Minggu, 27 Desember 2020

National Branding Pentagon dalam Pariwisata Internasional


        Konsep National Branding dijelaskan sebagai reputasi yang dimiliki oleh suatu bangsa yang dibentuk berdasarkan hasil persepsi oleh orang lain. Persepsi tersebut dapat berasal dari informasi yang diterima dari media massa dan juga pengalaman pribadi secara langsung. Sedangkan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur national branding adalah nilai ekonomis dan faktor budaya. Keduanya diyakini memiliki peran yang sangat signifikan dalam mempengaruhi prefensi dan membentuk opini pribadi orang lain.

National branding juga dikenal dengan cara membentuk persepsi orang lain yang terdiri dari kelompok masyarakat dengan pemanfaatan enam aspek yakni pariwisata, ekspor, masyarakat, pemerintahan yang memimpin, kebudayaan serta warisan budaya, dan investasi. Pariwisata yang dikenal sebagai sumber devisa terbesar negara merupakan aspek penting untuk dapat membentuk branding Indonesia di mata dunia. Melalui pariwisata, Indonesia dapat menjadi negara yang terkenal karena kekayaan alam, budaya, dan kuliner Indonesia yang menjadi dekat di mata wisatawan mancanegara. Hal tersebut tentu didukung oleh masyarakat, pemerintah, kegiatan ekspor, dan investasi yang tersedia di lingkup domestik.

Dalam studi kepariwisataan internasional, ada sebuah istilah yang menjelaskan mengenai pencapaian sektor pariwisata yang dikolaborasikan dengan komponen lain yang dikenal dengan istilah national branding pentagon. Usaha untuk national branding dapat mencapai tujuan yang ideal jika memenuhi lima aspek utama yakni mempromosikan pariwisata, representasi budaya, mendorong kegiatan ekspor, menarik investasi, dan didukung oleh pemerintah dan formulasi dan implementasi kebijakan luar negeri seperti dalam ranah diplomasi publik.

National branding dan diplomasi publik dikenal sebagai dua konsep yang saling memiliki persamaan terutama dalam kaitan dengan kemampuan daya tarik dan memberikan pengaruh yang telah ditargetkan pada objek mancanegara. Tujuan keduanya adalah untuk membentuk opini dan persepsi baik mengenai citra negara. Meskipun kemudian terdapat beberapa pendapat mengenai persamaan dan perbedaan antara national branding dan diplomasi publik, dimana banyak ahli kemudian membaginya menjadi lima bagian.

National branding pentagon adalah proyeksi untuk membangun citra positif dalam bidang pariwisata dengan berkonsentrasi pada pengembangan produk dan pemasaran yang dikombinasikan sehingga dapat menghasilkan ide yang relevan. Pada akhirnya national branding pentagon ini bertujuan untuk membentuk identitas dan persepsi dunia internasional secara konsisten terhadap masa depan pariwisata Indonesia dengan memanfaatkan tagline Pesona Indonesia.

Indonesia dapat memanfaatkan plafform digital dalam hal promosi pariwisata masa depan yang diikuti dengan transformasi kebijakan terkait pengembangan pariwisata Indonesia yang mengedepankan sisi kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan atau yang dikenal dengan sebutan CHSE (cleanliness, health, safety, environmental) yang sudah mulai diterapkan pada September 2020. CHSE ini juga diyakini sebagai soft diplomacy dan re-branding pariwisata Indonesia setelah adanya pandemi global covid-19.

Langkah berikutnya yang dapat dilakukan Indonesia untuk memastikan pariwisata menjadi lebih terkenal dalam inisiasi pembentukan persepsi baik adalah dengan memperhatikan tiga komponen utama yakni strategi, substansi, dan tindakan simbolis. Secara substansi, Indonesia perlu mengeksekusi kemampuan ekspor, meminimalisir ego sektoral demi mengakomodasi berbagai kepentingan, melakukan desain ulang terhadap investasi yang masuk dan melakukan klasifikasi warisan budaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan persepsi baik terhadap pariwisata Indonesia. 

Hal tersebut dapat dilakukan dengan re-aktivasi destinasi pariwisata sektor prioritas seperti 10 Bali baru, memberikan bantuan dana dengan tujuan pemulihan ekonomi nasional, dan memberikan fasilitas terhadap pelaku wisata melalui mekanisme hibah yang dapat digunakan untuk memperbaiki sektor pariwisata yang rusak atau tidak berfungsi setelah adanya covid-19. Dukungan lain juga dapat diperoleh dari kemampuan ekspor yang harus dimanfaatkan dengan maksimal untuk membantu penyediaan anggaran recovery plan sektor pariwisata Indonesia. Serta, memaksimalkan investasi dalam bidang tourism yang sudah dimiliki dan juga membangun iklim pariwisata berbasis quality tourism dan membangun kerja sama internasional untuk proses pemulihan industri wisata Indonesia.

Titik tekan terakhir dari keberhasilan national branding pentagon ini akan ditujukan pada sinergitas antara masyarakat Indonesia dan para pemimpin serta kebijakan yang dihasilkan yang tersusun dalam economic recovery plan untuk bidang pariwisata. Tentu, budaya dan warisan budaya juga memiliki peran yang besar yang akan menjadikan pariwisata Indonesia dapat bangkit dari terpaan covid-19 yang juga berdampak secara global terhadap 218 negara di dunia.  

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Krisis Hubungan Diplomatik Meksiko – Ekuador

Krisis diplomatik antara Meksiko dan Ekuador yang baru saja terjadi merupakan peristiwa yang memperlihatkan kompleksitas hubungan antarneg...