Minggu, 12 April 2020

Sepenggal Kisah Tentang Mereka (Course di India)


Adalah Huong, salah satu peserta course dari Vietnam yang sudah sangat aktif dari awal pengumuman diterbitkan. Ia berinisiatif membuatkan grup WA dan memberikan kabar bahwa ia akan membawakan kopi dari Vietnam. Teman-teman yang lain hening, sementara Huong semakin agresif dan begitu aktif berkicau di grup. Aku turut mengikuti rekam jejak pesan yang ia ceritakan. Kadang ikut tertawa, juga sering penasaran, seperti apa wujud aslinya.

Kemarin saat di dalam bus menuju India Habitat Centre, tempat kursus, seorang rekan dari Mesir mendekatiku.

"Kamu tau Zet, Huong rupanya tidak suka sama kita."
"Kenapa? Ada yang salah dari geliat kita selama bertemu dia?"
"Bukan, dia bilang, dia tidak suka dengan Islam. Katanya, kenapa orang Islam itu mengizinkan penganut agamanya untuk menikah sebanyak 4 kali? Kenapa harus sibuk dan capek 5 kali sehari bolak-balik masjid buat menemui Tuhan? Kenapa begitu kejam sampai harus meminta orang Islam puasa selama sebulan lamanya, kan bisa sakit kalau tidak makan. Pakai jilbab lagi, ribet sekali. Belum lagi banyak sekali banyak aturan ini itu. Hidup ini untuk dinikmati."
"Diamkan saja, dia tidak mengetahui betapa indahnya Islam. Dengan sholat kita menemukan kedamaian, inner peace in heart and mind. Dengan puasa kita sehat. Bukan mengizinkan dalam artian biasa, itu spesial need."
Aku tertawa.

Tadi siang saat bertemu Huong di Ethiopia (kantin di Indian Habitat Centre).

Kamu pesan makan apa Zet?
Nasi goreng tanpa sayur, hanya nasi dan garam saja.
Kenapa?
Aku mau nyoba aja. Karena aku bawa sambal terasi dan sambal cabe khas dari Indonesia.
Ogitu? Sebenarnya aku mau pesan nasi kari, tapi pasti tidak habis kalau aku makan sendiri.
Ajak aja si Mai (teman dari Mesir) buat makan bareng.
Ya, besok akan aku coba.
Ide bagus.

Aku melanjutkan aksi menghabiskan nasi yang ada di hadapanku. Sementara di luar udara begitu dingin menusuk, 10 derajat siang ini. Di depanku ada Dr Samuel dari Argentina. Ia adalah seorang Laboran. Aku menawarkannya sambal terasi dan boncab yang aku bawa.

Enak, ini enak katanya.

Kenapa kamu tidak menawarkan aku? Tanya Huong yang berada tepat di samping Dr Samuel. Ia seketika mengambil sambal terasi dan boncap itu.

Boleh kok, ambil aja. Ini jika kamu mau, ambil saja dan makan dengan nasi goreng ini, pasti enak. Aku kira ia hanya mengambil sedikit, rupanya dia minta tambah. Ia juga memesan sejenis pangsit yang akhirnya di cocol pake sambal terasi. Antara mau tertawa dan aneh aja. Sambal terasi Indonesia akhirnya laku. Bentar lagi Argentina dan Vietnam impor terasi dari Indonesia. HAHAHAHA

Kenapa kamu tidak melarangku untuk mengambil sambalmu?

Islam tidak pernah melarang itu. Kalau aku sholat, pasti aku bisa berbuat baik kepada siapa saja, termasuk kamu. Kalau aku sholat, pasti aku tidak akan membenci orang lain. Itu yang diajarkan agamaku. Justru dengan dibagi akan bertambah, bukan berkurang.

Huong terdiam, aku pun begitu. Sementara Samuel masih asyik dengan menu yang terhidang lebar di atas meja.

Aku kira semua orang Islam itu menyebalkan. Ternyata tidak.

I keep smile to her. Kamu belum tau aja tentang kami. Sekali kamu tau, bisa jadi kamu kagum dengan Islam. Kamu juga tau kan kalau Maria yang dari Kolombia itu senang mendengarkan nasyid sekarang. She is learning alot about Islam. (Ya, Maria sekarang suka mendengarkan Maher Zain. Menenagkan, katanya).

Oya?

Ya, you may search on Youtube 'Maher Zain', then listen to his songs. Tell me what you feel, later or tomorrow.

*Bahwa orang Islam yang menikah 4 kali itu karena mungkin dia mampu, bukan karena keharusan. Mereka yang sholat dan mengaji karena dengan itu mereka mendapatkan ketenangan. That money can not buy. Bahwa dengan puasa kita bisa sehat. Jilbab adalah identitas bagi muslimah yang beriman, itu sebuah keharusan. Sebagai senjata agar tidak diganggu oleh laki-laki yang tidak beriman. Semua diajarkan dengan indah oleh Islam. Mungkin hanya karena belum tau saja, makanya orang tidak suka. Mungkin juga, kita yang Islam juga tidak banyak tau tentang itu. Mari belajar kembali.

Be the best Moslem agents, keep smiling, help others, and spread the peace.

(Ditulis sambil mendengarkan lagu-lagu Tulus, pukul 21.44 waktu Delhi atau 23.14 waktu Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Kisah Kilas Balik

Ada seorang anak yang hidup di desa dan tinggal bersama keenam saudaranya. Anak laki-laki ini amat berbeda. Ia dibesarkan dengan lingkunga...