Selasa, 14 April 2020

Purnama Kedua Belas

Aku menanti dibalik sipu awan pagi, siapakah kau sebenarnya, yang telah menbuat hatiku bahagia lebih lama, lalu terbenam pada senyum berbunga-bunga. Purnama Kedua Belas, engkaukah yang aku tunggu? Serasa malamku serba salah karena pesonamu. Balik kanan, aku tak nyenyak. Balik kiri, aku tak kuat. Cicak di atap kamar semakin menghinakanku malam itu. Pada laju masa yang tak bisa kutepis rotasinya, engkau datang dan menyelinap lebih anggun dari biasanya. Sudah berulang kali kukatakan, jangan datang hanya karena rindu, aku tak bersedia menjadi wadah pelampiasanmu, Purnama.
.
Harus berapa kali aku berucap, bibirku semakin kelu saat kau hinggap dan membayang seisi tubuhku. Purnama Kedua Belas, Kau kah anugrah terindah semesta untukku? Derai angin bersama gemuruh langit pekat pagi ini seolah tau bahwa aku enggan memikirkanmu lebih lama, Purnama. Kau sudah menjadi bagian dari dunia kesekian yang aku ranumkan dalam balutan kanvas kenangan manis. Kau, sudah menjadi bagian dari detak nafas dan hariku. Menjadi komponen bersambung bersama minggu dan bulan yang aku habiskan di sini. Tak perlu mengerti lagi, tahun pun menjadi saudara bagi cerita dan misterimu, Purnama. Kau sudah menjadi bagian cerita awal dan akhir hayat dan mendarah daging dalam hati dan pikiranku. Enggan kulepas, takkan kuberpaling, Kau bagian kisah hidupku kemarin, hari ini, dan esok nanti.
.
Purnama Kedua Belas, aku akan belajar menjadi insan paling lembut dan mengerti akan arti kurang dan lebihmu. Saat sayup udara tak lagi mendekatiku, kaulah cadangan udara untuk aku hidup dan kembali menghirup. Purnama Kedua Belas, kau angin segar bagi singasana duduk manisku. Meski harus termenung dalam pojok senja, Kau selalu berarti.
.
Maka seiring bertambahnya hari berlalu, aku akan menjadi pengagum setia bagimu. Menjadi peluk yang selalu mendekap saat sendu. Menjadi tempat paling nyaman untuk setiap sandaran kisah-kisahmu. Biarkan malam meninggi, pagi berlari, senja membisu kembali pada yang satu, Kau akan tetap menjadi Purnama Terindah dalam kurangnya hitungan jariku. Purnama Kedua Belas, tiada jeda untuk mencintaimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Kisah Kilas Balik

Ada seorang anak yang hidup di desa dan tinggal bersama keenam saudaranya. Anak laki-laki ini amat berbeda. Ia dibesarkan dengan lingkunga...