Semester genap
sudah berlalu, inilah beberapa karya yang bisa kami berikan sebagai rekam jejak
untuk kemudian sama-sama terus belajar dan belajar. To remember what happeded
here a thousand year ago. Semoga semester ganjil nanti, akan banyak lagi karya
yang bisa diberikan demi menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih baik lagi.
Pribadi yang baik, berarti tidak hanya pribadi yang maju dan mengutamakan
kualitas diri sendiri, tetapi juga pribadi yang peduli dan bermanfaat untuk
manusia-manusia di sekitar mereka. We are in competition with no one, We just
have desire to play the game of being better that others. We are simply trying
to be better than the person that we were yesterday. Mari saya sampaikan
beberapa cerita tentang rekam jejak mereka.
Pertama, Sunarti
mahasiswi Prodi HI 2015 yang ketika saya minta dibuatkan abstrak dari tulisan
tugasnya di mata kuliah Perbandingan Sistem Politik, ia merasa minder dan tidak
PD. Takut tulisannya akan ditertawakan oleh teman-teman yang lain. Hingga
ketika abstrak itu lolos, kemudian kami diminta untuk mendampingi proses revisi
dan translasi kedalam bahasa Inggris, ia masih tidak PD dengan hasil
tulisannya. Proses demi proses untuk meyakinkan dia terus berlanjut hingga
akhirnya tibalah dalam satu momen saat Konferensi Internasional berlangsung di
Unair Suarabaya. Dari awal pembukaan seminar dia sudah terlihat begitu nervous,
padahal saya tahu betul bahwa ia punya potensi besar dan kemampuan academic
writing yang mumpuni. Well, what happeded? Dalam Konferensi Internasional yang
berlangsung, saya melihat audiens terperangah dengan tampilan PPT dan
presentasi yang kami sajikan. Mereka sedikit kaget bahwa paper yang kami kirim
ke international conference tsb adalah hasil tugas mahasiswa. Saat itu kami
menggunakan Prezi dan PPT yang terstruktur untuk menyampaikan isi paper kami,
mulai dari objective of research, problem statement, research question, limitation
of paper, expected results, purpose of solution, hingga conclusion. Mungkin dia
tidak percaya tapi akhirnya "Pak, ternyata kita sudah selesai,
alhamdulillaah tidak ada yang nanya. Terima kasih Pak." Pesannya? Jangan
takut untuk berproses, toh kalau salah juga tidak dosa karena itu adalah bagian
dari belajar. Semakin banyak salah yang kita lalui, otomatis hal tersebut tidak
akan kita ulangi lagi di proses-proses berikutnya. Well done, international
conference pertama anak HI Untan berhasil. Good job, Sunarti you rock the
stage!
Kedua, Eko
Suparman Sucinda. Terlibat to deliver a short presentation di Seminar Nasional
PIPT Untan. Awalnya ia juga merasa tidak percaya diri untuk maju dan
mengantikan saya menyampaikan hasil tulisan kami. Kebetulan juga di saat yang
sama, saya sedang ikut rapat di LP3M, jadi saya berhalangan hadir. So, abang
kita dari semester 6 ini yang mengambil alih sebagai presenter. Saya memang
tidak menyaksikan langsung bagaimana ia menyampaikan ide dan gagasan tulisan
kami, tapi berdasarkan penuturannya, ia merasa senang dan semacam termotivasi
untuk melakukan hal yang sama lagi dan lagi. Hal itu kemudian yang mendorongnya
dengan dua juniornya, Riski Amanda (HI 2015) dan Ela Simamora (HI 2016) untuk
ikut berpartisipasi dalam National Call for Papers for IR student yang
diselenggarakan oleh teman-teman HI dari President University. Alhamdulillaah,
dengan tema unik dan menarik, mereka memperoleh top 10 selected abstract
bersama teman-teman HI dari UGM, Unpar, UI. Tidak ada yang tidak mungkin kan
kak, bang? Hanya saja kalian butuh asupan semangat dan rasa PD yang lebih untuk
bisa sejajar dengan mereka. Don't worry, itu akan sama-sama kita perbaiki
dengan proses berikutnya.
Ketiga, Cristine
Devi Claudia dan Putri Catur Sembadani dari HI 2015. Keduanya memang memiliki
tulisan yang unik di mata kuliah yang saya ampu semester lalu, Pariwisata
Internasional. Cristine (yang saat ini sedang berada di US sebagai awardee
untuk Undergraduate Global Exchange Program) kala itu menulis tentang Sex Tourism
di Netherland yang berpeluang sebagai pendongkrak ekonomi negara. Sedangkan
Putri Catur (Finalis Duta Lingkungan Hidup), saat itu menulis tentang Maldive
sebagai destinasi pariwisata halal yang ada di dunia. Saya memang sengaja
memanggil keduanya dan meminta mereka untuk menuliskan abstrak yang kemudian
akan disubmit untuk agenda Annual Student Conference on Arts, Humanities, and
Social Sciences di Kamboja. Alhamdulilaahnya mereka tidak keberatan dan jadilah
dua abstrak lalu dikirimkan kepada panitia untuk diseleksi. Kebetulan juga
agenda tsb bersifat free fee conference registration. Waktu demi waktu
menunggu, semacam lama dan di phpin ya, tapi tidak jadi. Keduanya lolos dan
terpilih sebagai delegasi dari Indonesia untuk kegiatan konferensi khusus mahasiswa
di Kamboja. Sebenarnya dari Indonesia ada 4 abstrak yang lolos, tapi ternyata
yang dua tidak jadi berangkat yakni delegasi dari UMY. Fenomena keberangkatan
mereka ini ke Kamboja menjadi unik, karena beberapa hari sebelum keberangkatan,
Cristine hampir menyerah dan menyatakan diri mundur untuk pergi. Padahal saat
itu, saya sengaja menyudahi liburan lebaran dan kembali ke Pontianak lebih awal
pada 27 Juni 2017 karena bersedia untuk mendampingi mereka sebelum berangkat ke
Kamboja. Dengan dana yang minim dan keterbatasan finansial, keduanya
mengeluhkan budget yang akan dihabiskan untuk penginapan selama di Kamboja dan
Kuala Lumpur. Tapi pertolongan Allah datang di waktu yang tepat, karena punya
teman di Kamboja dan KL, sehingga mereka bisa saya (titipkan) untuk menginap di
rumah teman tsb. *Dititip? Lue kira mereka anak bayi Zet? Demi penghematan.
Hahaha
Finally, mereka
jadi berangkat dan went well buat presentasi makalahnya. Senangnya dua tugas
matkul Pariwisata Internasional berhasil menjadi delegasi Indonesia. Mereka
juga dapat bonus buat jalan-jalan di Royal Palace, twin tower, dan beberapa
destinasi wisata lain. Istilah kerennya mah 'anak pariwisata internasional
menikmati destinasi pariwisata internasional' kan gahol. Terima kasih Cristine
dan Putri, yang sudah membawa nama HI FISIP Untan berkibar di kancah
internasional.
Keempat,
Nofriansyah (HI 2016) dan Ria Irawan (FKIP Sejarah Untan 2016). Keduanya
berhasil saya influence untuk ikut melihat potensi dan gerak mahasiswa luar
Kalbar dengan mengajak keduanya berpartisipasi dalam International Conference
on Public Organizations di IPDN Jatinangor 22 Agustus lalu. Masih sama
permasalahan yang dihadapi adalah krisis finansial, tapi saya yakin Allah maha
melihat apa yang diusahakan oleh hambaNya. Dengan hitungan rupiah yang
minimalis, perjalanan pergi dan pulang Pontianak-Bandung, Jakarta-Pontianak
akhirnya terlewati dengan baik. Tidak perlu panjang lebar saya sebutkan dan
saya beberkan, saya rasa keduanya tahu bagaimana kemudian harus berproses
kedepannya. Mereka juga sudah melihat bagaimana cas cis cus mahasiswa di IPDN
when talking in English. So, I believe, they will improve their skill in
English Language to achieve better things in the future. Jangan malas
berproses, buang semua keluh kesah, disiplin dan terus berusaha. Saya yakin dan
percaya, kalian berdua akan jadi orang hebat nanti di kemudian hari. Hanya jika
kau menyerah, maka kisahmu akan usai. Selama kau berusaha, akan banyak tawa dan
tangis bahagia yang kau lalui karena usaha dan kerja keras yang kau usahakan.
Tumbuhlah dengan kualitas Nak, kalau sudah punya pengetahuan dan punya
keahlian, ajari yang lain. Bawa kampus kita ini ke arah yang lebih baik. Jangan
mau jadi mahasiswa jago kandang, bisa ngomong doang, tapi kemampuan akademiknya
nol besar. Terus tanamkan bahwa action speaks louder than words. Aksimu itu
bisa ngomong lebih kencang dari omonganmu. Ayo dipacu lagi semangat kompetisi
dan perbaikan kualitas dirinya. Belajar dari setiap orang yang kalian temui,
walaupun mimpimmu itu keliatannya gak mungkin, usahakan, capai dan nikmatilah.
Pesan apa yang
ingin saya sampaikan?
Pacu terus
semangat untuk memperbaiki kualitas diri kak, bang. Jangan mengulangi kesalahan
dan tindakan yang tidak bermanfaat agar terlhat besar, itu udah nggak jaman.
Jangan cuma bisa berkompetisi di dalam kandang, lihat dunia luar agar kau tahu
bahwa kemampuanmu itu masih jauh dibawah sehingga kau terus berusaha
memperbaiki kualitas diri. Jangan tiru yang tidak baik, jangan tiru yang tidak
positif, jangan ulangi hal-hal yang menghabiskan masamu untuk produktif.
Jadilah manusia yang aktivis, yang tau kapan harus kuliah, kapan harus
berorganisasi, kapan harus menulis, dan kapan harus bersenang-senang alias
piknik. Luluslah secepat mungkin dan kuasailah soft skill sehingga ketika kamu
lulus, kualitasmu tidak diragukan. Aktif terus, positif terus, berprestasi
terus. Demi kamu, demi adik-adikmu, demi masa depan dan peradaban yang lebih
baik.
Terakhir, saya
ingat bunyi kutipan seperti berikut:
- Apa yang
membuatmu bahagia? Yaitu saat kamu bisa membuat orang lain bahagia. Semoga
dengan segala prosesnya, mereka yang saya sebutkan diatas adalah sosok yang
bahagia menikmati proses dengan saya.
- Pahala ibadah
yang tidak akan putus alirannya adalah 'ilmu yang bermanfaat'. Jangan cuma digali,
tapi kita lupa untuk memberi. Jangan cuma mencari, tapi kita lupa berbagi.
Jangan memperkaya diri, tapi kita lupa manusia di sekitar kita.
*Alhamdulillahnya,
disamping mendampingi mahasiswa, saya pun bisa tetap berkarya:
-Semester kemarin
nerbitin dua buah artikel di jurnal nasional HI Unpad dan HI Undip (semoga
semester ganjil nanti nambah)
-Publikasi 2 opini
di Harian Bhirawa
-Nerbitin 2 eks
buku mahasiswa Prodi HI dari mata kuliah yang saya ampu; Perbandingan Sistem
Politik dan Tata Kelola Ekonomi Politik Internasional Jepang
-Nerbitin satu
buku kumpulan cerpen (Jejak Pemimpi)
-Publikasi artikel
di 3 International Conference dan 1 artikel di National Conference
-Serta menulis
beberapa artikel penelitian bersama rekan-rekan dari Unair, Undip, dan UIN
Bandung.
+Bukan pamer,
bukan untuk dipuji, tapi semoga menginspirasi+
Selamat Berhari
Minggu, semoga besok semangatnya semakin berapi-api ya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar