Senin, 21 November 2022

Kepentingan Presidensi Indonesia dalam Forum G20

 

G20 merupakan sebuah forum kerja sama multilateral atas inisiasi dari negara-negara anggota G7 atau negara-negara yang menjadi pencetus adanya G20 untuk menyelenggarakan pertemuan yang bertujuan untuk membahas mengenai krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997. Forum kerja sama multilateral G20, bersama-sama menangani berbagai krisis di dunia yang berdampak global dengan merangkul negara-negara maju maupun berkembang. Anggota G20 antara lain terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, Indonesia, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Prancis, China, Turki, dan Uni Eropa.

Pada tahun 2022 ini, Indonesia merupakan negara terpilih menjadi presidensi G20. Kepemimpinan Indonesia dalam forum kerja sama internasional ini berfokus kepada tiga agenda utama yakni pemulihan arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi. Pada agenda yang pertama, Indonesia belajar dari pengalaman pandemi covid-19 selama dua tahun terakhir yang harus menjadikan Indonesia sebagai negara yang dapat mempersiapkan dunia agar memiliki daya tanggap dengan kapasitas yang lebih baik dalam menghadapi setiap kemungkinan krisis yang bisa terjadi kapan saja. Pada agenda kedua, Presidensi Indonesia akan berfokus kepada peningkatan kemampuan digital dan literasi digital. Tujuannya adalah guna memastikan transformasi digital dapat dinikmati oleh seluruh warga Indonesia. Adapun dalam bidang transisi energi, Indonesia sebagai negara yang sangat luas dan kaya akan sumber daya alam ingin memastikan bahwa forum G20 yang akan digelar di Bali Indonesia dapat memberikan kontribusi nyata dalam menangani isu perubahan iklim yang tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga menjadi ancaman bagi dunia.

Kiprah Indonesia sebagai ketua dalam forum G20 tahun 2022 kali ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah sejak bergabungnya Indonesia dalam forum tersebut pada tahun 1999. Indonesia tentunya harus memanfaatkan peluang tersebut tidak hanya untuk dinilai baik oleh masyarakat internasional dari segi kepemimpinan dan kesiapan dalam penyelenggaraan program tersebut, namun juga harus memanfaatkan setiap peluang kerja sama dengan negara anggota G20 demi peningkatan ekonomi nasional. Oleh sebab itu, Indonesia harus memanfaatkan instrumen dalam diplomasi ekonomi untuk mempermudah pencapaian kepentingan nasional tersebut.   Berdasarkan prinsip inklusivitas, Presiden Joko Widodo secara personal juga pernah memberikan harapan bahwa Presidensi Indonesia di tahun ini dapat merangkul semua orang dan mewujudkan prinsip no one leave behind. Tema yang diusung dalam kepemimpinan Indonesia juga sangat tepat yakni recover together, recover stronger. Sebagai semboyan bahwa Indonesia mengajak seluruh masyarakat dunia untuk dapat bekerja sama bahu membahu untuk pulih bersama serta dapat tumbuh lebih kuat dan berkemajuan.

Pada  G20 Indonesia turut mendorong berbagai upaya pemulihan. Antara lain melalui kerja sama vaksin, penundaan pembayaran hutang bagi negara miskin, pembentukan joint task force kesehatan dan keuangan, dan berbagai upaya kerja sama ekonomi dalam rangka pemulihan pasca pandemi. Dalam hal ini, investasi menjadi salah satu sarana menggerakkan ekonomi dan mendorong pemulihan dari pandemi, serta dapat mendukung upaya pencapaian target-target SDG’s. Indonesia bersama 192 negara lainnya berkomitmen untuk mencapai tujuan SDG’s. Salah satu agenda utamanya adalah pengembangan ekonomi yang berkelanjutan melalui implementasi beberapa target. Hal inilah yang turut didorong dalam Presidensi G20 Indonesia.

Upaya dan kiprah lain yang dilakukan oleh Indonesia adalah dengan menggalang solidaritas untuk dapat bersama membantu negara dan masyarakat dunia yang paling rentan. Penurunan indeks masyarakat miskin menjadi acuan utama dalam hal ini. Selanjutnya, upaya lain yang tidak kalah penting adalah dengan terus memperkuat kemitraan global untuk dapat membantu pendanaan dan akses teknologi bagi negara berkembang. Mengingat bahwa anggota G20 adalah negara dengan kekuatan ekonomi yang sangat maju, sehingga harapannya Indonesia dapat menggunakan forum kerja sama multilateral ini untuk meningkatkan pencapaian kepentingan nasionalnya. Serta, Indonesia juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan adaptasi dan berdiri lebih tangguh terhadap potensi munculnya guncangan dan ketidakpastian masa depan yang dipengaruhi oleh tidak stabilnya perekonomian dunia dan politik di kawasan.

Pada penyelenggaraan agenda G20 ini, Indonesia tentunya harus menjalankan perannya dan berfokus terhadap komitmen yang telah disepakati dengan mengacu pada setiap ide yang disampaikan dalam forum tersebut. Posisi Indonesia dalam forum G20 ialah satu-satunya negara ASEAN yang memiliki peran yang sangat strategis dalam memelihara dan meningkatkan nilai perekonomian dan kesehatan masyarakat internasional. Indonesia menempati peringkat ke-10 daftar paritas daya beli di antara semua anggota G20 dan memiliki kekuatan pasar baru dengan PDB di atas 1 triliun USD. Berdasarkan data tersebut tentu telah memperlihatkan bahwa Indonesia mempunyai posisi yang penting dalam forum G20 kali ini.

Setidaknya terdapat lima strategi prioritas Indonesia dalam forum G20 pada tahun 2022, membangun ekonomi dunia yang stabil dan tangguh, meningkatkan produktivitas, memperkuat kepemimpinan kolektif global, menciptakan lingkungan kondusif bagi para mitra atau pemangku kepentingan, dan mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Sebagai satu-satunya wakil ASEAN yang tergabung dalam G20, Presidensi Indonesia merupakan kesempatan untuk sekali lagi menunjukkan kepemimpinan Indonesia di kancah internasional. Selain kelima strategi prioritas tersebut, Indonesia memiliki visi terhadap pemulihan pandemi yang kuat, tangguh dan berkelanjutan di seluruh dunia. Sehingga dalam hal ini, Indonesia memastikan agenda prioritas G20 sejalan dengan kepentingan nasional dan kepentingan negara-negara berkembang terkhusus di regional Asia Tenggara.

Status kepemimpinan Indonesia dalam forum G20 tahun 2022 akan berdampak pada kredibilitas dan kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia untuk memimpin dalam setiap agenda penting dalam kancah internasional. Status presidensi G20 juga akan berdampak positif bagi Indonesia karena akan mendorong jaringan kerja sama antar negara anggota, khususnya pada proses pemulihan dalam aspek ekonomi pasca pandemi. Apabila kredibilitas Indonesia sudah baik di mata internasional, maka proses untuk melakukan kegiatan diplomasi dan politik luar negeri akan semakin mudah. Selain itu, Indonesia dalam praktek diplomasi ekonominya juga harus tetap memperhatikan aspek dan tiga kata kunci yakni trade, investment, dan tourism. Sebab ketiga aspek ini memiliki peran yang sangat penting dalam pemulihan ekonomi Indonesia dan mayoritas negara anggota G20 adalah mitra strategis Indonesia dalam ketiga aspek tersebut.

Sebuah Kisah Kilas Balik

Ada seorang anak yang hidup di desa dan tinggal bersama keenam saudaranya. Anak laki-laki ini amat berbeda. Ia dibesarkan dengan lingkunga...