Rabu, 25 September 2013

Sajak Sepi Keluhan Rindu



Ingin kutulis banyak kata, raga ini ingin bersapa
Oh Unisma, aku rindu jarum-jarum infus itu
Yang dulu pernah kau tancapkan di urat tanganku ini
Sakit? Tidak, bahkan aku sungguh menikmatinya…
Wahai Bandara Juanda, aku rindu pesan-pesan itu
Saat kau pasrahkan air mata hantarkan perjalanan panjangku
Sedih? Tidak, bahkan aku sungguh mengingatnya…
Duhai pondok indah, aku ingin aku kembali duduk manis seperti dulu
Berbaring manis di rindangnya pelupuk mataku
Kau kira aku bohong, sungguh jujur ini kuungkapkan
Wahai rindu yang kini singgah di ruang sempit
Seperti sempitnya potongan hariku
Banyak namamu disana
Dalam kardus mungil itu, kenanganmu tersimpan
Mengapa rintihan jiwamu mampu tutupi semua
Aku masih tak percaya, terlihat tegar namun begitu rapuh
Itulah kamu, siapa yang lain, kau hanya terdiam
Dan kini biarkan kusendiri
Menikmati hari berlalu dengan diam dan terpaku tanpamu
Lihat saja, nikmati saja, itu lebih dari cukup…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Kisah Kilas Balik

Ada seorang anak yang hidup di desa dan tinggal bersama keenam saudaranya. Anak laki-laki ini amat berbeda. Ia dibesarkan dengan lingkunga...