Senin, 30 November 2015

Memori Badminton dan Masjid Aceh Versi Jogja

27 November 2015, dalam keadaan yang masih lemas karena kondisi memang kurang sehat, aku memberanikan diri untuk ikut bermain badminton di dekat masjid Aceh versi Jogja yang terlihat ramai oleh gerombolan anak-anak teknik sipil UMY malam itu. Ya, sudah lama sekali aku tidak berolahraga di alam terbuka, karena biasanya olahraganya di depan laptop dengan sibuk memainkan diktat tulisan atau editan yang lain. Alhamdulillaah, Allah memberikan kesempatan untuk bisa sholat juga di masjid yang lumayan terkenal, masjid miniatur Baitur Rahman Banda Aceh. Memang suasananya hampir sama dengan di Banda Aceh, hanya saja masjid yang di Jogja ini lebih kecil. Setelah melakukan sholat maghrib, ada pemandangan yang tidak biasa. Ada jamaah yang kehilangan sandalnya di masjid tersebut. Dua orang kehilangan sandal di masjid? Kok bisa? Entah atas pembenaran apa, kok orang berani mencuridi masjid, padahal kan mereka berniat sholat dan menjalankan ibadah kok ya malah di malingin? Hmm... Nastagfirullaah -.-

Di arena permainan badminton itu sudah ramai dengan beberapa atlit yang melakukan pemanasan. Awalnya aku juga memang sangat berniat bermain, tapi ketika sampai di sana, mereka kok semua pada pake sepatu, aku jadi mengurungkan niat untuk bermain juga kala itu. Belum lagi pemainnya kayak sudah handal dan profesional juga, jadi semakin nervous, hahaha. Tapi sebelum pulang sempat bermain sebentar dan itu rasanya capek banget serta keringetan dan mau tepar rasanya. Semua badang begitu pegal dan terasa sekali karena sudah lama tidak melakukan olahraga di dunia terbuka. Sumpah bro, lemas banget semua badan terasa pegal dan batuk gue semakin menjadi-jadi. Tapi gak apa lah, pengalaman dan semakin sadar bahwa olahraga itu memang penting untuk bisa menjaga tubuh agar tetap fit dan bugar. Jadi, intinya adalah harus lebih sering lagi olahraga ini, biar makin rancak bana sehatnyo, aamiin :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Kisah Kilas Balik

Ada seorang anak yang hidup di desa dan tinggal bersama keenam saudaranya. Anak laki-laki ini amat berbeda. Ia dibesarkan dengan lingkunga...