Senin, 24 Februari 2014

Berbenah Dengan Semangat Kemerdekaan

Baru saja kita melewati perhelatan Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia ke-68, semangat baru kebangsaan tersebut tergambarkan dengan banyaknya agenda dan kegiatan yang dilaksanakan di seluruh penjuru nusantara ini. Dibalik peringatan kemerdekaan RI yang baru saja kita lalui itu seharusnya bangsa yang kaya dan sangat kita cintai ini dapat melakukan aksi nyata untuk melakukan pembenahan di beberapa aspek yang dapat menjadikan bangsa ini bangsa yang benar-benar merdeka baik dari penjajahan maupun dalam kehidupan nyata. Ritual peringatan HUT Kemerdekaan RI itu jualah yang sebenarnya mampu menjadi tombak penghidup kobar semangat generasi muda untuk dapat berjalan beriringan melakukan perubahan dengan pemimpin-pemimpin besar yang kini dimiliki bangsa ini.
Kemerdekaan yang telah kita peringati selama 68 tahun ini merupakan anugrah terbesar yang telah diberikan Tuhan kepada bangsa kita. Bangsa yang kaya akan sumber daya alam yang begitu meruah dan melimpah. Sudut keunikan dan ketertarikan yang diberikan Indonesia terhadap Negara lain adalah kekayaan alam yang kita temui di negeri ini, negeri yang terkenal dengan sebutan 1001 pulau. Peringatan kemerdekaan yang baru saja kita saksikan dan kita lalui seharusnya memberikan penekanan pada empat poin penting yang harus diperbaiki.
Pertama, kita harus mengagungkan dan mengabadikan sejarah. Sebagai bangsa yang memiliki keinginan untuk menjadi bangsa yang besar, seharusnya rakyat Indonesia selalu mengingat bagaimana sejarah Negara ini bisa merdeka dari tangan dan kekuasaan para penjajah. Bangsa yang besar adalah bangsa yang penduduknya tidak melupakan sejarah dalam menjalankan aktivitasnya, karena bagaimana pun sejarah telah mengantarkan kita menjadi bangsa yang bisa menikmati arti kenikmatan di balik suatu kemerdekaan. Oleh sebab itu, sudah selayaknya kita menghormati besarnya perjuangan yang telah disumbangkan oleh para pahlawan kita dalam menggapai kemerdekaan untuk bangsa yang besar ini.
Kedua, pengelolaan sumber daya alam yang tepat sasaran. Bukankah kita, Negara Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam? Negara yang terkenal dengan sebutan “Tanah Surga” karena apapun yang kita tanam di tanah kita Indonesia bisa tumbuh subur. Seharusnya dengan kekayaan yang kita miliki, kita tidak lagi terjajah secara kasat mata dalam berbagai bidang sendi kehidupan. Dengan sumber daya alam yang melimpah ruah, seharusnya semua penduduk bangsa ini dapat merasakan kehidupan yang sejahtera dan memiliki kehidupan yang layak. Hal tersebut dapat tergambar dengan apa yang saat ini dialami oleh rakyat bangsa Indonesia kini.
Sudahkah penduduk bangsa ini hidup di bawah payung kecukupan dan sejahtera? Agaknya masih sangat jauh dari yang diharapkan. Padahal jika dilirik, kekayan yang dimiliki Indonesia ini seharusnya sungguh sangat menjamin kehidupan yang mapan bagi para penduduk negeri ini. Sudah saatnya bangsa kita berbenah yaitu dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya yang kita miliki dengan melakukan pengelolaan sumber daya yang tepat sasaran. Tidak perlu selalu memberikan apa yang kita punya ke Negara lain, sehingga dengan hal tersebut bangsa ini seolah selalu tertinggal dan menjadi bangsa yang miskin. Bukankah akan lebih baik jika pemimpin-pemimpin di bangsa ini bisa melakukan manajemen sumber daya alam yang teratur dan tepat guna agar kehidupan masyarakat Indonesia dapat hidup di bawah sayap bangsa yang memberikan kesejahteraan.
Ketiga, melakukan perbaikan dalam manajemen sumber daya manusia yang mumpuni sehingga mampu membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan berdaya saing tinggi. Bangsa yang besar seharusnya mampu menyusun strategi dan mulai mengikis ketertinggalan dari bangsa lain dengan menggerakkan segenap SDM yang dimiliki Indonesia. Indonesia harusnya mampu berdiri di atas kesejahteraan dengan melakukan perbaikan pada kualitas SDM yang dimiliki. Sudah saatnya pemuda dan pemudi Indonesia bangkit bergerak dan digerakkan dengan membentuk persepsi yang sama untuk tujuan yang sama dan melepaskan diri dari sifat ketergantungan terhadap bangsa lain. Kini adalah saat yang tepat bagi Indonesia untuk melakukan perbaikan kualitas individu-individu yang ada di Indonesia memberikan pendidikan yang tinggi dan penajaman pada soft skill SDM nya.
Dalam Alqur’an Allah telah jelas menegaskan “Dan takutlah kalian jika meninggalkan generasi yang lemah, takutlah kepada Allah atas generasi kalian, takutlah kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar” (Q.S 4:9). Maka jelas sekali kita sebagai bangsa yang ingin maju, kita harus memiliki SDM yang terampil, berdaya saing tinggi dan memiliki soft skill yang memadai, sehingga dengan begitu Indonesia mampu maju kedepan dan menjadi bangsa yang memiliki SDM yang cerdas, pintar, dan bermental saing. Satu hal yang harus diyakini bahwa tidak ada kata terlambat untuk menjadi bangsa yang berkembang dan maju, Indonesia pasti bisa!
Keempat, pemimpin dengan sistem tata kelola Negara yang baik. Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang mampu menjadi panutan dalam menjalankan aktivitas kenegaraan, yang bukan hanya sebagai penghubung antara Indonesia dengan Negara lain, tetapi juga sebagai pemimpin yang mampu menjamin kesejahteraan bagi segenap rakyatnya.
Indonesia membutuhkan pemimpin yang jujur, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan, bukan justru pemimpin yang memanfaatkan kedudukan untuk melakukan penggelembungan pundi-pundi pribadi demi kesejahteraan individu. Indonesia juga butuh pemimpin yang cerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan professional, bukan justru pemimpin yang bisa membodohi penduduknya untuk menumbuh suburkan sikap pragtisme akut yang kini semakin terlihat jelas di Indonesia.
Kemudian, bangsa ini juga membutuhkan pemimpin pemimpin yang dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, bangsa ini membutuhkan sosok pemimpin yang senantiasa menyampaikan risalah kebenaran, bukan pemimpin yang memiliki profesi sebagai politisi rabun ayam, yang hanya mampu melihat apa yang ada di depan mata dan mendengar apa yang ada di sekitarnya. Poin penting lain yang harus diperhatikan adalah bahwa pemimpin Indonesia tidak boleh hanya kontra pada kehidupan dunia dan memiliki hati yang buta. Mengingat, pemimpin adalah perumus kebijakan Negara dan penentu kemajuan bangsa ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Kisah Kilas Balik

Ada seorang anak yang hidup di desa dan tinggal bersama keenam saudaranya. Anak laki-laki ini amat berbeda. Ia dibesarkan dengan lingkunga...