Sabtu, 18 April 2020

Ramadhan Edisi Korona


Selepas dari perjalanan short course ke India Januari lalu, Ramadhan ini tepatnya 24 April 2020 harusnya aku berangkat ke Mesir mengikuti Global Forum for Higher Education and Scientific Research. Hasil dari proses negosiasi dan proses penulisan esai beberapa bulan lalu, ternyata harus dipending hingga Oktober nanti gegara makhluk kecil unik yang tidak terdeteksi tapi berbahaya, yakni Korona. Tapi aku percaya bahwa ada hikmah dibalik kenapa tidak jadi berangkat ke sana. Mungkin sekarang belum keliatan. Tapi, akan terlihat nanti dan nanti. Ingat betul bahwa akan ada selalu pelajaran dibalik setiap kejadian. Bahkan ketika kita sakit pun, Allah jadikan itu sebagai penghapus dosa. Ketika kita didzalimi, Allah jadikan itu sebagai arena Dia untuk betul-betul menerima kita. Hingga jika hidup kita penuh kesyukuran, Allah berikan nikmat yang tiada terkira. Lihat Q.S Ibrahim ayat 6.
Btw, ini akan menjadi Ramadhan yang spesial. Ramadhan pertama dengan anak dan istri dan Ramadhan pertama status berubah menjadi seorang Ayah. Eh daddy maksud gue. Ini juga akan menjadi Ramadhan pertama kita akan buka puasa via aplikasi zoom atau google meet. Sangking bahayanya ini Korona. “Eh, nanti ini link kita untuk berbuka puasa ya, ini kodenya”. Begitu kira-kira. Ramadhan pertama berjarak, tidak boleh dekat-dekat karena berbahaya. Ramadhan pertama Allah kasih kesempatan untuk muhasabah lebih banyak dari yang sudah-sudah.
Yaa Allah, tidaklah Engkau menciptakan Korona ini dengan sia-sia, kami tau pasti ada maksudnya. Semoga kami kuat dan sehat serta selalu bisa berbagi kepada sesama. Sehatkan orang-orang yang kami sayangi, dan orang-orang yang dekat dengan kami baik dalam pekerjaan maupun dalam ikatan kepercayaan.
Sudah siapkan menjemput hidayahmu di bulan Ramadhan, Insya Allah semoga semua kita diberikan umur panjang untuk bertemu dengan Ramadhan Kareeem tahun ini. Aaamiin.

*Jangan suka mengeluh di hadapan manusia, karena itu bisa membuat kecewa. Mengeluhlah kepada Allah dan jangan pernah berhenti berdoĆ”, karena Allah senang mendengar curhatmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Kisah Kilas Balik

Ada seorang anak yang hidup di desa dan tinggal bersama keenam saudaranya. Anak laki-laki ini amat berbeda. Ia dibesarkan dengan lingkunga...