Sabtu, 21 Oktober 2017

How to write an abstract?

Ditulisan singkat ini, aku mau berbagi sedikit pengalaman ketika menulis abstrak buat ikutan join di national or international conference. Pada dasarnya kalo buat ikutan konferensi itu baik nasional maupun internasional mereka bakal accept tulisan kita dengan dasar karena mereka butuh presenter yang presentasi pas hari H. Selain itu, anggapan bahwa abstrak yang kita submit pasti lolos karena mereka butuh dana dari pemakalah, itu nggak selalu benar. Berdasarkan pengalaman aku, meski hitungan keikutsertaanku dalam forum itu masih belum terlalu banyak, tapi memang ada beberapa kiat agar tulisan kita diterima. Dari seringnya submit abstrak, dulu abstrak aku pernah ditolak UI sama UGM. Alasannya karena dari banyaknya abstrak yang masuk, tulisanku mereka anggap belum mencapai standar yang mereka mau. So, hilangkan pikiran bahwa setiap abstrak pasti bakal lolos. Btw, biar lebih jelas, berikut aku kasih tips buat nulis abstrak yang baik (menurut gue).
Bagian abstrak itu apa aja?
Here we go!
Di bagian paling atas yang harus dituliskan adalah judul abstrak, nama penulis (bisa lebih dari satu), afiliasi penulis atau bisa juga keterangan institusi, dan di bagian paling akhir adalah alamat email. Butuh contoh?
Gini dia:
Diplomasi Publik ASEAN+3 Sebagai Upaya Pencegahan Meningkatnya Regionalisasi Isu Terorisme Akibat Pengaruh ISIS di Kawasan ASEAN
Hardi Alunaza SD
Prodi Ilmu Hubungan Internasional Univeritas Tanjungpura Pontianak
hardialunaza@gmail.com

Note: untuk judul maksimal 18 kata ya guys, jangan lupa di bold dan font nya 12. Antara judul dan biodata penulis itu spasinya 1. FYI, panjang abstrak biasanya 250 hingga 300 kata dengan disertai 3-5 kata kunci.
Lanjut ya.
Bagian abstrak yang pertama adalah: Purpose and Objective of Research (Tujuan dan Objek Tulisan). Jadi, di bagian ini, teman-teman diminta untuk menjelaskan atau mendeskripsikan tulisan teman-teman tsb akan membahas tentang apa. Misal, tulisan ini bertujuan untuk mengelaborasi diplomasi publik yang dilakukan oleh Negara-negara di kawasan ASEAN sebagai upaya pencegahan meningkatnya regionalisasi isu terorisme akibat pengaruh ISIS di kawasan ASEAN.
Kedua, problem statement (permasalahan penelitian). Disini kita diminta untuk menjelaskan atau menyebutkan apa permasalahan yang ada dalam tulisan kita tsb, mengapa tulisan tsb layak dijelaskan lebih jauh.
Ketiga, research question atau pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitiannya bisa how atau why tergantung kepada penulisnya mau menggunakan bagaimana atau mengapa.
Next, indication of method. Yakni metodologi dalam penelitian yang ditulis, baik dari jenis penelitiannya, pendekatan penelitiannya, cara mendapatkan datanya, jenis data, teknik analisa data, hingga batasan materi atau tahun dalam tulisan.
Selanjutnya adalah temuan penelitian. Bagian abstrak yang nggak kalah penting dan paling penting adalah temuan penelitian. Di bagian ini kita diminta untuk menunjukkan apa aja hasil dan temuan penelitian dari tulisan kita. Hasil dari tulisan bisa dibuat dan dibagi menjadi beberapa bagian. Jika didalam kalimat biasanya begini: (Hasil dari temuan ini menunjukkan bahwa diplomasi publik yang dilakukan Negara ASEAN+3 dapat diklasifikasikan menjadi tiga poin penting dalam menanggulangi isu terorisme di kawasan ASEAN. Pertama, bla bla bla. Kedua, blab la bla. Ketiga, bla bla bla). Jika hasil temuannya hanya singkat, bisa langsung di drop dalam kalimat tunggal. Namun, jika banyak, bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian tsb lah yang akan menjadi sub pokok bahasan nanti di bagian penjelasan paper yang kita tulis. Jika limitasi hasil temuan penelitian tulisan dua, berarti di pembahasan akan dua sub bahasan. Jika limitasi hasil temuan penelitian tiga, berarti di pembahasan aka nada tiga sub bahasan, sehingga pembahasannya fokus, tidak kemana-mana.
Next, purpose of solution. Di bagian ini kita diminta untuk memberikan apa solusi yang tepat dari permasalahan yang ada dalam tulisan kita. Bisa jadi hasil temuan penelitian kita belum sesuai harapan, sehingga di bagian purpose of solution bisa dijelaskan apa solusi yang cocok untuk permasalahan yang sedang kita jelaskan dalam tulisan kita tsb.
Di bagian akhir boleh ditulis kesimpulan atau tidak juga tidak masalah. Setelahnya jangan lupa diberikan kata kunci 3-5. Setiap awal kata kunci adalah huruf kapital dan dipisah oleh tanda koma (,).
Kesimpulannya bagian abstrak itu ada: Judul, biodata penulis, afiliasi penulis, alamat email,  purpose and objective of research (tujuan dan objek tulisan), problem statement, research question, indication of method, expected results yang dapat dibuat menjadi beberapa poin, purpose of solution, kata kunci 3-5 kata. Panjangnya 250-300 kata (menyesuaikan permintaan panitia atau pihak penyelenggara konferensi).
Berikut mimin kasih beberapa contoh yes. Check it out…

Rethinking Issues of Identity and Citizenship as Recognition of Culture and Religion in Pontianak West Kalimantan
Hardi Alunaza SD
Department of International Relations, Tanjungpura University
hardialunaza@gmail.com

Abstract
This article is attempted to consider ways in which this discussion the issues of identity and citizenship can be improved by recognizing different categories of Muslim and Non Muslim Communities and different categories of responses from the Pontianak Government in West Kalimantan. This paper is using multi method with qualitative approach. The data collection technique is based on field research, literature study consisting of books, journals, and including data from the reliable website in supporting the explanation of this paper. According to identity politics, the results of this research are divided into three sources of religious and culture recognition. The first is the request to be free in cultural terms that is stigma and cultural devaluation. The second is the request to be equal in socio economic term that is equal in employment and educational achievement. The third is request to be equal in representational terms that is political representation.

Keywords: Identity Politics, Recognition of Culture, Religion and Citizenship  



Thailand Government Policy to Response Malaysia New Border Issue in Maintaining National Security and Foreign Affairs
Hardi Alunaza SD dan Aiddaris Budiah
Graduate Student in International Relation Program
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
hardialunaza@gmail.com

Abstract
This research is attempted to describe Thai Government policy in managing border issue focusing on case between Satun Thailand and Perlis Malaysia. The main purposes of this essay is to answer the question how Thai Government policy responds the Malaysia’s new border policy regarding to human trafficking issue. By using descriptive method with qualitative approach, the researchers took specific interest on decision making theory and human security concept to analyze the phenomena. The result of this research shown that Thai government respond in two points, the first is Thai government is using the conservative approach through policy in maintaining national security of foreign affair and reducing social inequality by creating opportunities to public service. The second is Thai government is using the accommodative approach by following the Malaysia policy and legitimating to the local government to solve the border issue in Satun (Thailand) and Perlis (Malaysia). 
Keywords: Thai government Policy; Malaysia new border Issues, Human Trafficking.


The Role of KontraS as Track-6 on Multi Track Diplomacy for Conflict Resolution (Case Study Human Rights Crisis in Myanmar in 2015)
Hardi Alunaza SD, International Relations Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Mauidhotu Rofiq, International Relations Department Ege University
Abstract
This research is attempted to describe the role of KontraS as track-6 on multi track diplomacy for conflict resolution in Myanmar in 2015. The researcher took the specific interest on multi track diplomacy and transnational advocacy concepts to analyze the phenomena. Furthermore, this essay is using descriptive method with qualitative approach. The data collection technique is literature study consisting of books, journals, and including data from the reliable website in supporting the explanation of this research. The result of this research is divided into two important points in explaining the role of KontraS in cases of human rights crisis in Myanmar. First, KontraS as human rights NGO in Indonesia was able to advocate against human rights violence that occurred in other countries by encouraging Indonesian Government to take a part in the resolution of human rights issues affecting the Rohingya people in Burma. Also, KontraS take advantages of transnational advocacy networks as a form of politics and accountabilities responsibility of Non-Governmental Organization against human rights crisis in other countries.


Keywords: Conflict Resolution, Human Rights Crisis, Multi Track Diplomacy, Transnational Advocacy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Krisis Hubungan Diplomatik Meksiko – Ekuador

Krisis diplomatik antara Meksiko dan Ekuador yang baru saja terjadi merupakan peristiwa yang memperlihatkan kompleksitas hubungan antarneg...