Selasa, 31 Desember 2024

Untuk Semua Hal Baik, Terima kasih 2024

2024 akan segera berlalu, aku mau berterima kasih untuk pencapaian kecil yang sudah berhasil kami lalui.

Akhirnya di tahun 2024, kami (saya dan istri) bisa bekerja di fakultas yang sama. Satu tempat kerja dengan bangunan Gedung yang juga sama. Aku di lantai dua sebelah kiri, dia di lantai dua sebelah kanan. Sama-sama duduk di paling pojok. Jika melihat perjuangan, sungguh tidak mudah. Aku diterima di Untan sebagai dosen kontrak di  Desember 2016 dan mulai mengajar di Februari tahun 2017. Sungguh tanpa tes dan tanpa wawancara, langsung saja diterima dan dikasih jadwal mengajar. Cuma mengirimkan berkas lamaran. Sementara dia dulu sebelum menikah sudah mengajar di USK. Setelah menikah, akhirnya memutuskan untuk salah satu mengalah. Dia mengalah mengikuti aku di Untan. Mencari berbagai cara agar bisa bekerja di kampus yang sama. Dia juga mendapatkan kesempatan dengan langsung mengajar dan tergabung di Tim Mata Kuliah Umun Universitas. Tidak masalah, sementara mengajar Pancasila dan Kewarganegaraan dulu. Semester berikutnya, dia juga bergabung mengajar di fakultas untuk mengajar Mata Kuliah Metopen, Sosiologi Gender, Sosiologi Ekonomi dan Industri. Tahun 2018, sama-sama berjuang untuk punya NIP, tapi belum dikasih Allah kesempatan. Mengulang lagi di tahun 2021, sama hasilnya, hanya sampai SKB saja. Kabar baiknya, tahun 2022 dikasih jalan, dibukanan pintu, satu dulu yang dapat NIP. Satu lagi harus bersabar dulu. Kembali mencoba di tahun 2023, puas. Intinya itu, banyak usaha dan benar bahwa hasil tidak akan menghianati usaha. Menyiapkan diri dengan belajar materi SKB dengan ikut bimbel, nyetak materi SKB sampai ratusan ribu, memantau perkembangan belajarnya tiap hari. Walaupun awanya spot jantung karena SKD-nya posisi ke-4, tapi qadarullah, bisa mengejar di SKB. Tepat 11 Januari 2024, menerima kabar baik bahwa istri lulus CPNS menempati posisi satu. Bukan untuk berbangga diri, tapi kami mau bilang, kalau mau sesuatu investasi yang banyak. Investasi waktu, investasi uang untuk membeli materi, investasi tenaga. Hasilnya Insya Allah memuaskan. Finally, after ups and downs, after so many tears, bisa foto bareng pake pakaian Korpri di tahun 2024. Thank you, Allah!

Masih produktif walaupun harus mengasuh dua anak. Masih bisa jadi narasumber sumber sana-sini, walau tidak se-produktif yang lain. Jurnal masih bisa nampang di sinta 2, dan tentunya masih bisa jalan-jalan gratis dengan dukungan dana dari CSIS dan fakultas. Kadang, pengen juga kayak orang-orang, punya support system ketika hidup di perantauan. Mereka seru sekali bisa masuk kerja tanpa harus ganti shift, karena anak-anak mereka ada yang ngasuh (read: nenek kakeknya). Tapi, kami tidak bisa demikian. Walaupun sadar betul, bahwa anak-anak bukan menjadi tanggung jawab kakek dan neneknya. Kami memang spesies berbeda. Sejak istri full time di fisip, kami memang udah komitmen untuk ganti shift masuk kerja. Semua bisa didiskusikan. Kalau istri pagi, aku masuk siang. Tiap malam tektokan siapa duluan besok yang masuk kerja. Kalau ada jadwal bentrok, auto bawa anak ke kampus dan Gedung Konferensi sebagai tempat transit. Tidak banyak memang waktu buat gabung sama teman-teman. Tapi, kami yakin bahwa lelah mengasuh anak saat ini, akan berdampak baik ke masa depan mereka. Semua hal sejak mereka kecil sampai nanti dewasa, ditentukan bagaimana pola asuhnya ketika kecil. Golden age, tidak akan kembali. Walau masih banyak kurangnya, masih suka naik dua oktaf, huhuhu. Ternyata menjadi orang tua itu tidak mudah ya. Kalau ada profesi dengan pekerjaan paling, itu adalah profesi orang tua. Jaminannya kesehatan mental. Ya, kesehatan mental adalah ujian pertama bagi pasangan yang sudah memiliki anak. Siap-siap ya yang mau punya anak. Kita tidak pernah tau bagaimana rasanya menikah, punya anak, menjadi orang tua kalau belum merasakan langsung. Menjadi orang tua itu, tidak mudah. Hampir semua orang yang kami temui nanya, gimana anak-anak, tinggal sama siapa anak-anak? Sama pengasuh, siapa lagi kalau bukan ibuk bapaknya. Sengaja membesarkan sabar melamar menjadi dosen, agar bisa bagi waktu dengan istri untuk bisa mengasuh anak.

Bisa membatasi hubungan dengan fake people, toxic people. Tidak mudah, tapi 2024 adalah usaha full. Walaupun orang lain berkomentar negatif, it’s doesn’t matter. Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana hidupmu setelah kamu memutuskan hubungan dengan beberapa orang? Tentu lebih tenang. Ada banyak orang-orang yang ditemui juga play victims. Seolah mereka paling tersakiti dengan sikap kita, padahal mereka juga luka bagi orang lain. Ingat banget dulu tahun 2017 dikatain dosen muda tidak sopan, tidak bisa senyum, tidak menyapa senior ketika ketemu. Kayak semua yang kita lakuin adalah salah. Di mata mereka, orang yang nggak suka sama kita, bahkan mungkin kita bernafas aja salah. Padahal nafas itu atas izin Allah. Lutcuk! Bodo amat sebenarnya, mau dibilang tampang fierce, tatapan tajam, tatapan sinis, bodo amat. Selama gue tidak  merugikan loe, ya ngapain merasa tidak enakan kan?

Masih terus mendo’akan almarhum bapak dan ibuk. Setelah bapak berpulang ketika dulu masih KKN dan duduk di semester 6 tahun 2013, dan ibuk berpulang ketika masa covid, tidak ada yang lebih berarti bagi mereka kecuali bakti dengan mengirimkan sesuatu yang pahalanya mengalir. Apalagi kalau bukan do’a, hadiah sedekah atas nama mereka, pahala bacaan yasin, and so on. Pas pulang ketika ibu meninggal, sampek rumah udah malam ketiga karena itu masa pandemi covid harus colok hidung dulu baru bisa check in pesawat. Beberapa hari di rumah, lalu balik lagi ke Pontianak karena harus ujian SKD. Hiks, sedih sekali hidup tanpa ibuk bapak ya, life is dark without parents. Ketika ditanya, nggak pernah rindu? Tentu pernah, sedih, butuh support dan do’a ibuk, bahkan kadang nangis. Percayalah, se-dewasa apapun kita, kita tetap butuh orang tua ketika kita sedang kehilangan arah dan tidak baik-baik saja dibuat dunia. Aku memang nggak sering post kalau lagi rindu, tapi lantunan do’a, sedekah atas nama ibuk bapak, bacaan yasin, selalu kukirimkan untuk keduanya. Yaa Allah, ibuk bapak adalah orang tua terbaik, aku bersaksi mereka baik. Jika ada kehidupan lain dan bisa berkumpul dengan mereka, izinkan kami berkumpul kembali Yaa Rabb.

Terakhir, sampai saat ini alhamdulilaah masih bisa menghindari yang namanya berurusan dengan bank, alias beli rumah atau mobil atau apapun dengan meminjam uang ke bank. Tiap kali teman nanya, kenapa belum beli rumah, kan suami istri udah bakal menetap di Pontianak? Kenapa belum beli mobil, kenapa belum beli ini itu? Jawaban dalam hati (Kami tidak bersedia dan tidak siap menanggung hutang dan dosa riba). Sekarang hidup pake rekening bank konvensional aja masih terus merasa bersalah. Apalagi kalau harus beli rumah, mobil pake hutang riba. Ketika hampir semua teman pake laptop apple, tablet, iPhone, dll, aku masih setia dengan barang-barang sederhana. Versi kami, selama fungsinya masih sama, kenapa harus menanggung hutang riba. Dengan laptop biasa, penting tetap produktif, publikasi tetap banyak, nulis tetap rajin. Dosa riba, misal, beli rumah tapi hutang ke bank selama 15 tahun. Ngerinya. Coba aja di cek bagaimana hutang karena riba, dosa riba, dan cerita orang-orang yang berhubungan dengan riba. Allah akan menumbuh suburkan sedekah dan menghancurkan riba. Kalau harta benda yang kita beli tidak hancur, satu hal lain yang Allah ambil dari harta tersebut, keberkahan. Naudzubillah. Kalau kami mau, udah lama kami beli rumah mewah, mobil mewah, dan lain-lain. Tapi, alhamdulilaah masih komitmen untuk terus menghindari dosa riba.

*Semua akan ditinggalkan ketika kita meninggal, kecuali harta yang digunakan untuk kebaikan. Sekian dulu cerita di awal tahun. Sebab, semua orang merugi, kecuali mereka yang berusaha untuk saling nasehat-menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.

Jumat, 18 Oktober 2024

Krisis Hubungan Diplomatik Meksiko – Ekuador

Krisis diplomatik antara Meksiko dan Ekuador yang baru saja terjadi merupakan peristiwa yang memperlihatkan kompleksitas hubungan antarnegara dalam konteks geopolitik global yang saat ini. Konflik ini mengambarkan tantangan yang dihadapi oleh negara-negara dalam mempertahankan kepentingan nasional mereka sambil memperjuangkan perdamaian dan kerjasama internasional. Sehingga, kiranya sangat penting untuk memahami akar masalah yang menyebabkan terjadinya krisis diplomatik antara Meksiko dan Ekuador (United Nations, 2024).

Jika ditilik ulang, krisis ini dapat ditarik kembali kepada serangkaian insiden perbatasan yang melibatkan pihak-pihak dari kedua negara. Kontroversi ini terutama berkaitan dengan klaim wilayah di sekitar perbatasan mereka, yang berakibat timbulnya ketegangan antara kedua negara tersebut (Isacson, 2014). Ketidaksepakatan terkait perbatasan telah menjadi sumber ketegangan sejak lama, tetapi baru-baru ini mencapai titik eskalasi yang cukup mengkhawatirkan banyak negara di dunia.

Salah satu alasan utama di balik putusnya hubungan diplomatik antara Meksiko dan Ekuador berkaitan dengan perselisihan perbatasan antara kedua negara (Hutapea, 2024). Konflik perbatasan antar Meksiko dan Ekuador telah menjadi sumber ketegangan selama beberapa waktu, dengan klaim wilayah yang bersaing di daerah tertentu. Ketidaksepakatan tentang batas-batas teritorial tentu dapat memicu eskalasi konflik dan mengganggu stabilitas regional. Meksiko menganggap bahwa tidak mungkin mencapai solusi yang memuaskan dalam konteks hubungan yang ada, sehingga memilih untuk memutuskan hubungan diplomatik sebagai respons terhadap Ekuador.

Selain faktor klaim wilayah, faktor lain yang memperburuk krisis adalah ketegangan politik internal di kedua negara. Perubahan rezim politik atau konflik domestik seringkali dapat mempengaruhi dinamika hubungan internasional. Dalam konteks Meksiko dan Ekuador, perubahan politik internal mungkin telah memperumit upaya penyelesaian damai terkait masalah perbatasan. Perubahan politik internal di salah satu atau kedua negara juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan Meksiko untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Ekuador. Jika salah satu negara mengalami instabilitas politik atau pergolakan dalam pemerintahan, hal ini tentu saja dapat mengganggu dinamika hubungan bilateral. Meksiko menganggap bahwa menjaga hubungan dengan Ekuador dalam konteks politik yang tidak stabil menjadi tidak menguntungkan, sehingga memilih untuk mengambil langkah drastis dengan memutuskan hubungan diplomatik.

Faktor lain yang mempengaruhi krisis ini adalah adanya ketegangan ideologis. Ketegangan ideologis antara Meksiko dan Ekuador juga memainkan peran dalam keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik. Perbedaan pandangan politik mengenai isu-isu regional atau global tertentu dapat mempengaruhi hubungan bilateral antara kedua negara. Jika Meksiko dan Ekuador memiliki pandangan yang bertentangan tentang isu-isu penting, seperti kebijakan luar negeri atau perdagangan, hal ini dapat mengakibatkan ketegangan yang sulit diatasi, yang menjadi faktor pendorong Meksiko untuk mengambil langkah radikal dengan memutuskan hubungan diplomatik.

Selain faktor di atas, krisis diplomatik spesifik atau insiden tertentu juga dapat menjadi pemicu bagi Meksiko untuk memutuskan hubungan dengan Ekuador. Suatu kejadian serius yang menimbulkan ketegangan antara kedua negara dapat memaksa Meksiko untuk mengambil tindakan yang tegas sebagai respons. Hal ini bisa berupa insiden diplomatik, pelanggaran hukum internasional, atau tindakan agresif dari pihak lain yang dirasakan sebagai ancaman terhadap kepentingan nasional Meksiko.

Dampak dari krisis diplomatik ini tidak hanya terbatas pada kedua negara yang terlibat, tetapi juga mencakup dampak regional dan global. Ketidakstabilan di satu wilayah dapat merembet dan mengganggu stabilitas di wilayah lain yang kemudian memicu kekhawatiran dalam komunitas internasional. Selain itu, ketegangan antara Meksiko dan Ekuador juga dapat mempengaruhi kerjasama regional di Amerika Latin, mengganggu integrasi, dan pembangunan di kawasan tersebut (Kemlu, 2016).

Meksiko juga meminta Ekuador dikeluarkan dari anggota PBB (CNNIndonesia, 2024). Dalam mengeksplorasi alasan di balik permintaan Meksiko ini, sangat penting untuk mempertimbangkan konteks politik, ekonomi, dan sosial yang melatarbelakangi hubungan antara kedua negara. Permintaan pengusiran Ekuador dari PBB terkait dengan suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang menyebabkan Meksiko merasa bahwa keanggotaan Ekuador di PBB menjadi suatu masalah yang mengganggu stabilitas atau kepentingan internasional. Hal ini bisa jadi terkait dengan pelanggaran serius terhadap prinsip-prinsip dasar PBB atau hukum internasional oleh pemerintah Ekuador, yang memicu respons keras dari Meksiko.

Salah satu alasan mungkin adalah pelanggaran hak asasi manusia yang serius di Ekuador yang berujung timbulnya kekhawatiran internasional dan mengakibatkan tindakan keras dari Meksiko sebagai negara yang mendukung hak asasi manusia dan keadilan global. Jika Meksiko percaya bahwa Ekuador telah melanggar hak asasi manusia secara sistematis dan tidak merespon tuntutan internasional untuk memperbaiki situasi tersebut, permintaan pengusiran dari PBB mungkin menjadi respons ekstrem tetapi logis dalam perspektif Meksiko.

Di tengah kompleksitas dan eskalasi krisis, terdapat peluang bagi kedua negara untuk menunjukkan kepemimpinan dan komitmen mereka terhadap diplomasi yang damai. Salah satu pendekatan yang dapat diambil adalah melalui dialog langsung dan mediasi internasional. Melalui pembicaraan terbuka, Meksiko dan Ekuador dapat mencari solusi kompromi yang menguntungkan kedua belah pihak. Selain itu, partisipasi aktif dari pihak ketiga, seperti organisasi regional atau negara-negara mediator, dapat membantu memfasilitasi negosiasi yang berkelanjutan.

Selain itu, krisis diplomatik ini juga menjadi pengingat bagi komunitas internasional akan pentingnya mengembangkan mekanisme penyelesaian konflik yang efektif dan inklusif. Organisasi internasional seperti PBB dan Organisasi Negara-negara Amerika dapat memainkan peran penting dalam memfasilitasi dialog antara negara-negara yang terlibat dalam konflik, serta mempromosikan prinsip-prinsip perdamaian dan kerjasama internasional.

Krisis diplomatik antara Meksiko dan Ekuador tidak hanya merupakan tantangan, tetapi juga peluang bagi kedua negara dan komunitas internasional untuk memperkuat komitmen mereka terhadap diplomasi damai dan kerjasama internasional. Melalui upaya bersama dan kompromi yang bijaksana, kedua negara dapat mengatasi ketegangan yang ada dan membangun hubungan yang lebih kuat, yang menguntungkan kedua belah pihak dan memperkuat stabilitas regional dan global secara keseluruhan.

 

Sumber Rujukan:

United Nations. 2023. As Geopolitical Tensions Escalate, United Nations, Regional Organizations Must Strengthen Cooperation, Preventive Diplomacy, Speakers Tell Security Council. Diakses dari https://press.un.org/en/2023/sc14548.doc.htm

Isacson, Adam. 2014. Security, Migration, and the Humanitarian Crisis at the Line with Central America. Diakses dari https://www.wola.org/files/mxgt/report/

Hutapea, Rita Uli. 2024. Meksiko Putus Hubungan dengan Ekuador Buntut Penyerbuan Kedutaa. Diakses dari https://news.detik.com/internasional/d-7281865/panas-meksiko-putus-hubungan-dengan-ekuador-buntut-penyerbuan-kedutaan

CNNIndonesia. 2024. Meksiko Minta Ekuador Dikeluarkan dari PBB. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240412122610-134-1085562/meksiko-minta-ekuador-dikeluarkan-dari-pbb

Kementerian Luar Negeri Indonesia. 2016. Kerjasama Ekonomi di Kawasan Amerika dan Eropa. Laporan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa.

 

Kerangka Ekonomi Baru China dan Tantangan Bagi Indonesia

Dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian global telah menyaksikan pergeseran paradigma yang signifikan, dengan hadirnya China sebagai salah satu pemain kunci dalam arena ekonomi internasional. Dalam upaya untuk menyesuaikan diri dengan tantangan ekonomi global yang berubah-ubah dan memperkuat posisinya sebagai kekuatan ekonomi dunia, China telah mengadopsi kerangka ekonomi baru yang mulai diperhitungkan oleh banyak negara berkembang dan negara maju di dunia. Namun, meskipun ada reformasi substansial dan kebijakan ekonomi makro yang inovatif, China tetap menghadapi masalah deflasi yang persisten yang memicu timbulnya pertanyaan serius tentang keefektifan kerangka ekonomi baru ini dalam menangani masalah tersebut.

Kerangka ekonomi baru China berfokus pada transisi dari pertumbuhan yang didorong oleh investasi dan ekspor ke model yang lebih berkelanjutan yang didorong oleh konsumsi domestik dan inovasi. Reformasi ini mencakup peningkatan regulasi sektor keuangan, promosi industri dengan pemanfaatan teknologi tinggi, dan peningkatan perlindungan terhadap lingkungan. Meskipun inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih seimbang dan berkelanjutan, ternyata dalam implementasinya menemui sejumlah hambatan yang menghambat upaya untuk mengatasi deflasi.

Deflasi yang didefinisikan sebagai penurunan berkelanjutan dalam tingkat harga barang dan jasa, telah menjadi tantangan berkelanjutan bagi ekonomi China. Penyebab utama fenomena ini termasuk kelebihan kapasitas produksi, penurunan permintaan domestik dan global, serta investasi yang tidak efisien. Efek dari deflasi dapat sangat merusak, termasuk penurunan profitabilitas perusahaan, peningkatan beban utang riil, dan pengurangan insentif untuk investasi.

Meskipun kerangka ekonomi baru China dirancang untuk mengatasi beberapa masalah struktural dalam ekonominya, terdapat beberapa area di mana kerangka tersebut belum sepenuhnya berhasil dalam mengatasi deflasi. Masalah utama yakni konsumsi domestik yang dinilai lambat meskipun sudah ada upaya untuk merangsang konsumsi domestik sebagai motor pertumbuhan ekonomi, tingkat konsumsi masih terhambat oleh tabungan domestik yang tinggi dan ketidakpastian ekonomi, yang berkontribusi pada deflasi. Kedua, masalah kelebihan kapasitas. China menghadapi masalah kelebihan kapasitas di sektor-sektor penting seperti manufaktur dan konstruksi. Tanpa permintaan yang cukup untuk menyerap produksi ini, tekanan deflasi tentu akan terus meningkat signifikan. Ketiga, investasi yang dilakukan tidak efisien. Meskipun ada upaya untuk mengarahkan investasi ke sektor-sektor berteknologi tinggi dan inovatif, masih ada masalah terkait dengan alokasi modal yang tidak efisien, yang menambah beban pada ekonomi dan memperburuk deflasi.

Untuk mengatasi masalah deflasi secara efektif, China perlu mengambil langkah-langkah lebih lanjut dalam reformasi ekonominya. Termasuk mempercepat restrukturisasi sektor yang mengalami kelebihan kapasitas, meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya, dan terus mendorong inovasi dan peningkatan nilai tambah dalam produksi. Selain itu, upaya untuk meningkatkan jaring pengaman sosial dapat membantu meredakan ketidakpastian ekonomi dan mendorong konsumsi domestik agar tidak berjalan lamban. Meskipun kerangka ekonomi baru China telah membawa beberapa perubahan positif dalam struktur ekonomi domesktinya, masalah deflasi tetap menjadi tantangan yang signifikan. Penyelesaian masalah ini memerlukan pendekatan yang lebih terfokus dan komprehensif, yang tidak hanya menargetkan pertumbuhan ekonomi tetapi juga stabilitas harga dalam jangka panjang. Melalui penyesuaian kebijakan dan reformasi untuk secara langsung dapat mengatasi penyebab deflasi, China dapat bergerak menuju ekonomi yang lebih seimbang dan berkelanjutan.

Transformasi ekonomi China menuju model baru yang ditandai oleh inovasi, teknologi, dan konsumsi domestik telah berdampak secara global, termasuk di Indonesia. Tulisan singkat ini menguji munculnya ekonomi baru China dan implikasinya bagi Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Pergeseran China menuju model ekonomi baru menandai keluarnya dari strategi pertumbuhan yang didorong oleh ekspor tradisionalnya. Dengan menekankan inovasi dan konsumsi domestik, China bertujuan untuk beralih menjadi kekuatan tinggi teknologi dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dan menjadi negara adidaya dalam bidang ekonomi di dunia. Inisiatif seperti Made in China 2025 dan Inisiatif Belt and Road (BRI) menegaskan ambisi China untuk meningkatkan industri-industri dan memperluas pengaruh globalnya melalui pengembangan infrastruktur dan kemitraan perdagangan.

Indonesia memiliki kesempatan untuk mendapatkan manfaat dari transformasi ekonomi China melalui peningkatan perdagangan dan investasi. China adalah salah satu mitra perdagangan terbesar Indonesia dengan permintaan yang terus berkembang untuk komoditas Indonesia seperti minyak kelapa sawit, batu bara, dan mineral. Selain itu, investasi China dalam proyek-proyek infrastruktur, terutama di bawah BRI, memberikan peluang bagi pembangunan dan konektivitas Indonesia. Namun, kebangkitan ekonomi China juga menimbulkan tantangan bagi beberapa industri di Indonesia. Seperti sektor produksi di Indonesia, terutama di sektor-sektor seperti tekstil dan elektronik yang menghadapi persaingan dari perusahaan-perusahaan China dengan biaya produksi yang lebih rendah dan teknologi yang lebih canggih. Untuk tetap dapat dinilai bersaing, Indonesia perlu meningkatkan produktivitasnya dan berinvestasi dalam inovasi.

Proyek-proyek infrastruktur yang didanai oleh China di Indonesia, termasuk pelabuhan, jalur kereta api, dan pembangkit listrik, memiliki potensi untuk mengatasi kesenjangan infrastruktur dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun, ada kekhawatiran terkait keberlanjutan hutang luar negeri, dampak lingkungan, dan partisipasi lokal dalam proyek-proyek ini, yang membutuhkan perencanaan dan regulasi yang sangat penuh pertimbangan dan kehati-hatian. Indonesia harus mengelola hubungannya dengan China secara hati-hati mengingat China adalah mitra perdagangan kunci bagi Indonesia, termasyk menjaga keseimbangan antara peluang ekonomi dengan pertimbangan geopolitik. Meskipun Indonesia menyambut investasi dan perdagangan dari China, Indonesia juga berusaha untuk menjaga kedaulatannya dan kepentingan nasionalnya. Mempertahankan pendekatan pragmatis dan berprinsip terhadap hubungan bilateral sangat penting bagi pembangunan ekonomi dan keamanan Indonesia.

Transisi China menuju model ekonomi baru menawarkan peluang dan tantangan bagi Indonesia. Meskipun Indonesia dapat mendapatkan manfaat dari peningkatan perdagangan, investasi, dan pembangunan infrastruktur, negara ini juga harus menghadapi persaingan, kekhawatiran lingkungan, dan risiko geopolitik yang terkait dengan pengaruh ekonomi China. Dengan mengadopsi kebijakan proaktif, mendorong inovasi, dan memperkuat kerja sama regional, Indonesia dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh ekonomi China yang terus berkembang sambil memitigasi risiko potensial dan memaksimalkan pembangunan ekonominya sendiri.

 

Rumah dan Segala Kenangan Tentangnya

Imam Syafi’i pernah berkata, tidak ada istilah santai dan diam untuk orang yang memiliki akal dan adab. Maka tinggalkanlah kampung halaman...