Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus merenungkan apakah kita sudah menerapkan nilai-nilai di atas dalam setiap aspek pekerjaan kita sebagai ASN. Setiap ASN dituntut untuk tidak hanya memenuhi ekspektasi dalam aspek teknis pekerjaan, tetapi juga dalam hal perilaku dan etika kerja. Menerapkan nilai AKHLAK dalam keseharian akan membawa dampak positif tidak hanya bagi diri kita sebagai ASN, tetapi juga bagi masyarakat yang kita layani.
Jika ada area yang masih perlu perbaikan, ini adalah kesempatan untuk kita berkomitmen untuk terus belajar, berkembang, dan memperbaiki diri. Menjadi ASN yang ber-AKHLAK adalah perjalanan yang memerlukan konsistensi dan keteladanan dalam setiap tindakan kita. Apakah kita merasa sudah menerapkan nilai-nilai AKHLAK dalam pekerjaan sehari-hari? Atau ada area yang perlu diperbaiki? Menjadi ASN yang kompeten dan ber-AKHLAK adalah tantangan yang membutuhkan komitmen untuk terus berkembang, bekerja dengan integritas, dan memberi kontribusi terbaik bagi masyarakat dan negara. Untuk mengevaluasi apakah kita sudah memenuhi kriteria tersebut, mari kita telaah dua aspek utama yakni kompetensi dan AKHLAK secara lebih mendalam.
Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan bidang pekerjaan yang diemban. Seorang ASN yang kompeten harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan di sektor publik. Aspek yang perlu diperhatikan untuk kompetensi seperti sudahkah kita menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan kita? Apakah kita terus memperbarui diri dengan informasi terbaru dan mengikuti pelatihan yang relevan? Misalnya, jika bekerja di bidang administrasi, apakah kita paham mengenai kebijakan terbaru dan prosedur yang berlaku? Apakah kita menghasilkan pekerjaan yang berkualitas, tepat waktu, dan efisien? Seorang ASN kompeten biasanya memiliki standar kerja yang tinggi dan dapat memberikan hasil yang memuaskan bagi masyarakat. Apakah kita bisa menyelesaikan masalah dengan solusi yang tepat dan inovatif? Kompetensi tidak hanya berkaitan dengan keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan untuk berpikir kritis dan menyelesaikan masalah yang ada. Dalam dunia yang terus berkembang, apakah kita mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan? Kompetensi juga melibatkan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan baru, teknologi, dan cara kerja yang berkembang.
Kita masih perlu untuk melakukan pelatihan atau kursus terkait bidang tugas. Membaca literatur atau mengikuti perkembangan terkini di bidang pekerjaan yang relevan. Membangun jaringan dan belajar dari pengalaman rekan kerja yang lebih senior. Tapi rasa-rasanya, kita masih jauh sekali dari label ber-AKHLAK, kan? Kalau untuk sekedar membalas pesan dari mahasiswa, dari masyarakat, dari orang yang membutuhkan jawaban cepat saja mungkin kita masih enggan. Atau bahkan kita sengaja menafikan karena sudah terlalu lelah dengan keadaan? Sebab senioritas yang tidak main-main, tekanan pekerjaan yang dirasakan cukup berat, atau motivasi kerja yang diberikan tidak sebanding dengan tanggung jawab yang harus diselesaikan?
Menjadi ASN yang kompeten dan ber-AKHLAK adalah tujuan yang berkesinambungan dan memerlukan refleksi diri yang terus-menerus. Jika kita sudah berusaha untuk menguasai bidang tugas dengan kompeten, berperilaku jujur dan adil, menjaga kerja sama yang harmonis, dan mengintegrasikan nilai-nilai AKHLAK dalam setiap langkah, kita sudah berada di jalur yang benar. Namun, jika ada area yang perlu diperbaiki, itu adalah kesempatan untuk terus belajar, bertumbuh, dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Gimana? Berat sekali ya rasanya menjadi ASN yang ber-AKHLAK. Pas ikut seminar menyala itu impian menjadi ASN ber-AKHLAK. Tapi, kalau udah ketemu sama senior yang, ah sudahlah. Pasti mengerti bagaimana rasanya wkwkwkwk.
* dua paragraf terakhir sengajar ditulis dengan font lebih besar agar lebih, semoga paham artinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar