Mudah sekali bagi kita semua mengartikan zaman yang maju ini sebagai
zaman yang menjunjung tinggi prinsip dan nilai demokrasi. Bebas
berpendapat dan mengeluarkan aspirasi. Sudah lama masyarakat Indonesia
mengetahui bahwa bangsa ini telah menerapkan demokrasi sebagai salah
satu prinsip yang sangat kita miliki di negara yang sangat mengedepankan
Pancasila dan UUD sebagai bagian dasar dari bangsa ini.
Tidak perlu jauh-jauh meneliti tentang poin yang satu ini, siswa
Sekolah Dasar pun kini tahu dan paham akan hal ini. Kita tahu bangsa ini
adalah bangsa yang sangat paham akan hal-hal yang berkaitan dengan
kebebasan mengeluarkan pendapat, bebas beragama, bebas beraspirasi, dll.
Namun, disatu sisi, kemana kekebalan kita sebagai masyarakat yang tahu
akan hal ini, ketika hak-hak kita diambil oleh orang lain, kita seolah
diam dan ikhlas begitu saja ketika hak kita diambil dan dimanfaatkan
oleh pihak lain.
Ketika hak kita diambil oleh mereka yang lebih tinggi dan
berpangkat, kenapa kita seolah bisu. Pandangan kita tentang demokrasi
seolah hancur lebur tak lagi berarti. Miris bukan? Dengan alasan
mengedepankan etika lah, sopan santun lah, tidak etis lah, tidak enak
dilihat orang lain, sungkan, dsb. Padahal, jelas-jelas mereka yang telah
mengambil hak kita adalah orang yang tidak tahu sopan santun. Ketika
hak kita diambil oleh pihak lain, kita seolah menjadi patung, bisu,
lemah, lesu tak mampu melakukan sedikit pun perlawanan. Pandangan dan
pengetahuan kita tentang demokrasi selama ini hanya sebatas fatamorgana
yang tidak terlihat. Pengetahuan tentang persamaan hak, kebebasan
berpendapat, kedudukan yang sama di depan hukum, seakan-akan tersendat
di tenggorokan kita.
Ketika kebobrokan sistem dan aturan terjadi di depan mata kita,
kita hanya diam saja dan tak mampu bertindak apa-apa.Poin yang menjadi
perhatian kemudian adalah bagaimana kita mampu memperjuangkan hak kita
di depan publik, bukan sekadar berkata yang panjang, tidak penting dan
tidak berharga di belakang panggung. Berani berkata di depan, jangan
sekadar mampu mengolah ribuan kata tapi kita takut untuk
memperjuangkannya. Betapa sangat amat disayangkan. Think and act not just think and speak up behind.
Perjuangkanlah apa yang menjadi hakmu jika kamu merasa itu adalah
bagian dari apa yang harus kamu dapatkan. Jangan menjadi pecundang yang
hanya mampu berkata dan beraksi dibelakang. (Qur’an said : Jangan engkau membiarkan dirimu jatuh pada kehancuran padahal kamu memiliki kekuasaan).
Jika bisa bermanfaat di usia muda, lalu mengapa menunggu tua? Kita adalah apa yang kita kerjakan, kita dengarkan, dan kita katakan berulang-ulang. Don't be same, be better! Blog ini berisi mengenai keilmuan HI, motivasi perjalanan hidup, pengalaman, dan tulisan cerpen. Semoga bermanfaat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Krisis Hubungan Diplomatik Meksiko – Ekuador
Krisis diplomatik antara Meksiko dan Ekuador yang baru saja terjadi merupakan peristiwa yang memperlihatkan kompleksitas hubungan antarneg...
-
Diplomasi koersif merupakan salah satu dari banyak jenis diplomasi yang masih terus eksis hingga saat ini. Karakter dari diplomasi ini a...
-
Negosiasi merupakan suatu proses komunikasi dimana terdapat dua pihak dengan sudut pandang yang berbeda yang berusaha menyamakan persepsi da...
-
Konflik merupakan tindakan yang menghalangi, mengganggu, dan menghambat pihak lain. Konflik bisa terjadi di kelompok masyarakat atau pun l...
-
Salah satu kegunaan dari teori dalam studi hubungan internasional adalah untuk pengetahuan kontemplatif yang diturunkan dari tatanan dasar d...
-
Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang selalu dalam keadaan baik-baik saja. Setiap orang yang masih bernafas, mereka hidup dan berjuan...
-
Agar dapat memetakan fenomena mengenai subjek dan objek analisis dalam studi hubungan internasional, diperlukan adanya indikator yang dija...
-
Diplomasi ekonomi sebagai proses formulasi dan negosiasi kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan produksi, pertukaran barang, jasa, tenaga ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar