Minggu, 11 Februari 2018

Inspirasi Akhir Pekan dari Luar Negeri

Hari Minggu ini cuacanya dingin sekali, mulai shubuh hujan berhenti dan datang kembali membuat tubuh meminta untuk didekatkan dengan selimut dan bantal, tidur. Namun, ada yang berbeda setelah sholat dzuhur tadi, meski rintik hujan masih turun dan membasahi bumi, aku memutuskan untuk pergi membeli Bakso Malang. Karena kukira dengan cuaca yang begitu dingin, kaldu Bakso Khas Kota Malang pasti bisa dijadikan teman untuk menonton televisi. Ya, benar saja, ditemani hangatnya Bakso Malang, siang ini aku mendapatkan cerita inispirasi dari negeri Belanda. Begini kisahnya:

Adalah seorang wanita Indonesia asli Kediri yang merupakan alumni Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, yang kemudian memutuskan pindah ke Belanda demi menemani sang suami, Syarif Riyadi yang sedang melanjutkan studi PhD di salah satu kampus ternama di sana. Awalnya di benak Desti hanya terpikirkan bahwa setelah menamatkan studi di ITB, ia akan fokus menjadi ibu rumah tangga dan fokus mengurus suami dan keluarga. Namun, ternyata kisah hidup mereka patut sekali dijadikan contoh. Ketika sang suami mengerti bahwa Desti memiliki kemampuan akademik yang baik, ia mengijinkan Desti untuk kembali melanjutkan studi strata dua dalam bidang energi terbarukan. Kisah pernikahan mereka pun tergolong unik, dimana ijab qabul antara Syarif dan Desti berlangsung melalui video dari yahoo messenger karena sang suami yang tidak bisa kembali dari Eropa. Orang tua Desti pun mengijinkan dan memberikan keleluasaan pada Desti untuk mengikuti suami melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, bahkan hingga menamatkan PhD.

Kisah yang mengharukan dari perjuangan mereka adalah bahwa mereka bisa mempertahankan hubungan jarak jauh setelah menikah dan fokus pada tanggung jawab masing-masing. Syarif fokus dengan studi PhD nya dan Desti harus tinggal sendiri bahkan hamil dan melahirkan pun sendiri hingga tercatat kurang lebih mereka berpisah selama 4 tahun demi mimpi dan cita-cita akademik satu sama lain. Setelah menamatkan studi PhD, gantian Syarif yang kemudian menjaga si balita dan si Desti kembali fokus untuk menyelesaikan PhD nya. Desti bahkan tercatat sebagai lulusan terbaik pada jenjang master dan juga PhD. Hingga akhirnya ada satu perusahaan multinasional di Belgia melamar Desti untuk bekerja di perusahaan mereka. Masya Allah, indahnya nikmat Allah.

Tantangan terberat bagi mereka berdua adalah bagaimana bisa dengan baik mengajarkan putera mereka untuk mengenal ilmu agama dengan baik. Karena di Eropa sedikit atau khususnya di tempat mereka tinggal, sedikit sekali ilmu agama Islam yang dikenalkan ketika sang anak berada di sekolah. Kemudian, Desti juga menuturkan bahwa untuk bisa sampai ke jenjang seperti sekarang, tidak semudah atau seindah yang orang bayangkan. Mereka juga sering diuji bahkan itu terjadi berkali-kali, namun dengan bekal kesabaran dan komitmen, keduanya bisa menyelesaikan studi hingga level tertinggi dan bekerja dengan baik saat ini.

Ketika ditanya, apa kesuksesan terbesar bagi Desti? Ia berkata bahwa kesuksesan itu ada yang ilmiah dan ada yang ilahiah. Kesuksesan ilmiah adalah ketika bisa menyelesaikan studi hingga ke jenjang PhD dan bertemu dengan banyak sosok inspiratif dalam hidupnya. Sedangkan kesuksesan ilahiah adalah ketika semua ilmu, pengetahuan, dan pengalaman yang ia dapatkan selama studi bisa diamalkan dan diberikan demi kemaslahatan umat, bangsa, dan juga negara. Desti dan Syarif berharap, mereka bisa segera memberikan kontribusi dari perjalanan pendidikan mereka di Eropa untuk kemajuan bangsa Indonesia.

*Saya percaya bahwa ketika sudah bersama, tidak harus mengorbankan salah satu impian dan cita-cita namun keduanya bisa berjalan berdampingan dan bisa mendapatkan apa yang menjadi impian masing-masing. Adakah cerita lain nanti seperti kisah hidup mereka? Berharap ada. Termasuk saya, aamiin. Aamiin, mumpung hujan. Hahaha


*Semoga bisa sedikit memberikan inspirasi untuk para pembaca bahwa masih banyak yang belum kita kerjakan. Yuk semangat, besok udah senin lagi. Keep moving on!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Kisah Kilas Balik

Ada seorang anak yang hidup di desa dan tinggal bersama keenam saudaranya. Anak laki-laki ini amat berbeda. Ia dibesarkan dengan lingkunga...