Dahulu sebelum dilahirkan ke dunia, masing-masing kita
telah berjanji bahwa urusan rizki, jodoh, dan maut sudah diatur dengan baik
oleh Allah, bahkan kita pun sudah menyepakati itu. Lalu lahir ke dunia dan
berproses tumbuh dan sampai pada fase dewasa. Ternyata, urusan dunia memang
kadang suka membuat hati tidak terima dengan apa yang kita punya. Sering sekali
orang di sekitar kita justru membandingkan kita dengan orang lain. Saya, kamu,
dia, dan mereka pasti tidak suka jika hal-hal yang berkaitan dengan jodoh,
rizki, dibandingkan antara satu dengan yang lain. Bagaimana harus berkutik
dan mengelak serta menjelaskan bahwa masing-masing kita sudah dituliskan dengan
takdir yang berbeda. Semakin dibandingkan, maka akan semakin menyakitkan
rasanya. Perihal rizki, orang lain tidak mengetahui dengan jelas bagaimana
usaha masing-masing kita. Kenapa harus komentar? Kita yang hidup, kita yang
jalani, sementara orang lain acap kali berkomentar tentang apa yang kita
lakukan.
Jika kita cemburu dan iri pada rizki orang lain, sudahkah
kita iri pada kesusahan hidup yang orang lain rasakan? Harusnya kita bisa ingat
itu. Justru dengan semakin melihat kepada kondisi orang lain, kita malah
semakin tidak bersyukur. Nikmat Tuhan yang mana lagi yang akan kau dustakan? Jika
kau cemburu pada rizki orang lain, kau juga harus cemburu pada musibah dan
kegetiran takdir hidupnya? Sudahkah kau siap untuk hal itu? Yang kita lakukan
sering kali melihat pada apa yang tidak kita miliki, semakin lupa dan tidak
bersyukur terhadap apa yang Tuhan beri. Harus berapa kali dijelaskan, bahwa
Allah sudah menyusun semuanya dengan baik dan terencana tanpa ada kecacatan sedikit pun. Bersyukurlah,
karena dengan bersyukur, maka nikmat Tuhan akan semakin datang dan melimpah
kepada kita. Bukan justru mengeluh, karena mengeluh tidak akan menyelesaikan
masalah. Syukuri apa yang kau punya hingga Tuhan akan bertambah sayang dan memberi nikmat
yang tak terkira untukmu.
Jangan sampai lupa bahwa hakikat rizki juga akan ditanya dibawa dari mana dan kemana akan dihabiskan rizki tersebut. Satu hal yang harus kita ingat, yang penting halal bukan banyak dan melimpah tapi hasil riba atau subhat statusnya. Sudahkah Anda bersyukur hari ini?
(08/11/2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar