Rabu, 30 September 2020

9 Tips Menulis Artikel Jurnal Dengan Mudah

Menulis artikel jurnal merupakan sebuah keharusan bagi mahasiswa dan akademisi. Di samping memberikan kontribusi secara ilmiah, menulis artikel jurnal juga memberikan kepuasan tersendiri. Selain sebagai bentuk menyalurkan hobi menulis, menulis artikel jurnal juga dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Tentu, untuk menghasilkan artikel jurnal yang berkualitas dan layak terbit baik di tingkat nasional maupun internasional, ada hal-hal yang harus diperhatikan. Berikut 9 tips menulis artikel jurnal:

Pertama, agar dapat menghasilkan tulisan dengan kualitas layak terbit, menulislah selama melakukan riset. Perlu dipahami bahwa re-search artinya mencari ulang. Untuk mengumpulkan data yang akurat, seorang penulis dituntut untuk terus mencari dan mencari. Sehingga arti riset tidak hanya bermakna sekali searching lalu menemukan data yang valid, tetapi mencari berulang-ulang. Penulis artikel jurnal perlu memperhatikan konsistensi penulisan. Artinya, agar kiranya menjadi perhatian bahwa menulis artikel jurnal itu dapat dilakukan ketika sudah menentukan jurnal mana yang ingin dituju. Sebab, masing-masing jurnal pasti memiliki ketentuan dan sistematika penulisan yang berbeda-beda. Ada yang mungkin hanya berbeda sedikit, tetapi banyak juga jurnal yang memiliki gaya penulisan yang sangat berbeda dari jurnal lainnya.

Kedua, yang harus menjadi perhatian adalah penulisan judul. Penulis sering sekali terjebak menghabiskan waktu yang begitu lama karena tidak mampu merumuskan judul. Sehingga proses menulis menjadi terhambat. Padahal, judul adalah formulasi tahap akhir yang bisa ditentukan pada akhir proses menulis artikel jurnal. Carilah data yang berlimpah, sambil mencari data biasanya akan tercetus sebuah pola judul yang menarik untuk dituliskan. Ketika bingung menentukan judul, maka beralihlah ke proses riset, jangan terjebak terlalu lama mempertimbangkan judul yang tak kunjung menemukan ide atau inspirasi. Tulislah judul yang menarik perhatian dan membuat pembaca ingin mengetahui lebih jauh secara akurat isi dari artikel jurnal.

Ketika menulis judul, penulis dapat memperhatikan beberapa pola. Seperti, membuat list judul yang menggambarkan isi tulisan, memikirkan mengapa isi tulisan menarik untuk dibaca bagi ilmuan lain, menyampaikan topik utama penelitian, dan menggunakan kata yang ringkas dan jelas. Perlu menjadi perhatian bahwa judul bukan merupakan kalimat, sehingga tidak perlu mencantumkan tanda titik setelah penulisan judul. Hal-hal yang kecil tersebut merupakan bentuk dan bagian dari konsistensi dalam penulisan yang menjadi alasan mengapa sebuah artikel jurnal bisa diterima atau ditolak oleh pihak redaksi. Apalagi jika jurnal yang dituju adalah jurnal bereputasi nasional dan internasional dengan peringkat 1 atau 2. Pihak redaksi akan sangat selektif dalam memilih tulisan untuk diterbitkan.

Ketiga, adalah menulis abstrak. Penulis harus bisa menyampaikan pentingnya arti dari riset yang telah dilakukan. Tentu dengan mengikuti pedoman penulisan atau author guideline dari jurnal yang ingin dituju. Beberapa jurnal mungkin tidak mengharuskan untuk mencantumkan bagian kerangka teori atau metodologi. Bagi beberapa jurnal yang lain, mencantumkan keduanya adalah sebuah keharusan. Itulah alasan mengapa penting mempelajari pedoman penulisan dari jurnal yang ingin dituju. Agar tulisan yang dihasilkan sesuai dengan kriteria yang mereka inginkan. Abstrak yang baik, yang berpola IMRAD. Dimulai dari tujuan dan ruang lingkup penelitian, metode yang digunakan, hasil, analisis singkat dan kesimpulan utama. Pada bagian abstrak, hindari penulisan singkatan dan tidak perlu mencantumkan referensi.

Keempat, artikel jurnal juga membutuhkan kata kunci pada bagian abstrak. Kata kunci hendaknya menggunakan terminologi utama dari literatur yang digunakan. Pada penulisannya, hendaknya menghindari istilah umum. Bahkan pada beberapa jurnal, mereka tidak mengizinkan pengulangan kata yang sudah ditulis  di bagian judul untuk ditulis kembali di bagian kata kunci. Kata kunci sebaiknya ditulis dengan kata yang tidak general, tetapi menggunakan kata yang sangat spesifik. Misalnya penggunaan kata globalisasi, itu terlalu general. Penulis bisa menggunakan hiperglobalist sehingga kata kunci yang disajikan benar-benar spesifik.

Kelima, adalah introduction atau pendahuluan. Sebaiknya kalimat yang dituliskan di bagian pendahuluan terdiri dari 10 kata agar mudah dibaca. Penulis diharapkan mampu menjawab beberapa pertanyaan ketika menulis bagian pendahuluan. Seperti, apa latar belakang dari permasalahan yang diteliti, tinjauan literatur yang singkat, permasalahan utama, alasan yang menyebabkan penulis sampai pada riset yang ditulis, dan pernyataan tujuan penulisan atau kontribusi dari riset yang ditulis. Pada bagian ini, gunakan kata dalam bentuk present tense apabila menulis menggunakan bahasa Inggris. Perlu juga disertakan kutipan dari artikel terbaru dari jurnal yang dituju. Ini merupakan salah satu kunci untuk penerbitan tulisan.

Pada bagian awal pendahuluan, jangan menuliskan tinjauan literatur yang komprehensif. Sebaiknya penulis memberikan rujukan dari literatur yang bisa dibaca lebih lanjut jika diperlukan oleh para pembaca. Penulis juga diminta untuk menjelaskan apa dasar dari masalah sehingga dibutuhkan kajian lebih lanjut mengenai artikel jurnal yang sedang ditulis. Agar naskah semakin berkualitas, penulis harus bisa menjelaskan bagaimana agar masalah ini dapat diatasi. Perlu diingat, jangan menyajikan data temuan atau hasil dari riset pada bagian ini. Sebab bagian ini hanya pendahuluan, bukan bagian pembahasan. Nyatakan juga tujuan riset dengan jelas. Perhatikan, apakah bagian pendahuluan sudah aktual dan relevan?

Keenam, yang harus menjadi fokus perhatian methods. Pada bagian ini, penulis harus dapat menjelaskan metode yang digunakan untuk mendapatkan data. Langkah-langkah yang digunakan untuk validasi data, jenis data, dan teknik pengerjaan riset. Pada bagian metode, penulis dapat menjelaskan dengan menggunakan kalimat past tense. Penulis dapat menjelaskan dengan rinci metode yang digunakan dalam riset sehingga akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan riset dalam artikel jurnal yang lain.

Ketujuh yakni bagian terpenting dari artikel jurnal, results atau pembahasan. Pada bagian ini, penulis artikel jurnal harus mampu merangkai dan menjelaskan hasil dari riset yang dilakukan dengan susunan yang logis. Susunan yang logis diperoleh dari limitasi tulisan sehingga pembahasan menjadi sangat terstruktur dan jelas. Untuk itu, penulis juga dapat menggunakan sub-judul sesuai dengan limitasi tulisan yang sudah ditentukan pada bagian akhir pendahuluan. Agar pembahasan menjadi kian menarik, penulis harus jeli dalam menulis menggunakan kalimat past tense untuk menggambarkan hasil atau isi dari tiap sub-judul yang sudah disebutkan. Seandainya dalam hasil riset terdapat gambar atau tabel/skema, sebaiknya dibahasakan dengan kalimat present tense. Penulis artikel jurnal juga diminta untuk menyajikan data atau fakta yang ditemukan tanpa melakukan duplikasi yang sama pada gambar atau pun skema.

Kedelapan, merupakan bagian tersulit dalam menulis artikel jurnal yakni analysis and discussion. Sebab pada bagian ini, penulis harus bisa menganalisis hasil dari riset yang ditemukan dan implikasinya. Misal, mengapa suatu teori cocok untuk menjelaskan sebuah fenomena, bagaimana korelasi dan analisisnya. Hubungan dan generalisasi yang ada dari hasil riset ditunjukkan dengan meringkas dan mendiskusikan. Banyak penulis dianggap gagal karena pada bagian diskusi, mereka hanya melakukan pengulangan. Menyebut kembali beberapa kalimat yang sebelumnya sudah disebutkan di bagian pembahasan. Pada bagian ini, penulis harus mahir menggambarkan hasil dalam bentuk past tense dan menggambarkan implikasinya dalam bentuk present tense.           

Pada bagian awal dari diskusi harus tertuju untuk menjawab rumusan masalah (research question). Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyajikan hasil kajian utama. Lalu, dilanjutkan dengan memberikan kesimpulan berdasarkan temuan riset. Jika penulis menemukan ada data yang meragukan dan berbeda dengan peneliti lain, pada bagian ini dapat ditampilkan secara objektif. Pada bagian akhir, dapat disampaikan limit atau kekurangan dari hasil kajian riset. Kekurangan yang disebutkan justru memberikan nilai tambah pada naskah jurnal yang ditulis. Pada bagian ini, penulis juga dapat menyebutkan kalimat “temuan riset membuktikan bahwa, temuan hasil riset menunjukkan bahwa, dan temuan riset menyarankan agar…”, sehingga jelas temuan, data yang disajikan, dan saran untuk penulis selanjutnya.

Tips kesembilan untuk dapat memublikasikan tulisan di jurnal nasional dan internasional adalah mengenai tata cara menulis daftar pustaka. Pastikan artikel jurnal yang ditulis memenuhi kriteria sistematika penulisan daftar rujukan dari target jurnal. Sebab setiap jurnal bisa jadi menggunakan gaya yang berbeda dalam penulisan referensi. Ada yang menggunakan APA style, Mendeley, Chicago, dan lain-lain. Agar tulisan menjadi lebih berkualitas, sebaiknya kenali kapan saat yang tepat bagi Anda untuk menulis. Kapan mood Anda akan terkumpul sempurna untuk menghasilkan sebuah tulisan jurnal. Mungkin harus dengan menikmati hujan turun, jendela kamar terbuka, atau ketika sedang mendengarkan musik. Guna meminimalisir kesalahan pada artikel jurnal, lakukan cek berkali-kali. Termasuk pengecekan bahasa dan diksi yang digunakan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Kisah Kilas Balik

Ada seorang anak yang hidup di desa dan tinggal bersama keenam saudaranya. Anak laki-laki ini amat berbeda. Ia dibesarkan dengan lingkunga...