaringan komunikasi di negara-negara berkembang, sementara Amerika Serikat dan Uni Eropa juga aktif menawarkan alternatif dengan mempertimbangkan kepentingan keamanan dan geopolitik. Negara-negara ini harus hati-hati dalam memilih mitra teknologi, karena keputusan mereka dapat mempengaruhi hubungan politik dan ekonomi mereka dengan kekuatan besar. Politik kabel Indonesia dalam konteks kompetisi teknologi berfokus pada bagaimana negara ini mengelola dan menghadapi tantangan yang berkaitan dengan infrastruktur komunikasi, terutama kabel bawah laut dan jaringan lainnya yang krusial untuk penghubungan global. Dalam hal ini, Indonesia tidak hanya berperan sebagai pasar untuk teknologi tetapi juga sebagai penghubung penting antara Asia dan Australia, serta Asia dan Amerika.

Indonesia memiliki sejumlah jalur kabel bawah laut yang menghubungkan negara tersebut dengan negara lain, termasuk kabel internasional yang menghubungkan Asia, Australia, dan Amerika. Posisi strategis Indonesia membuat negara ini menjadi titik penting dalam jaringan komunikasi global. Negara ini juga menghadapi tantangan dalam memperbaiki dan memperluas infrastruktur kabelnya untuk mendukung pertumbuhan internet dan ekonomi digital yang pesat. Pemerintah Indonesia juga memainkan peran penting dalam mengatur dan memantau pengembangan infrastruktur kabel dan teknologi informasi, termasuk kebijakan terkait penyedia layanan internet, keamanan data, dan keberlanjutan jaringan. Pendekatan kebijakan yang hati-hati dapat membantu Indonesia menjaga kedaulatan digital sambil tetap berpartisipasi dalam jaringan global.

Politik kabel global dan hedging dalam kompetisi teknologi antara kekuatan besar dunia melibatkan pertarungan untuk kontrol, pengaruh, dan keamanan infrastruktur komunikasi yang menghubungkan dunia. Dalam dunia yang semakin terkoneksi secara digital, negara-negara besar berusaha mengurangi ketergantungan pada satu sama lain, sembari memastikan bahwa mereka dapat mempertahankan pengaruh atas aliran data dan informasi global. Sebagai hasilnya, persaingan ini tidak hanya terjadi di dunia teknologi tetapi juga mencakup aspek geopolitik dan strategi ekonomi yang lebih luas.

 

Selasa, 14 Januari 2025

Rumah dan Segala Kenangan Tentangnya

Imam Syafi’i pernah berkata, tidak ada istilah santai dan diam untuk orang yang memiliki akal dan adab. Maka tinggalkanlah kampung halamanmu dan merantaulah. Merantaulah, niscaya engkau akan mendapatkan pengganti bagi orang yang engkau tinggalkan. Berusalah, karena nikmatnya hidup dirasakan setelah melalui kelelahan. Petuah ini yang aku ingat sebelum pergi meninggalkan rumah dan memutuskan untuk menjadi perantau. Tinggal di Malang, Yogyakarta, Bali, Jakarta Selatan, dan akhirnya ke Pontianak. Entah kenapa dulu pas kuliah S-1, aku pengen banget ke Kalimantan, bagian mana aja. Bahkan setelah tamat SD, aku sudah merantau. Padahal aku bukanlah lelaki dengan mental yang kuat, overthinking, dan segala sesuatu yang membuat buntu perjalanan merantau, dulunya. Ah, bismilaah. Merantau akhirnya membentuk pola pikir, pengalaman yang tak tergantikan dan tentunya developing diri kita sendiri. Walaupun, bagi setiap perantau pasti tidak mudah untuk bisa survive di negeri orang. Memulai kehidupan baru, ketemu budaya yang asing dan beradaptasi dengan budaya baru tersebut. Tapi percayalah, selalu ada kebaikan yang Allah titipkan ke manapun kita pergi merantau. Apalagi sendirian. To travel is to find our self-whole. Merantau ternyata adalah sebuah usaha untuk betul-betul menemukan diri kita yang kita cari selama ini.

Lalu, bagaimana nasib rumah? Ibu dan segala kenangan tentang rumah?

Aku tetap akan bilang bahwa selalu ada tempat di hati kita dan puisi indah untuk seorang Ibu. Sampai kapan pun, sayang seorang Ibu tidak akan pernah berkurang meski anaknya harus jauh atau bahkan hilang sekali pun. Setiap Ibu pasti mau melihat langkah anaknya untuk berusaha dan pulang membawa bahagia. Siapa bahagianya seorang Ibuk? Ya anaknya. Ibu akan baik sampai kapan pun, sebab Ibu adalah sosok yang tidak akan pernah berubah, rumah adalah tempat yang paling dirindukan, masakan Ibu adalah menu terbaik di dunia, dan pelukan seorang Ibu menentramkan selamanya. Mengobati luka-luka yang bisa jadi selama ini belum bisa disembuhkan. Ibu, rumah, dan segala kenangan tentangnya akan menjadi memori indah yang menguatkan untuk tetap dikenang dan menyemangati kita hidup di perantauan, kan?

Perantau tidak boleh cengeng. Harus selalu siap dengan segala pelik di balik deru biru senang dan sedih hidup di perantauan. Banyak hal yang sudah aku temui dan itu menjadikan mental aku begitu terasah sekarang. Tentang senioritas, tentang menghadapi fake people around me, tentang tekanan demi tekanan yang datang untuk mendewasakan. Aku kira dulu aku akan menyerah saja dengan keadaan. Tapi, nyatanya aku kuat. Dengan banyaknya kejadian demi kejadian yang aku alami, bahkan kini bisa hidup lebih tenang, kalem menghadapi kenyataan. Tidak se-panik dulu. Mana boleh cengeng, pertama hidup di rantau tanpa sepeda motor, tanpa kasur, tanpa kipas angin dengan cuaca di Pontianak yang astagfirullah, dan finansial yang serba terbatas. Day by day, sampai juga di fase hidup enak. Semuanya serba enak. Orang-orang bertanya kenapa tidak beli kasur? Dulu pas awal merantau ke Pontianak, gajinya tidak sebesar gaji sekarang wkwkwk. Tidur tiap malam beralaskan seprei di atas papan dengan tangan kanan megang bagian kardus untuk ngipasin diri biar nggak kepanasan. Tiap bangun pagi harus mandi dulu karena basah mandi dengan keringat. Pergi kemana-mana mengandal tebengan orang atau jalan kaki. Tapi, adik kosku baik-baik, mereka selalu bersedia menjadi ojek untukku.

Aku ingat banget Ibuk bilang, nggak ada hidup yang langsung enak, Nak. Setiap kita harus melalui fase susah dulu sebelum memperoleh kemudahan. 

Ibuk adalah rumah yang pertama kali kita kenal dalam hidup ini. Sejak kita pertama kali membuka mata, dialah yang menjadi tempat kita pulang, baik secara fisik maupun emosional. Rumah bukan hanya tempat kita berteduh, tapi juga tempat kita belajar cinta, kesabaran, dan kekuatan yang tak terlihat. Ibuk adalah rumah yang tak pernah jauh dari kita, meskipun jarak dan waktu mungkin memisahkan. Ibuk juga yang sudah selalu menguatkan untuk bertahan, meski dunia terlalu keras, terlalu banyak tekanan. Petuahnya tentang hidup tidak pernah habis.

Kenangan tentang ibuk sering kali hadir dalam setiap sudut rumah. Dapur yang selalu hangat dengan aroma masakan yang penuh kasih sayang, ruang tamu yang penuh canda tawa, atau kamar yang selalu menjadi tempat perlindungan ketika dunia terasa berat. Ibuk mengajarkan kita untuk merasakan rumah bukan hanya sebagai bangunan, tetapi sebagai tempat di mana cinta tumbuh tanpa syarat.

Kadang, kita lupa bahwa rumah yang sesungguhnya adalah tempat di mana hati kita merasa damai, dan ibuk adalah pusat dari semua itu. Dalam pelukannya, kita merasa terlindungi dari segala kegelisahan. Dalam senyumnya, kita belajar bahwa kebahagiaan sejati tak terukur dari apa yang kita miliki, tetapi dari rasa syukur atas apa yang telah diberikan.

Meskipun waktu terus berjalan, dan rumah mungkin berubah bentuk atau bahkan kita terpisah oleh jarak, bahkan kepemilikan, kenangan tentang ibuk akan selalu menjadi pijakan dalam hidup. Setiap keputusan yang kita buat, setiap langkah yang kita ambil, adalah hasil dari kasih sayang dan keteguhan yang ibuk tanamkan dalam diri kita. Bahkan ketika kita jauh, perasaan pulang selalu ada dalam diri kita, karena rumah sejati adalah hati ibuk yang selalu terbuka, selalu menerima, dan selalu mengingatkan kita untuk kembali ke asal-usul kita.

Saatnya kita untuk lebih menghargai setiap momen bersama ibuk, karena di balik setiap kebahagiaan yang kita nikmati hari ini, ada doa, pengorbanan, dan cinta tulus dari seorang ibuk yang membentuk kita menjadi siapa kita sekarang. Rumah bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi tempat di mana cinta pertama kali tumbuh—di dalam pelukan seorang ibuk.

Juga tentang Bapak.

Meskipun bapak punya porsi hanya sebagai orang ke-4 di hidup kita setelah Ibuk, Ibuk, Ibuk. Bapak adalah pondasi dari rumah yang kita kenal. Lebih dari sekadar sosok yang hadir dalam kehidupan kita, bapak adalah simbol keteguhan, perjuangan, dan cinta yang tak terlihat. Rumah yang kita tinggali, dengan segala kenangan di dalamnya, tak lepas dari jejak langkahnya yang telah mengukir banyak cerita. Di balik tawa dan kegembiraan, selalu ada perjuangan dan pengorbanan yang membuat rumah itu terasa lengkap. Walau Bapak lebih gengsi menampilkan kasih sayangnya kepada kita, tapi jauh di hati seorang Bapak, ada ribuan cinta dan kasih sayang yang akan selalu diwujudkan dalam bentuk perbuatan untuk anak-anaknya.

Kenangan tentang bapak hadir dalam berbagai bentuk yang kadang tak terucap, tetapi selalu terasa. Mungkin itu adalah suara langkah kaki di malam hari, ketika ia pulang setelah bekerja keras untuk keluarga. Atau mungkin aroma kopi yang ia buat di pagi hari, yang selalu menyegarkan, sekaligus menenangkan. Rumah menjadi lebih berarti karena bapak ada di sana—menjadi pelindung, pembimbing, dan teladan yang kita harapkan bisa mengarahkan kita dalam setiap langkah hidup. Kini aku rasanya menjadi seorang Bapak, ah, speechless. (Nak, aku memang tidak mengandungmu, tetapi ada tulangku yang patah setiap hari demi memenuhi besarnya cintaku untukmu. Kehidupan di luar rumah itu terlalu kejam untukku, Nak. Tapi semua akan aku usahakan demi kamu. Aku bahkan sudah tidak punya waktu untuk memikirkan dirimu sendiri, Nak). Ah, Bapak bolehkah kami menangis, sebentar saja.

Bapak mengajarkan kita untuk kuat, untuk berdiri tegak meski badai datang menghadang. Ia mungkin tak selalu mengungkapkan kata-kata lembut, tetapi melalui setiap tindakan dan keteguhannya, ia mengajarkan kita arti kesabaran, kerja keras, dan tanggung jawab. Dalam heningnya malam, dalam kesunyian rumah, kita belajar bahwa cinta seorang bapak tidak selalu terlihat di permukaan, tetapi selalu hadir dalam setiap keputusan yang dibuat demi kebaikan keluarga.

Meskipun waktu terus berlalu, dan rumah yang dulu kita huni mungkin telah berubah bentuk, kenangan tentang bapak tetap hidup dalam diri kita. Setiap pilihan hidup yang kita buat, setiap tantangan yang kita hadapi, adalah warisan dari prinsip dan nilai-nilai yang ia tanamkan. Rumah bukan hanya tempat kita kembali untuk tidur atau berteduh, tetapi tempat di mana kita belajar tentang kehidupan, tentang keberanian, dan tentang cinta yang memberi arti pada segala hal. Aku berterima kasih karena Bapak sudah mendidik aku sebaik mungkin menjadi pribadi yang disiplin.

Di balik segala kenangan itu, ada cinta yang mendorong kita untuk terus maju, menjadi lebih baik, dan menjaga rumah yang telah ia bangun dengan sepenuh hati. Karena rumah yang sejati bukan hanya tempat kita dilahirkan, tetapi tempat di mana kita terus tumbuh dengan bekal ajaran bapak yang tak ternilai harganya.

Aku bersaksi, Almarhum Bapak dan almarhumah Ibuk sudah berjuang banyak dan berbuat baik kepadaku. Jika diberikan kesempatan untuk bertemu lagi, izinkan kami berkumpul kembali di surga-Mu Yaa Allah.

Dan setelah Ibuk Bapak pergi, aku masih punya sepasang Ibuk dan Bapak lagi. Ibuk Bapak mertua yang aku sayangi lebih dari menyayangi diri aku sendiri. Aku juga mau berterima kasih untuk ridha, untuk segala do’a, restu, dan dukungan selama ini agar kami terus bisa hidup tenang di perantauan ini. Yaa Allah Ibuk Bapak mertua adalah orang baik, berikan mereka sehat dan umur yang panjang.

*rumah bukan hanya tentang bangunan tempat kita bertumbuh, tapi tentang orang-orang dan kenangan tentangnya. 

Minggu, 12 Januari 2025

Implikasi Bergabungnya Indonesia Menjadi Anggota BRICS

 Keputusan resmi mengenai penerimaan Indonesia sebagai anggota penuh BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) adalah perkembangan besar dalam geopolitik global baru-baru ini. Indonesia yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara telah bergabung dengan lima negara besar tersebut untuk ikut berperan dalam pengambilan keputusan global yang lebih luas. Sebagai anggota BRICS, Indonesia akan lebih berperan dalam pembentukan kebijakan global, terutama dalam isu-isu ekonomi, perdagangan, dan politik. BRICS memiliki pengaruh besar dalam organisasi internasional seperti PBB, WTO, dan IMF, serta dalam menentukan arah kebijakan global. Indonesia akan lebih terlibat dalam dialog multilateral tentang isu-isu penting seperti perubahan iklim, keamanan internasional, dan pembangunan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, keputusan penerimaan keanggotaan Indonesia dalam BRICS ini membawa implikasi penting bagi hubungan internasional, terutama antara China, AS, dan Indonesia. Indonesia diperkirakan akan memperkuat posisinya di panggung global dengan menjadi bagian dari kelompok negara berkembang yang memiliki pengaruh besar. Secara bersamaan, hubungan dengan China dapat semakin menguat, mengingat Indonesia adalah salah satu negara besar di kawasan Asia, sementara hubungan dengan Amerika Serikat mungkin memerlukan penyesuaian, mengingat dinamika geopolitik yang lebih kompleks dengan bergabungnya Indonesia dalam BRICS. Bergabung dengan BRICS dapat mempererat hubungan ekonomi Indonesia dengan China, mengingat China adalah kekuatan ekonomi terbesar dalam BRICS. Kerja sama perdagangan dan investasi, terutama dalam infrastruktur dan teknologi, dapat meningkat. Indonesia juga dapat mengembangkan kerja sama lebih erat dengan Rusia dan India, baik di sektor energi, pertahanan, maupun teknologi. Kerja sama dengan negara-negara seperti Brasil dan Afrika Selatan juga akan memperluas jaringan Indonesia, terutama dalam hal pertanian, energi terbarukan, dan akses pasar bagi produk-produk Indonesia.

BRICS memiliki bank yang disebut New Development Bank yang dapat membantu menawarkan pembiayaan lebih murah dan lebih mudah untuk proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan. Indonesia dapat memanfaatkan NDB untuk mendanai proyek pembangunan domestik, seperti transportasi dan energi. Bergabungnya Indonesia dengan BRICS membuka peluang pasar baru bagi hubungan Indonesia dengan negara-negara anggota. Hal ini dapat membantu Indonesia dalam diversifikasi ekspor, baik barang maupun jasa. Sebagai anggota BRICS, Indonesia mungkin akan lebih menarik bagi investor global yang tertarik untuk berinvestasi di negara berkembang, khususnya dalam sektor-sektor seperti teknologi, energi terbarukan, dan manufaktur.

Indonesia juga menghadapi tantangan dalam menjaga hubungan baik dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa. Keputusan untuk bergabung dengan BRICS mungkin dilihat sebagai langkah yang lebih condong ke aliansi negara-negara berkembang dan "Global South," yang bisa menambah ketegangan dengan kekuatan Barat. Indonesia mungkin mendapatkan lebih banyak kebebasan untuk merancang kebijakan luar negeri yang lebih mandiri, tanpa tekanan yang sama dari negara-negara besar Barat. Keanggotaan BRICS dapat memperkuat posisi Indonesia dalam ASEAN dan memberi pengaruh lebih besar dalam kawasan Asia Tenggara. Indonesia dapat menjadi jembatan bagi negara-negara ASEAN untuk berkolaborasi lebih erat dengan negara-negara BRICS dalam berbagai isu regional dan global. Indonesia, bersama negara-negara BRICS lainnya, dapat semakin memperjuangkan isu-isu yang lebih relevan dengan negara-negara berkembang, seperti keadilan perdagangan, perubahan iklim, dan reformasi lembaga-lembaga internasional.

Sebagai negara dengan kepentingan di Laut China Selatan, Indonesia harus tetap memperhatikan dinamika kawasan ini meskipun bergabung dengan BRICS. China memiliki klaim teritorial yang luas di Laut China Selatan, sementara Indonesia juga memiliki klaim di wilayah tersebut. Keanggotaan Indonesia di BRICS tidak berarti bahwa Indonesia akan sepenuhnya menyetujui posisi China terkait Laut China Selatan. Indonesia perlu menjaga independensi kebijakan luar negeri dan menegaskan hak-haknya di wilayah tersebut, meskipun bekerja sama dengan China dalam berbagai forum. Sebagai negara yang bergabung dengan BRICS, Indonesia bisa menjadi mediator yang lebih netral dalam meredakan ketegangan antara China dan negara-negara lainnya dalam kelompok BRICS, seperti India. Indonesia dapat memainkan peran sebagai penyeimbang yang mengutamakan stabilitas kawasan dan hubungan yang lebih konstruktif antar negara BRICS.

Meskipun memiliki tujuan yang serupa, negara-negara BRICS sering kali memiliki perbedaan kepentingan. Indonesia harus mampu bersikap bijak dalam menghadapi dan menyikapi dinamika ini dan menjaga keseimbangan dalam aliansi yang beragam ini, baik dari segi politik, ekonomi, maupun budaya untuk mempertahankan kedaulatan. Meskipun manfaat ekonomi dari BRICS bisa signifikan, Indonesia perlu memastikan bahwa keterlibatan dalam BRICS tidak mengalihkan perhatian dari tantangan domestik seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, dan pembangunan infrastruktur yang hingga saat ini hal-hal tersebut masih menjadi tantangan yang sangat dominan di tingkat nasional. Indonesia dapat memainkan peran kunci dalam mendukung reformasi lembaga-lembaga internasional seperti IMF, Bank Dunia, dan PBB, untuk mencerminkan aspirasi negara-negara berkembang yang lebih besar. Hal ini akan memberikan suara yang lebih kuat bagi negara-negara Global South.

Hal ini akan memberikan dampak besar pada kebijakan ekonomi dan diplomatik Indonesia ke depan. Sebagai anggota BRICS, Indonesia akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan mengenai isu-isu global, termasuk masalah ekonomi, perdagangan, dan keamanan internasional. Bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS memberikan banyak peluang, namun juga tantangan. Dari segi diplomasi, ekonomi, dan geopolitik, Indonesia akan memiliki platform yang lebih besar untuk memainkan peran yang lebih strategis di panggung dunia. Namun, Indonesia harus dengan bijak mengelola hubungan dengan berbagai kekuatan global yang mungkin memiliki pandangan berbeda mengenai beberapa isu, sambil terus berupaya memaksimalkan manfaat ekonomi dan politik dari keanggotaan BRICS.

Minggu, 05 Januari 2025

Sudahkah Kita Menjadi ASN yang Ber-AKHLAK?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus merenungkan apakah kita sudah menerapkan nilai-nilai di atas dalam setiap aspek pekerjaan kita sebagai ASN. Setiap ASN dituntut untuk tidak hanya memenuhi ekspektasi dalam aspek teknis pekerjaan, tetapi juga dalam hal perilaku dan etika kerja. Menerapkan nilai AKHLAK dalam keseharian akan membawa dampak positif tidak hanya bagi diri kita sebagai ASN, tetapi juga bagi masyarakat yang kita layani.

Jika ada area yang masih perlu perbaikan, ini adalah kesempatan untuk kita berkomitmen untuk terus belajar, berkembang, dan memperbaiki diri. Menjadi ASN yang ber-AKHLAK adalah perjalanan yang memerlukan konsistensi dan keteladanan dalam setiap tindakan kita. Apakah kita merasa sudah menerapkan nilai-nilai AKHLAK dalam pekerjaan sehari-hari? Atau ada area yang perlu diperbaiki? Menjadi ASN yang kompeten dan ber-AKHLAK adalah tantangan yang membutuhkan komitmen untuk terus berkembang, bekerja dengan integritas, dan memberi kontribusi terbaik bagi masyarakat dan negara. Untuk mengevaluasi apakah kita sudah memenuhi kriteria tersebut, mari kita telaah dua aspek utama yakni kompetensi dan AKHLAK secara lebih mendalam.

Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan bidang pekerjaan yang diemban. Seorang ASN yang kompeten harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan di sektor publik. Aspek yang perlu diperhatikan untuk kompetensi seperti sudahkah kita menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan kita? Apakah kita terus memperbarui diri dengan informasi terbaru dan mengikuti pelatihan yang relevan? Misalnya, jika bekerja di bidang administrasi, apakah kita paham mengenai kebijakan terbaru dan prosedur yang berlaku? Apakah kita menghasilkan pekerjaan yang berkualitas, tepat waktu, dan efisien? Seorang ASN kompeten biasanya memiliki standar kerja yang tinggi dan dapat memberikan hasil yang memuaskan bagi masyarakat. Apakah kita bisa menyelesaikan masalah dengan solusi yang tepat dan inovatif? Kompetensi tidak hanya berkaitan dengan keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan untuk berpikir kritis dan menyelesaikan masalah yang ada. Dalam dunia yang terus berkembang, apakah kita mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan? Kompetensi juga melibatkan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan baru, teknologi, dan cara kerja yang berkembang.

Kita masih perlu untuk melakukan pelatihan atau kursus terkait bidang tugas. Membaca literatur atau mengikuti perkembangan terkini di bidang pekerjaan yang relevan. Membangun jaringan dan belajar dari pengalaman rekan kerja yang lebih senior. Tapi rasa-rasanya, kita masih jauh sekali dari label ber-AKHLAK, kan? Kalau untuk sekedar membalas pesan dari mahasiswa, dari masyarakat, dari orang yang membutuhkan jawaban cepat saja mungkin kita masih enggan. Atau bahkan kita sengaja menafikan karena sudah terlalu lelah dengan keadaan? Sebab senioritas yang tidak main-main, tekanan pekerjaan yang dirasakan cukup berat, atau motivasi kerja yang diberikan tidak sebanding dengan tanggung jawab yang harus diselesaikan?

Menjadi ASN yang kompeten dan ber-AKHLAK adalah tujuan yang berkesinambungan dan memerlukan refleksi diri yang terus-menerus. Jika kita sudah berusaha untuk menguasai bidang tugas dengan kompeten, berperilaku jujur dan adil, menjaga kerja sama yang harmonis, dan mengintegrasikan nilai-nilai AKHLAK dalam setiap langkah, kita sudah berada di jalur yang benar. Namun, jika ada area yang perlu diperbaiki, itu adalah kesempatan untuk terus belajar, bertumbuh, dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Gimana? Berat sekali ya rasanya menjadi ASN yang ber-AKHLAK. Pas ikut seminar menyala itu impian menjadi ASN ber-AKHLAK. Tapi, kalau udah ketemu sama senior yang, ah sudahlah. Pasti mengerti bagaimana rasanya wkwkwkwk.

 * dua paragraf terakhir sengajar ditulis dengan font lebih besar agar lebih, semoga paham artinya. 

Banjir Merampas Hak Hidup Layak Masyarakat di Kalimantan Barat

Banjir di Kalimantan Barat telah menjadi masalah yang kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dengan dampak yang sangat merugikan bagi...