Adalah Huong, salah satu peserta course dari Vietnam yang
sudah sangat aktif dari awal pengumuman diterbitkan. Ia berinisiatif membuatkan
grup WA dan memberikan kabar bahwa ia akan membawakan kopi dari Vietnam.
Teman-teman yang lain hening, sementara Huong semakin agresif dan begitu aktif
berkicau di grup. Aku turut mengikuti rekam jejak pesan yang ia ceritakan.
Kadang ikut tertawa, juga sering penasaran, seperti apa wujud aslinya.
Kemarin saat di dalam bus menuju India Habitat Centre,
tempat kursus, seorang rekan dari Mesir mendekatiku.
"Kamu tau Zet, Huong rupanya tidak suka sama
kita."
"Kenapa? Ada yang salah dari geliat kita selama
bertemu dia?"
"Bukan, dia bilang, dia tidak suka dengan Islam.
Katanya, kenapa orang Islam itu mengizinkan penganut agamanya untuk menikah
sebanyak 4 kali? Kenapa harus sibuk dan capek 5 kali sehari bolak-balik masjid
buat menemui Tuhan? Kenapa begitu kejam sampai harus meminta orang Islam puasa
selama sebulan lamanya, kan bisa sakit kalau tidak makan. Pakai jilbab lagi,
ribet sekali. Belum lagi banyak sekali banyak aturan ini itu. Hidup ini untuk
dinikmati."
"Diamkan saja, dia tidak mengetahui betapa indahnya
Islam. Dengan sholat kita menemukan kedamaian, inner peace in heart and mind.
Dengan puasa kita sehat. Bukan mengizinkan dalam artian biasa, itu spesial
need."
Aku tertawa.
Tadi siang saat bertemu Huong di Ethiopia (kantin di
Indian Habitat Centre).
Kamu pesan makan apa Zet?
Nasi goreng tanpa sayur, hanya nasi dan garam saja.
Kenapa?
Aku mau nyoba aja. Karena aku bawa sambal terasi dan
sambal cabe khas dari Indonesia.
Ogitu? Sebenarnya aku mau pesan nasi kari, tapi pasti
tidak habis kalau aku makan sendiri.
Ajak aja si Mai (teman dari Mesir) buat makan bareng.
Ya, besok akan aku coba.
Ide bagus.
Aku melanjutkan aksi menghabiskan nasi yang ada di
hadapanku. Sementara di luar udara begitu dingin menusuk, 10 derajat siang ini.
Di depanku ada Dr Samuel dari Argentina. Ia adalah seorang Laboran. Aku
menawarkannya sambal terasi dan boncab yang aku bawa.
Enak, ini enak katanya.
Kenapa kamu tidak menawarkan aku? Tanya Huong yang berada
tepat di samping Dr Samuel. Ia seketika mengambil sambal terasi dan boncap itu.
Boleh kok, ambil aja. Ini jika kamu mau, ambil saja dan
makan dengan nasi goreng ini, pasti enak. Aku kira ia hanya mengambil sedikit,
rupanya dia minta tambah. Ia juga memesan sejenis pangsit yang akhirnya di
cocol pake sambal terasi. Antara mau tertawa dan aneh aja. Sambal terasi
Indonesia akhirnya laku. Bentar lagi Argentina dan Vietnam impor terasi dari
Indonesia. HAHAHAHA
Kenapa kamu tidak melarangku untuk mengambil sambalmu?
Islam tidak pernah melarang itu. Kalau aku sholat, pasti
aku bisa berbuat baik kepada siapa saja, termasuk kamu. Kalau aku sholat, pasti
aku tidak akan membenci orang lain. Itu yang diajarkan agamaku. Justru dengan
dibagi akan bertambah, bukan berkurang.
Huong terdiam, aku pun begitu. Sementara Samuel masih
asyik dengan menu yang terhidang lebar di atas meja.
Aku kira semua orang Islam itu menyebalkan. Ternyata tidak.
I keep smile to her. Kamu belum tau aja tentang kami.
Sekali kamu tau, bisa jadi kamu kagum dengan Islam. Kamu juga tau kan kalau
Maria yang dari Kolombia itu senang mendengarkan nasyid sekarang. She is
learning alot about Islam. (Ya, Maria sekarang suka mendengarkan Maher Zain.
Menenagkan, katanya).
Oya?
Ya, you may search on Youtube 'Maher Zain', then listen
to his songs. Tell me what you feel, later or tomorrow.
*Bahwa orang Islam yang menikah 4 kali itu karena mungkin
dia mampu, bukan karena keharusan. Mereka yang sholat dan mengaji karena dengan
itu mereka mendapatkan ketenangan. That money can not buy. Bahwa dengan puasa
kita bisa sehat. Jilbab adalah identitas bagi muslimah yang beriman, itu sebuah
keharusan. Sebagai senjata agar tidak diganggu oleh laki-laki yang tidak
beriman. Semua diajarkan dengan indah oleh Islam. Mungkin hanya karena belum
tau saja, makanya orang tidak suka. Mungkin juga, kita yang Islam juga tidak
banyak tau tentang itu. Mari belajar kembali.
Be the best Moslem agents, keep smiling, help others, and
spread the peace.
(Ditulis sambil mendengarkan lagu-lagu Tulus, pukul 21.44
waktu Delhi atau 23.14 waktu Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar