Rabu, 02 Desember 2015

Judika versus Adera, Kau Pilih Mana?

Tulisan ini adalah hasil komparasi dua lagu yang selalu bakal gue otomatis galau kalo lagi dengerin ato gak sengaja denger dua lagu itu. Liriknya emang mellow, dan I don’t know why, setiap kedengeran dua lirik lagu itu, konsentrasi gue langsung buyar, semacam keinget kisah romantis. Tapi sebenarnya, gue juga mengakui kalo kita masih merasa galau atau gelisah dan sejenisnya berarti kisah masih normal, which is dalam hidup pasti kita gak bakal bisa kepisah sama yang namanya cinta, betul kan? Angkat tangan kalo setuju, kan karena kita normal, kepikiran masa depan, seketika kita menjadi gelisah dan tak karuan. Tapi, jangan sampai keseringan juga, itu gak baik juga buat kesehatan.
Penasaran kan dengan dua lagu tersebut? Okee, sekarang gue kasih tau, lagu yang pertama adalah lirik lagunya Judika yang judulnya Sampai Akhir.
Kasih ku berjanji selalu menemani, saat kau bersedih, saat kau menangis
Kan kujaga segenap cinta yang ada untukmu
Selama nafasku masih berdetak dan jantungku trus memanggil indah namamu, takkan pernah hati ini terpisah sampai akhir hidup ini.

Secara lirik sebenarnya biasa aja, tapi you know musiknya membuatku kita gak bisa kemana-mana eh, membuat kita betah buat mendengarkannya sampai habis. Aslinya tadi tuh cuma niat beli makan aja di depot, tapi pas denger lagu itu semacam ada suara hati yang ingin terkuak keluar dan pergi jauh mencari seseorang untuk dibawa ke penghulu, wkakakaka. *Amit2!
Gue sendiri suka sama lagu ini karena pas kerja di BKMA banyak banget kisah yang pake latar lagu ini, adeh, susah buat diungkapkan disini, gak bakal kelar sehari semalam, mau lue begadang demi cerita tsb? Gak kan?

Baiklah, sekarang kita beralih ke lagu yang kedua, adalah lagu yang memang punya kisah tersendiri buat gue saat dulu sedang belajar alias baca-baca skripsi di danau kampus UI. Yakni lirik lagu Adera dengan judul melukis bayangmu. Masak iya pas gue di UI sama Monas mau melukis bayang-bayang di sono? Yang ada malah gue dikejar security lagi. Anyway, permintaan lue pas gue lagi duduk-duduk di taman UI udah gue ikhlaskan kok. Biar Tuhan yang jawab dan membuktikan siapa yang paling benar dalam berkisah antara kita, apakah gue yang berdrama, atau justru lue yang memang susah buat ngatain yang sesungguhnya kalo kita memang susah buat barengan. Haddeeeh, barusan gue nulis apaan ya? Kok kayak script sinetron begitu, kata-katanya susah buat di rem. Gimana liriknya? Berikut gue tulisin khusus buat lue, cekidot

Ku melintas pada suatu masa ketika ku menemukan cinta
Saat itu kehadiranmu memberikan arti bagi hidupku
Meskipun bila saat ini kita sudah tak bersama lagi
Ada satu yang kurindu, kehangatan cinta dalam pelukanmu
Biarkan aku melukiskan bayangmu karena semua mungkin akan sirna
Bagai rembulan sebelum fajar tiba,
kau selalu ada walau tersimpan di relung hati terdalam

Sudah galau belum? Galau kali kau kan? Inilah lagu yang buat aku galau saat belajar skripsi tahun lalu di danau UI. Lirik lagunya nusuk, semenusuk ketika teringat kenangan saat kerja di DPPM, kami rebutan buat mendengarkan lagu ini setiap hari. Gak percaya kau kan? Mana percaya, soalnya kau tak ada disitu waktu tu. Gak, tapi emang beneran deh, kadang cinta itu aneh ya, karena mendengarkan lagu aja bisa galaunya berkepanjangan. Gara-gara liat photo aja bisa gelisah gak karuan, gara-gara suatu kejadian, kita bisa diombang-ambingkan memori masa silam yang sebenarnya sudah tidak elok untuk dibahas dan diingat-ingat yakan? Karena masing-masing kita juga udah berjalan sendiri-sendiri, menapaki kisah masa depan tanpa melirik seperti pernah peduli, mendiamkan seperti memang ada suatu hal yang ingin dilupakan, atau justru karena kenangan yang menumpuk sehingga kita susah untuk saling bersahut-sahutan? Lebih jauh ingin aku katakana, bahwa jarak adalah musuh paling hebat yang sulit untuk bisa kita kalahkan. Belum lagi rasa gengsi yang bertumpuk sehari demi sehari, menimbun benih kelukaaan dan takkan pernah dihentikan. At least, gue Cuma mau bilang aja, intinya jodoh itu takkan ketukar, jodoh itu akan dipertemukan, dan jodoh itu pasti saling bersamaan. Mau dijaga sampe mati juga kalo memang gak jodoh kita mau bilang apa? Teruntuk memori akhir November yang pernah kutulis, kamu apa kabar? Masihkah kau mau menjadi Lovember yang selalu akan kunantikan hingga nanti kita dipertemukan dalam ikatan syah lahir bathin? (Maak tulisan ini makin gila)
*Meski jarak menjadi penghalang, kita masih bertemu di dalam mimpi indah, sampai nanti kita saling berpegangan tangan, kau senderkan kepalamu kebahuku saat kita sudah dalam jalinan halal. Semoga kau selalu dalam lindungannya ya, aamiin. Bye bye…

True story written by request from one of my best friend. Not my story anyway. So, don’t judge me more and more!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Kisah Kilas Balik

Ada seorang anak yang hidup di desa dan tinggal bersama keenam saudaranya. Anak laki-laki ini amat berbeda. Ia dibesarkan dengan lingkunga...