Minggu, 11 Februari 2018

Buah Mengabdi Satu Semester Dulu

Semester genap sudah berlalu, inilah beberapa karya yang bisa kami berikan sebagai rekam jejak untuk kemudian sama-sama terus belajar dan belajar. To remember what happeded here a thousand year ago. Semoga semester ganjil nanti, akan banyak lagi karya yang bisa diberikan demi menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih baik lagi. Pribadi yang baik, berarti tidak hanya pribadi yang maju dan mengutamakan kualitas diri sendiri, tetapi juga pribadi yang peduli dan bermanfaat untuk manusia-manusia di sekitar mereka. We are in competition with no one, We just have desire to play the game of being better that others. We are simply trying to be better than the person that we were yesterday. Mari saya sampaikan beberapa cerita tentang rekam jejak mereka.

Pertama, Sunarti mahasiswi Prodi HI 2015 yang ketika saya minta dibuatkan abstrak dari tulisan tugasnya di mata kuliah Perbandingan Sistem Politik, ia merasa minder dan tidak PD. Takut tulisannya akan ditertawakan oleh teman-teman yang lain. Hingga ketika abstrak itu lolos, kemudian kami diminta untuk mendampingi proses revisi dan translasi kedalam bahasa Inggris, ia masih tidak PD dengan hasil tulisannya. Proses demi proses untuk meyakinkan dia terus berlanjut hingga akhirnya tibalah dalam satu momen saat Konferensi Internasional berlangsung di Unair Suarabaya. Dari awal pembukaan seminar dia sudah terlihat begitu nervous, padahal saya tahu betul bahwa ia punya potensi besar dan kemampuan academic writing yang mumpuni. Well, what happeded? Dalam Konferensi Internasional yang berlangsung, saya melihat audiens terperangah dengan tampilan PPT dan presentasi yang kami sajikan. Mereka sedikit kaget bahwa paper yang kami kirim ke international conference tsb adalah hasil tugas mahasiswa. Saat itu kami menggunakan Prezi dan PPT yang terstruktur untuk menyampaikan isi paper kami, mulai dari objective of research, problem statement, research question, limitation of paper, expected results, purpose of solution, hingga conclusion. Mungkin dia tidak percaya tapi akhirnya "Pak, ternyata kita sudah selesai, alhamdulillaah tidak ada yang nanya. Terima kasih Pak." Pesannya? Jangan takut untuk berproses, toh kalau salah juga tidak dosa karena itu adalah bagian dari belajar. Semakin banyak salah yang kita lalui, otomatis hal tersebut tidak akan kita ulangi lagi di proses-proses berikutnya. Well done, international conference pertama anak HI Untan berhasil. Good job, Sunarti you rock the stage!

Kedua, Eko Suparman Sucinda. Terlibat to deliver a short presentation di Seminar Nasional PIPT Untan. Awalnya ia juga merasa tidak percaya diri untuk maju dan mengantikan saya menyampaikan hasil tulisan kami. Kebetulan juga di saat yang sama, saya sedang ikut rapat di LP3M, jadi saya berhalangan hadir. So, abang kita dari semester 6 ini yang mengambil alih sebagai presenter. Saya memang tidak menyaksikan langsung bagaimana ia menyampaikan ide dan gagasan tulisan kami, tapi berdasarkan penuturannya, ia merasa senang dan semacam termotivasi untuk melakukan hal yang sama lagi dan lagi. Hal itu kemudian yang mendorongnya dengan dua juniornya, Riski Amanda (HI 2015) dan Ela Simamora (HI 2016) untuk ikut berpartisipasi dalam National Call for Papers for IR student yang diselenggarakan oleh teman-teman HI dari President University. Alhamdulillaah, dengan tema unik dan menarik, mereka memperoleh top 10 selected abstract bersama teman-teman HI dari UGM, Unpar, UI. Tidak ada yang tidak mungkin kan kak, bang? Hanya saja kalian butuh asupan semangat dan rasa PD yang lebih untuk bisa sejajar dengan mereka. Don't worry, itu akan sama-sama kita perbaiki dengan proses berikutnya.

Ketiga, Cristine Devi Claudia dan Putri Catur Sembadani dari HI 2015. Keduanya memang memiliki tulisan yang unik di mata kuliah yang saya ampu semester lalu, Pariwisata Internasional. Cristine (yang saat ini sedang berada di US sebagai awardee untuk Undergraduate Global Exchange Program) kala itu menulis tentang Sex Tourism di Netherland yang berpeluang sebagai pendongkrak ekonomi negara. Sedangkan Putri Catur (Finalis Duta Lingkungan Hidup), saat itu menulis tentang Maldive sebagai destinasi pariwisata halal yang ada di dunia. Saya memang sengaja memanggil keduanya dan meminta mereka untuk menuliskan abstrak yang kemudian akan disubmit untuk agenda Annual Student Conference on Arts, Humanities, and Social Sciences di Kamboja. Alhamdulilaahnya mereka tidak keberatan dan jadilah dua abstrak lalu dikirimkan kepada panitia untuk diseleksi. Kebetulan juga agenda tsb bersifat free fee conference registration. Waktu demi waktu menunggu, semacam lama dan di phpin ya, tapi tidak jadi. Keduanya lolos dan terpilih sebagai delegasi dari Indonesia untuk kegiatan konferensi khusus mahasiswa di Kamboja. Sebenarnya dari Indonesia ada 4 abstrak yang lolos, tapi ternyata yang dua tidak jadi berangkat yakni delegasi dari UMY. Fenomena keberangkatan mereka ini ke Kamboja menjadi unik, karena beberapa hari sebelum keberangkatan, Cristine hampir menyerah dan menyatakan diri mundur untuk pergi. Padahal saat itu, saya sengaja menyudahi liburan lebaran dan kembali ke Pontianak lebih awal pada 27 Juni 2017 karena bersedia untuk mendampingi mereka sebelum berangkat ke Kamboja. Dengan dana yang minim dan keterbatasan finansial, keduanya mengeluhkan budget yang akan dihabiskan untuk penginapan selama di Kamboja dan Kuala Lumpur. Tapi pertolongan Allah datang di waktu yang tepat, karena punya teman di Kamboja dan KL, sehingga mereka bisa saya (titipkan) untuk menginap di rumah teman tsb. *Dititip? Lue kira mereka anak bayi Zet? Demi penghematan. Hahaha
Finally, mereka jadi berangkat dan went well buat presentasi makalahnya. Senangnya dua tugas matkul Pariwisata Internasional berhasil menjadi delegasi Indonesia. Mereka juga dapat bonus buat jalan-jalan di Royal Palace, twin tower, dan beberapa destinasi wisata lain. Istilah kerennya mah 'anak pariwisata internasional menikmati destinasi pariwisata internasional' kan gahol. Terima kasih Cristine dan Putri, yang sudah membawa nama HI FISIP Untan berkibar di kancah internasional.

Keempat, Nofriansyah (HI 2016) dan Ria Irawan (FKIP Sejarah Untan 2016). Keduanya berhasil saya influence untuk ikut melihat potensi dan gerak mahasiswa luar Kalbar dengan mengajak keduanya berpartisipasi dalam International Conference on Public Organizations di IPDN Jatinangor 22 Agustus lalu. Masih sama permasalahan yang dihadapi adalah krisis finansial, tapi saya yakin Allah maha melihat apa yang diusahakan oleh hambaNya. Dengan hitungan rupiah yang minimalis, perjalanan pergi dan pulang Pontianak-Bandung, Jakarta-Pontianak akhirnya terlewati dengan baik. Tidak perlu panjang lebar saya sebutkan dan saya beberkan, saya rasa keduanya tahu bagaimana kemudian harus berproses kedepannya. Mereka juga sudah melihat bagaimana cas cis cus mahasiswa di IPDN when talking in English. So, I believe, they will improve their skill in English Language to achieve better things in the future. Jangan malas berproses, buang semua keluh kesah, disiplin dan terus berusaha. Saya yakin dan percaya, kalian berdua akan jadi orang hebat nanti di kemudian hari. Hanya jika kau menyerah, maka kisahmu akan usai. Selama kau berusaha, akan banyak tawa dan tangis bahagia yang kau lalui karena usaha dan kerja keras yang kau usahakan. Tumbuhlah dengan kualitas Nak, kalau sudah punya pengetahuan dan punya keahlian, ajari yang lain. Bawa kampus kita ini ke arah yang lebih baik. Jangan mau jadi mahasiswa jago kandang, bisa ngomong doang, tapi kemampuan akademiknya nol besar. Terus tanamkan bahwa action speaks louder than words. Aksimu itu bisa ngomong lebih kencang dari omonganmu. Ayo dipacu lagi semangat kompetisi dan perbaikan kualitas dirinya. Belajar dari setiap orang yang kalian temui, walaupun mimpimmu itu keliatannya gak mungkin, usahakan, capai dan nikmatilah.

Pesan apa yang ingin saya sampaikan?
Pacu terus semangat untuk memperbaiki kualitas diri kak, bang. Jangan mengulangi kesalahan dan tindakan yang tidak bermanfaat agar terlhat besar, itu udah nggak jaman. Jangan cuma bisa berkompetisi di dalam kandang, lihat dunia luar agar kau tahu bahwa kemampuanmu itu masih jauh dibawah sehingga kau terus berusaha memperbaiki kualitas diri. Jangan tiru yang tidak baik, jangan tiru yang tidak positif, jangan ulangi hal-hal yang menghabiskan masamu untuk produktif. Jadilah manusia yang aktivis, yang tau kapan harus kuliah, kapan harus berorganisasi, kapan harus menulis, dan kapan harus bersenang-senang alias piknik. Luluslah secepat mungkin dan kuasailah soft skill sehingga ketika kamu lulus, kualitasmu tidak diragukan. Aktif terus, positif terus, berprestasi terus. Demi kamu, demi adik-adikmu, demi masa depan dan peradaban yang lebih baik.

Terakhir, saya ingat bunyi kutipan seperti berikut:
- Apa yang membuatmu bahagia? Yaitu saat kamu bisa membuat orang lain bahagia. Semoga dengan segala prosesnya, mereka yang saya sebutkan diatas adalah sosok yang bahagia menikmati proses dengan saya.
- Pahala ibadah yang tidak akan putus alirannya adalah 'ilmu yang bermanfaat'. Jangan cuma digali, tapi kita lupa untuk memberi. Jangan cuma mencari, tapi kita lupa berbagi. Jangan memperkaya diri, tapi kita lupa manusia di sekitar kita.

*Alhamdulillahnya, disamping mendampingi mahasiswa, saya pun bisa tetap berkarya:
-Semester kemarin nerbitin dua buah artikel di jurnal nasional HI Unpad dan HI Undip (semoga semester ganjil nanti nambah)
-Publikasi 2 opini di Harian Bhirawa
-Nerbitin 2 eks buku mahasiswa Prodi HI dari mata kuliah yang saya ampu; Perbandingan Sistem Politik dan Tata Kelola Ekonomi Politik Internasional Jepang
-Nerbitin satu buku kumpulan cerpen (Jejak Pemimpi)
-Publikasi artikel di 3 International Conference dan 1 artikel di National Conference
-Serta menulis beberapa artikel penelitian bersama rekan-rekan dari Unair, Undip, dan UIN Bandung.

+Bukan pamer, bukan untuk dipuji, tapi semoga menginspirasi+


Selamat Berhari Minggu, semoga besok semangatnya semakin berapi-api ya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Krisis Hubungan Diplomatik Meksiko – Ekuador

Krisis diplomatik antara Meksiko dan Ekuador yang baru saja terjadi merupakan peristiwa yang memperlihatkan kompleksitas hubungan antarneg...