Dengan Kau terlahir dari rahim Ibumu
dalam wujud yang sempurna, itu adalah tanda bahwa Kau adalah pemenang yang
telah mengalahkan beribu sel sperma. Percayakah Kau, bahwa hidup ini
sesungguhnya adalah suatu rangkaian kompetisi yang harus Kau lalui dengan baik.
Kau berkompetisi dengan sesama saudara kandungmu, Kau berkompetisi dengan teman
sekelasmu, Kau berkompetisi dengan teman satu kosmu, Kau berkompetisi dengan
teman satu daerahmu, Kau berkompetisi dengan sahabatmu, Kau berkompetisi dengan
teman sekampusmu, Kau berkompetisi dengan juniormu, dengan seniormu, dengan
tetanggamu, dengan dosenmu, dengan gurumu, dengan teman satu organisasimu,
dengan teman lintas universitas yang Kau kenal, dengan teman UKM mu, dengan
lingkunganmu, dengan musuhmu, dengan orang yang membencimu, dengan orang yang
Kau sebut kekasih, dengan orang yang Kau sebut soulmate, dengan orang satu
desamu, dengan orang sekabupatenmu, dengan orang sepropinsi denganmu, dengan
orang senegara denganmu, dengan orang yang berbeda negara denganmu, dan dengan
semua orang, mulai dari yang dekat denganmu hingga yang paling jauh denganmu.
Kau sejatinya sedang berkompetisi untuk memenangkan sebuah lomba yang sering
Kau sebut kesuksesan. Kau berkompetisi dengan mereka semua untuk menunjukkan
siapakah yang menang dalam kompetisi tsb, siapakah yang lebih sukses, dengan
ukuran sukses yang tentunya berbeda. Bukankah Kau pernah menang dalam
mengalahkan ribuan sel sperma kemudian Kau berhasil masuk ke rahim Ibumu dan
kemudian terlahir ke bumi? Lantas mengapa saat Kau sudah berada di bumi dengan
begitu mudah Kau mengatakan dan berdalih bahwa Kau tak layak memenangkan
kompetisi yang lain? Kau mengaku Kau punya kekurangan, Kau bilang ada yang
lebih pintar, Kau ungkapkan ada yang lebih cerdas. Sebegitu mudahkah Kau
mengalah? Saat yang lain sibuk menyiapkan amunisi untuk memenangkan kompetisi,
Kau justru berdalih tak mampu, bukan bidangmu, bukan keahlianmu. Lalu
keahlianmu apa? Berkata bahwa Kau ditakdirkan tak mampu bersaing? Berdiam diri
dan menjadi saksi bahwa Kau memang harus kalah dalam kompetisi, dan berkata
bahwa Kau ditakdirkan untuk kalah dan tidak beruntung, bahkan mungkin Kau
mengakui bahwa Kau memiliki keterbatasan untuk bisa menaklukkan lawanmu. So,
please open your eyes, di luar sana masih banyak yang tak bertangan dan tak
berkaki tapi mereka bisa jadi pemenang, Kau kurang apa? Di luar sana ada yang
tak memiliki mata dan tak bisa mendengar, tapi mereka bisa jadi pemenang, Kau
kurang apa? Di luar sana banyak yang tak sesempurna jasad yang Kau punya, tapi
mereka bisa jadi pemenang, Kau kurang apa? Kenapa terus berdalih bahwa Kau
memiliki keterbatasan? Sudah berapa kali Kau mencoba? Sudah berapa kali Kau
gagal? Apakah Kau sudi disamakan dengan mereka yang cacat, bertubuh tak
sempurna, lalu Kau kalah begitu saja. Kau habiskan banyak waktumu terbuang
sia-sia. Ketika ditanya kapan Kau akan berkompetisi, Kau tak malu mengatakan
nanti nanti dan nanti. Sudah berapa banyak kemenangan yang Kau torehkan selama
Kau hidup? Sudah berapa banyak Kau buat orang tuamu menangis bangga karena
pencapaianmu? Sudah berapa jauh Kau kayuhkan kaki untuk melakukan hal yang baik
demi menaklukkan kompetisi di dunia ini? Silakan Kau jujur pada dirimu sendiri,
Kau lah yang paling tahu kadar dalam dirimu, Kau lah yang bisa menggerakkan
jiwamu, bukan hanya sekedar menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kelak akan membuatmu
menyesal. Karena penyesalan akan hadir di bagian belakang dari hidup ini.
Percayalah, Kau kini sedang berkompetisi untuk bisa sukses. Sukses dengan terus
bermanfaat bagi orang lain, sukses untuk hidup bahagia, sukses untuk hal baik
yang bisa mengantarkanmu ke surga. Sukses dunia dan sukses di akhirat tentunya.
Aku ingin Kau sadar, Kau masih punya waktu untuk berkompetisi dan melakukan
banyak hal positif agar Kau menjadi pemenang sejati. Moving!
Jika bisa bermanfaat di usia muda, lalu mengapa menunggu tua? Kita adalah apa yang kita kerjakan, kita dengarkan, dan kita katakan berulang-ulang. Don't be same, be better! Blog ini berisi mengenai keilmuan HI, motivasi perjalanan hidup, pengalaman, dan tulisan cerpen. Semoga bermanfaat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Krisis Hubungan Diplomatik Meksiko – Ekuador
Krisis diplomatik antara Meksiko dan Ekuador yang baru saja terjadi merupakan peristiwa yang memperlihatkan kompleksitas hubungan antarneg...
-
Diplomasi koersif merupakan salah satu dari banyak jenis diplomasi yang masih terus eksis hingga saat ini. Karakter dari diplomasi ini a...
-
Negosiasi merupakan suatu proses komunikasi dimana terdapat dua pihak dengan sudut pandang yang berbeda yang berusaha menyamakan persepsi da...
-
Konflik merupakan tindakan yang menghalangi, mengganggu, dan menghambat pihak lain. Konflik bisa terjadi di kelompok masyarakat atau pun l...
-
Salah satu kegunaan dari teori dalam studi hubungan internasional adalah untuk pengetahuan kontemplatif yang diturunkan dari tatanan dasar d...
-
Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang selalu dalam keadaan baik-baik saja. Setiap orang yang masih bernafas, mereka hidup dan berjuan...
-
Agar dapat memetakan fenomena mengenai subjek dan objek analisis dalam studi hubungan internasional, diperlukan adanya indikator yang dija...
-
Tidak perlu resah ketika keluarga dan sanak kerabat tidak mendapatkan ranking satu, tapi resahlah ketika mereka justru telat bangun untuk sh...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar