Senin, 23 September 2013

Untuk Masyarakat, Kami Murni Mengabdi



Jika mahasiswa memiliki tanggung jawab dalam masyarakat sebagai agen perubahan, mungkin benar, kali ini kami akan mewujudkan salah satu dari tiga pilar atau yang biasa dikenal dengan Tri Darma Perguruan Tinggi. Mengabdi mungkin memberikan banyak tantangan bagi kami. Namun, pengabdian ini akan menjadi jalan pembeda kami sebagai mahasiswa. Pengabdian kami kali ini adalah suatu perjalanan panjang dan menantang, karena kami akan menjalani proses ini selama sebulan di Dusun Wonorejo, Desa Sukodono, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Lihat! Kami 31 mahasiswa akan mengabdikan diri untuk membangun Dampit yang lebih sejahtera. Berikut perjalanan kami mengarungi medan pengabdian yang terkenal dengan surganya salak, yang menyimpan beraneka ragam kekayaan alam dan sangat terkenal hasil pertanian kopi yang sungguh melimpah.
Bertepatan dengan waktu libur semester genap yang merupakan waktu keberangkatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), kami 31 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang  tergabung dalam satu kelompok akan memutuskan untuk mengabdikan diri sepenuh hati bagi warga Desa Sukodono, Dampit. Sore itu langit terlihat cerah, cahaya sang surya masih saja tak mau pergi dari langit biru itu. Kegiatan yang pertama kali kami lakukan dalam agenda panjang pengabdian ini adalah Silaturrahmi Kesehatan atau yang biasa kami anak laskar 41 Dampit menyebutnya dengan sikes. Divisi Kesehatan Sosial Masyarakat (Kesosmas) membagi kami menjadi 4 kelompok untuk menjalankan program ini. Hari ini rekan-rekan juga terlihat begitu antusias untuk mengawali kegiatan ini. Tujuan agenda sikes ini adalah untuk melakukan konsultasi kesehatan gratis, edukasi terhadap penyakit yang di derita para masyarakat sekaligus melakukan tensi gratis.
Saksi perjuangan dalam pengabdian kami adalah jalanan bebatuan yang begitu terjal, tanah pegunungan, batu kerikil yang begitu menantang. Namun, selain harus menaklukan medan pengabdian, kami juga dimanjakan oleh panorama kebun yang luas, pepohonan kelapa yang rindang serta kebun kopi yang terhampar begitu hijau. Masyarakat desa ini menyambut kami dengan baik dan ramah, sehingga kami tidak menemui kesulitan berarti dalam menaklukan desa pengabdian yang tercinta ini.
Lusi Anisa, sebagai salah satu mahasiswa yang mengabdikan diri di Dampit yang ditemui di sela kesibukannya mengungkapkan bahwa kegiatan itu sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN, sekaligus bagi masyarakat sekitar. “Selain bisa mempraktikkan ilmu yang sudah diterima di bangku perkuliahan, sikes juga bisa menjadi pengisi waktu luang dan sarana mempererat silaturahmi dengan warga yang ada di desa,” tutur mahasiswa asal Kota Batu tersebut.
Hardi Alunaza, mahasiswa yang juga melakukan pengecekan tekanan darah masyarakat mengungkapkan bahwa warga di desa ini memiliki tekanan darah yang normal, namun ada juga yang memiliki tekanan darah tinggi. “Kebiasaan masyarakat disini adalah mengkonsumsi makanan bersantan dan makanan yang memiliki kadar asingb yang tinggi,” ungkap pria yang bercita-cita menjadi ahli farmakologi tersebut.
Rangkaian agenda pengabdian ternyata bukan hanya sebatas melaksanakan program sikes saja, melainkan juga terdapat agenda lain seperti penyuluhan cuci tangan, gosok gigi, dan pelatihan dokter kecil bagi siswa SD. Tiga rangkaian acara kami lakukan dalam suatu kesempatan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa SD untuk membiasakan hidup bersih dan sehat sejak dini. Peserta dari pelatihan dokter kecil nantinya kami akan menjadikan mereka sebagai pengurus UKS di sekolah, mengingat selama ini belum ada pengurus UKS yang tetap.
Sekolah ini memang menjadi saksi bahwa kegiatan yang kami laksanakan ini memberikan banyak manfaat bagi generasi penerus bangsa ini. Siswa terlihat begitu antusias mengikuti agenda kami kali ini, mereka sangat gembira dengan kedatangan kami yang memberikan ilmu baru bagi mereka, ilmu yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya. Jika sikes kami tujukan untuk masyarakat yang sudah berkeluarga, kami juga merangkul anak-anak yang ada di desa ini dengan memberikan pengetahuan bagi mereka dalam bidang pendidikan kesehatan.
Apresiasi yang tinggi juga ditunjukkan oleh Suparno, Kepala Sekolah SDN 02 Sukodono. Dalam sambutannya ketika pembukaan acar penyuluhan, Suparno mengaku senang dengan agenda yang berlansung selama sehari tersebut. “Kami pihak sekolah menyambut baik dan merasa senang dengan kegiatan yang diadakan rekan KKN 41 UMM, semoga bisa memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi semua siswa kami,” ungkapnya. Sikes dan penyuluhan kesehatan bagi siswa SD sengaja menjadi program kerja yang sangat kami utamakan, mengingat pengetahuan warga dan siswa dalam dunia kesehatan masih sangat minim di desa ini. Untuk itu, kami sebagai mahasiswa melakukan persiapan sebaik mungkin demi mendapatkan hasil yang baik dan maksimal di desa yang sangat kami cintai ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Kisah Kilas Balik

Ada seorang anak yang hidup di desa dan tinggal bersama keenam saudaranya. Anak laki-laki ini amat berbeda. Ia dibesarkan dengan lingkunga...