Selasa, 01 November 2016

-Hidup adalah kompetisi-

Dengan Kau terlahir dari rahim Ibumu dalam wujud yang sempurna, itu adalah tanda bahwa Kau adalah pemenang yang telah mengalahkan beribu sel sperma. Percayakah Kau, bahwa hidup ini sesungguhnya adalah suatu rangkaian kompetisi yang harus Kau lalui dengan baik. Kau berkompetisi dengan sesama saudara kandungmu, Kau berkompetisi dengan teman sekelasmu, Kau berkompetisi dengan teman satu kosmu, Kau berkompetisi dengan teman satu daerahmu, Kau berkompetisi dengan sahabatmu, Kau berkompetisi dengan teman sekampusmu, Kau berkompetisi dengan juniormu, dengan seniormu, dengan tetanggamu, dengan dosenmu, dengan gurumu, dengan teman satu organisasimu, dengan teman lintas universitas yang Kau kenal, dengan teman UKM mu, dengan lingkunganmu, dengan musuhmu, dengan orang yang membencimu, dengan orang yang Kau sebut kekasih, dengan orang yang Kau sebut soulmate, dengan orang satu desamu, dengan orang sekabupatenmu, dengan orang sepropinsi denganmu, dengan orang senegara denganmu, dengan orang yang berbeda negara denganmu, dan dengan semua orang, mulai dari yang dekat denganmu hingga yang paling jauh denganmu. Kau sejatinya sedang berkompetisi untuk memenangkan sebuah lomba yang sering Kau sebut kesuksesan. Kau berkompetisi dengan mereka semua untuk menunjukkan siapakah yang menang dalam kompetisi tsb, siapakah yang lebih sukses, dengan ukuran sukses yang tentunya berbeda. Bukankah Kau pernah menang dalam mengalahkan ribuan sel sperma kemudian Kau berhasil masuk ke rahim Ibumu dan kemudian terlahir ke bumi? Lantas mengapa saat Kau sudah berada di bumi dengan begitu mudah Kau mengatakan dan berdalih bahwa Kau tak layak memenangkan kompetisi yang lain? Kau mengaku Kau punya kekurangan, Kau bilang ada yang lebih pintar, Kau ungkapkan ada yang lebih cerdas. Sebegitu mudahkah Kau mengalah? Saat yang lain sibuk menyiapkan amunisi untuk memenangkan kompetisi, Kau justru berdalih tak mampu, bukan bidangmu, bukan keahlianmu. Lalu keahlianmu apa? Berkata bahwa Kau ditakdirkan tak mampu bersaing? Berdiam diri dan menjadi saksi bahwa Kau memang harus kalah dalam kompetisi, dan berkata bahwa Kau ditakdirkan untuk kalah dan tidak beruntung, bahkan mungkin Kau mengakui bahwa Kau memiliki keterbatasan untuk bisa menaklukkan lawanmu. So, please open your eyes, di luar sana masih banyak yang tak bertangan dan tak berkaki tapi mereka bisa jadi pemenang, Kau kurang apa? Di luar sana ada yang tak memiliki mata dan tak bisa mendengar, tapi mereka bisa jadi pemenang, Kau kurang apa? Di luar sana banyak yang tak sesempurna jasad yang Kau punya, tapi mereka bisa jadi pemenang, Kau kurang apa? Kenapa terus berdalih bahwa Kau memiliki keterbatasan? Sudah berapa kali Kau mencoba? Sudah berapa kali Kau gagal? Apakah Kau sudi disamakan dengan mereka yang cacat, bertubuh tak sempurna, lalu Kau kalah begitu saja. Kau habiskan banyak waktumu terbuang sia-sia. Ketika ditanya kapan Kau akan berkompetisi, Kau tak malu mengatakan nanti nanti dan nanti. Sudah berapa banyak kemenangan yang Kau torehkan selama Kau hidup? Sudah berapa banyak Kau buat orang tuamu menangis bangga karena pencapaianmu? Sudah berapa jauh Kau kayuhkan kaki untuk melakukan hal yang baik demi menaklukkan kompetisi di dunia ini? Silakan Kau jujur pada dirimu sendiri, Kau lah yang paling tahu kadar dalam dirimu, Kau lah yang bisa menggerakkan jiwamu, bukan hanya sekedar menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kelak akan membuatmu menyesal. Karena penyesalan akan hadir di bagian belakang dari hidup ini. Percayalah, Kau kini sedang berkompetisi untuk bisa sukses. Sukses dengan terus bermanfaat bagi orang lain, sukses untuk hidup bahagia, sukses untuk hal baik yang bisa mengantarkanmu ke surga. Sukses dunia dan sukses di akhirat tentunya. Aku ingin Kau sadar, Kau masih punya waktu untuk berkompetisi dan melakukan banyak hal positif agar Kau menjadi pemenang sejati. Moving!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Krisis Hubungan Diplomatik Meksiko – Ekuador

Krisis diplomatik antara Meksiko dan Ekuador yang baru saja terjadi merupakan peristiwa yang memperlihatkan kompleksitas hubungan antarneg...