Jika mahasiswa
memiliki tanggung jawab dalam masyarakat sebagai agen perubahan, mungkin benar,
kali ini kami akan mewujudkan salah satu dari tiga pilar atau yang biasa
dikenal dengan Tri Darma Perguruan Tinggi. Mengabdi mungkin memberikan banyak
tantangan bagi kami. Namun, pengabdian ini akan menjadi jalan pembeda kami
sebagai mahasiswa. Pengabdian kami kali ini adalah suatu perjalanan panjang dan
menantang, karena kami akan menjalani proses ini selama sebulan di Dusun
Wonorejo, Desa Sukodono, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Lihat! Kami 31
mahasiswa akan mengabdikan diri untuk membangun Dampit yang lebih sejahtera.
Berikut perjalanan kami mengarungi medan pengabdian yang terkenal dengan
surganya salak, yang menyimpan beraneka ragam kekayaan alam dan sangat terkenal
hasil pertanian kopi yang sungguh melimpah.
Bertepatan
dengan waktu libur semester genap yang merupakan waktu keberangkatan Kuliah
Kerja Nyata (KKN), kami 31 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
yang tergabung dalam satu kelompok akan
memutuskan untuk mengabdikan diri sepenuh hati bagi warga Desa Sukodono,
Dampit. Sore itu langit terlihat cerah, cahaya sang surya masih saja tak mau
pergi dari langit biru itu. Kegiatan yang pertama kali kami lakukan dalam
agenda panjang pengabdian ini adalah Silaturrahmi Kesehatan atau yang biasa
kami anak laskar 41 Dampit menyebutnya dengan sikes. Divisi Kesehatan Sosial
Masyarakat (Kesosmas) membagi kami menjadi 4 kelompok untuk menjalankan program
ini. Hari ini rekan-rekan juga terlihat begitu antusias untuk mengawali
kegiatan ini. Tujuan agenda sikes ini adalah untuk melakukan konsultasi
kesehatan gratis, edukasi terhadap penyakit yang di derita para masyarakat
sekaligus melakukan tensi gratis.
Saksi
perjuangan dalam pengabdian kami adalah jalanan bebatuan yang begitu terjal,
tanah pegunungan, batu kerikil yang begitu menantang. Namun, selain harus
menaklukan medan pengabdian, kami juga dimanjakan oleh panorama kebun yang
luas, pepohonan kelapa yang rindang serta kebun kopi yang terhampar begitu hijau.
Masyarakat desa ini menyambut kami dengan baik dan ramah, sehingga kami tidak
menemui kesulitan berarti dalam menaklukan desa pengabdian yang tercinta ini.
Lusi Anisa, sebagai
salah satu mahasiswa yang mengabdikan diri di Dampit yang ditemui di sela kesibukannya
mengungkapkan bahwa kegiatan itu sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang sedang
melaksanakan KKN, sekaligus bagi masyarakat sekitar. “Selain bisa mempraktikkan
ilmu yang sudah diterima di bangku perkuliahan, sikes juga bisa menjadi pengisi
waktu luang dan sarana mempererat silaturahmi dengan warga yang ada di desa,”
tutur mahasiswa asal Kota Batu tersebut.
Hardi Alunaza,
mahasiswa yang juga melakukan pengecekan tekanan darah masyarakat mengungkapkan
bahwa warga di desa ini memiliki tekanan darah yang normal, namun ada juga yang
memiliki tekanan darah tinggi. “Kebiasaan masyarakat disini adalah mengkonsumsi
makanan bersantan dan makanan yang memiliki kadar asingb yang tinggi,” ungkap
pria yang bercita-cita menjadi ahli farmakologi tersebut.
Rangkaian
agenda pengabdian ternyata bukan hanya sebatas melaksanakan program sikes saja,
melainkan juga terdapat agenda lain seperti penyuluhan cuci tangan, gosok gigi,
dan pelatihan dokter kecil bagi siswa SD. Tiga rangkaian acara kami lakukan
dalam suatu kesempatan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa
SD untuk membiasakan hidup bersih dan sehat sejak dini. Peserta dari pelatihan
dokter kecil nantinya kami akan menjadikan mereka sebagai pengurus UKS di
sekolah, mengingat selama ini belum ada pengurus UKS yang tetap.
Sekolah ini
memang menjadi saksi bahwa kegiatan yang kami laksanakan ini memberikan banyak
manfaat bagi generasi penerus bangsa ini. Siswa terlihat begitu antusias
mengikuti agenda kami kali ini, mereka sangat gembira dengan kedatangan kami
yang memberikan ilmu baru bagi mereka, ilmu yang belum pernah mereka dapatkan
sebelumnya. Jika sikes kami tujukan untuk masyarakat yang sudah berkeluarga,
kami juga merangkul anak-anak yang ada di desa ini dengan memberikan
pengetahuan bagi mereka dalam bidang pendidikan kesehatan.
Apresiasi yang
tinggi juga ditunjukkan oleh Suparno, Kepala Sekolah SDN 02 Sukodono. Dalam
sambutannya ketika pembukaan acar penyuluhan, Suparno mengaku senang dengan
agenda yang berlansung selama sehari tersebut. “Kami pihak
sekolah menyambut baik dan merasa senang dengan kegiatan yang diadakan rekan
KKN 41 UMM, semoga bisa memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi semua siswa
kami,” ungkapnya. Sikes dan penyuluhan kesehatan bagi siswa SD sengaja menjadi
program kerja yang sangat kami utamakan, mengingat pengetahuan warga dan siswa
dalam dunia kesehatan masih sangat minim di desa ini. Untuk itu, kami sebagai
mahasiswa melakukan persiapan sebaik mungkin demi mendapatkan hasil yang baik
dan maksimal di desa yang sangat kami cintai ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar