Selasa, 14 Januari 2025

Rumah dan Segala Kenangan Tentangnya

Imam Syafi’i pernah berkata, tidak ada istilah santai dan diam untuk orang yang memiliki akal dan adab. Maka tinggalkanlah kampung halamanmu dan merantaulah. Merantaulah, niscaya engkau akan mendapatkan pengganti bagi orang yang engkau tinggalkan. Berusalah, karena nikmatnya hidup dirasakan setelah melalui kelelahan. Petuah ini yang aku ingat sebelum pergi meninggalkan rumah dan memutuskan untuk menjadi perantau. Tinggal di Malang, Yogyakarta, Bali, Jakarta Selatan, dan akhirnya ke Pontianak. Entah kenapa dulu pas kuliah S-1, aku pengen banget ke Kalimantan, bagian mana aja. Bahkan setelah tamat SD, aku sudah merantau. Padahal aku bukanlah lelaki dengan mental yang kuat, overthinking, dan segala sesuatu yang membuat buntu perjalanan merantau, dulunya. Ah, bismilaah. Merantau akhirnya membentuk pola pikir, pengalaman yang tak tergantikan dan tentunya developing diri kita sendiri. Walaupun, bagi setiap perantau pasti tidak mudah untuk bisa survive di negeri orang. Memulai kehidupan baru, ketemu budaya yang asing dan beradaptasi dengan budaya baru tersebut. Tapi percayalah, selalu ada kebaikan yang Allah titipkan ke manapun kita pergi merantau. Apalagi sendirian. To travel is to find our self-whole. Merantau ternyata adalah sebuah usaha untuk betul-betul menemukan diri kita yang kita cari selama ini.

Lalu, bagaimana nasib rumah? Ibu dan segala kenangan tentang rumah?

Aku tetap akan bilang bahwa selalu ada tempat di hati kita dan puisi indah untuk seorang Ibu. Sampai kapan pun, sayang seorang Ibu tidak akan pernah berkurang meski anaknya harus jauh atau bahkan hilang sekali pun. Setiap Ibu pasti mau melihat langkah anaknya untuk berusaha dan pulang membawa bahagia. Siapa bahagianya seorang Ibuk? Ya anaknya. Ibu akan baik sampai kapan pun, sebab Ibu adalah sosok yang tidak akan pernah berubah, rumah adalah tempat yang paling dirindukan, masakan Ibu adalah menu terbaik di dunia, dan pelukan seorang Ibu menentramkan selamanya. Mengobati luka-luka yang bisa jadi selama ini belum bisa disembuhkan. Ibu, rumah, dan segala kenangan tentangnya akan menjadi memori indah yang menguatkan untuk tetap dikenang dan menyemangati kita hidup di perantauan, kan?

Perantau tidak boleh cengeng. Harus selalu siap dengan segala pelik di balik deru biru senang dan sedih hidup di perantauan. Banyak hal yang sudah aku temui dan itu menjadikan mental aku begitu terasah sekarang. Tentang senioritas, tentang menghadapi fake people around me, tentang tekanan demi tekanan yang datang untuk mendewasakan. Aku kira dulu aku akan menyerah saja dengan keadaan. Tapi, nyatanya aku kuat. Dengan banyaknya kejadian demi kejadian yang aku alami, bahkan kini bisa hidup lebih tenang, kalem menghadapi kenyataan. Tidak se-panik dulu. Mana boleh cengeng, pertama hidup di rantau tanpa sepeda motor, tanpa kasur, tanpa kipas angin dengan cuaca di Pontianak yang astagfirullah, dan finansial yang serba terbatas. Day by day, sampai juga di fase hidup enak. Semuanya serba enak. Orang-orang bertanya kenapa tidak beli kasur? Dulu pas awal merantau ke Pontianak, gajinya tidak sebesar gaji sekarang wkwkwk. Tidur tiap malam beralaskan seprei di atas papan dengan tangan kanan megang bagian kardus untuk ngipasin diri biar nggak kepanasan. Tiap bangun pagi harus mandi dulu karena basah mandi dengan keringat. Pergi kemana-mana mengandal tebengan orang atau jalan kaki. Tapi, adik kosku baik-baik, mereka selalu bersedia menjadi ojek untukku.

Aku ingat banget Ibuk bilang, nggak ada hidup yang langsung enak, Nak. Setiap kita harus melalui fase susah dulu sebelum memperoleh kemudahan. 

Ibuk adalah rumah yang pertama kali kita kenal dalam hidup ini. Sejak kita pertama kali membuka mata, dialah yang menjadi tempat kita pulang, baik secara fisik maupun emosional. Rumah bukan hanya tempat kita berteduh, tapi juga tempat kita belajar cinta, kesabaran, dan kekuatan yang tak terlihat. Ibuk adalah rumah yang tak pernah jauh dari kita, meskipun jarak dan waktu mungkin memisahkan. Ibuk juga yang sudah selalu menguatkan untuk bertahan, meski dunia terlalu keras, terlalu banyak tekanan. Petuahnya tentang hidup tidak pernah habis.

Kenangan tentang ibuk sering kali hadir dalam setiap sudut rumah. Dapur yang selalu hangat dengan aroma masakan yang penuh kasih sayang, ruang tamu yang penuh canda tawa, atau kamar yang selalu menjadi tempat perlindungan ketika dunia terasa berat. Ibuk mengajarkan kita untuk merasakan rumah bukan hanya sebagai bangunan, tetapi sebagai tempat di mana cinta tumbuh tanpa syarat.

Kadang, kita lupa bahwa rumah yang sesungguhnya adalah tempat di mana hati kita merasa damai, dan ibuk adalah pusat dari semua itu. Dalam pelukannya, kita merasa terlindungi dari segala kegelisahan. Dalam senyumnya, kita belajar bahwa kebahagiaan sejati tak terukur dari apa yang kita miliki, tetapi dari rasa syukur atas apa yang telah diberikan.

Meskipun waktu terus berjalan, dan rumah mungkin berubah bentuk atau bahkan kita terpisah oleh jarak, bahkan kepemilikan, kenangan tentang ibuk akan selalu menjadi pijakan dalam hidup. Setiap keputusan yang kita buat, setiap langkah yang kita ambil, adalah hasil dari kasih sayang dan keteguhan yang ibuk tanamkan dalam diri kita. Bahkan ketika kita jauh, perasaan pulang selalu ada dalam diri kita, karena rumah sejati adalah hati ibuk yang selalu terbuka, selalu menerima, dan selalu mengingatkan kita untuk kembali ke asal-usul kita.

Saatnya kita untuk lebih menghargai setiap momen bersama ibuk, karena di balik setiap kebahagiaan yang kita nikmati hari ini, ada doa, pengorbanan, dan cinta tulus dari seorang ibuk yang membentuk kita menjadi siapa kita sekarang. Rumah bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi tempat di mana cinta pertama kali tumbuh—di dalam pelukan seorang ibuk.

Juga tentang Bapak.

Meskipun bapak punya porsi hanya sebagai orang ke-4 di hidup kita setelah Ibuk, Ibuk, Ibuk. Bapak adalah pondasi dari rumah yang kita kenal. Lebih dari sekadar sosok yang hadir dalam kehidupan kita, bapak adalah simbol keteguhan, perjuangan, dan cinta yang tak terlihat. Rumah yang kita tinggali, dengan segala kenangan di dalamnya, tak lepas dari jejak langkahnya yang telah mengukir banyak cerita. Di balik tawa dan kegembiraan, selalu ada perjuangan dan pengorbanan yang membuat rumah itu terasa lengkap. Walau Bapak lebih gengsi menampilkan kasih sayangnya kepada kita, tapi jauh di hati seorang Bapak, ada ribuan cinta dan kasih sayang yang akan selalu diwujudkan dalam bentuk perbuatan untuk anak-anaknya.

Kenangan tentang bapak hadir dalam berbagai bentuk yang kadang tak terucap, tetapi selalu terasa. Mungkin itu adalah suara langkah kaki di malam hari, ketika ia pulang setelah bekerja keras untuk keluarga. Atau mungkin aroma kopi yang ia buat di pagi hari, yang selalu menyegarkan, sekaligus menenangkan. Rumah menjadi lebih berarti karena bapak ada di sana—menjadi pelindung, pembimbing, dan teladan yang kita harapkan bisa mengarahkan kita dalam setiap langkah hidup. Kini aku rasanya menjadi seorang Bapak, ah, speechless. (Nak, aku memang tidak mengandungmu, tetapi ada tulangku yang patah setiap hari demi memenuhi besarnya cintaku untukmu. Kehidupan di luar rumah itu terlalu kejam untukku, Nak. Tapi semua akan aku usahakan demi kamu. Aku bahkan sudah tidak punya waktu untuk memikirkan dirimu sendiri, Nak). Ah, Bapak bolehkah kami menangis, sebentar saja.

Bapak mengajarkan kita untuk kuat, untuk berdiri tegak meski badai datang menghadang. Ia mungkin tak selalu mengungkapkan kata-kata lembut, tetapi melalui setiap tindakan dan keteguhannya, ia mengajarkan kita arti kesabaran, kerja keras, dan tanggung jawab. Dalam heningnya malam, dalam kesunyian rumah, kita belajar bahwa cinta seorang bapak tidak selalu terlihat di permukaan, tetapi selalu hadir dalam setiap keputusan yang dibuat demi kebaikan keluarga.

Meskipun waktu terus berlalu, dan rumah yang dulu kita huni mungkin telah berubah bentuk, kenangan tentang bapak tetap hidup dalam diri kita. Setiap pilihan hidup yang kita buat, setiap tantangan yang kita hadapi, adalah warisan dari prinsip dan nilai-nilai yang ia tanamkan. Rumah bukan hanya tempat kita kembali untuk tidur atau berteduh, tetapi tempat di mana kita belajar tentang kehidupan, tentang keberanian, dan tentang cinta yang memberi arti pada segala hal. Aku berterima kasih karena Bapak sudah mendidik aku sebaik mungkin menjadi pribadi yang disiplin.

Di balik segala kenangan itu, ada cinta yang mendorong kita untuk terus maju, menjadi lebih baik, dan menjaga rumah yang telah ia bangun dengan sepenuh hati. Karena rumah yang sejati bukan hanya tempat kita dilahirkan, tetapi tempat di mana kita terus tumbuh dengan bekal ajaran bapak yang tak ternilai harganya.

Aku bersaksi, Almarhum Bapak dan almarhumah Ibuk sudah berjuang banyak dan berbuat baik kepadaku. Jika diberikan kesempatan untuk bertemu lagi, izinkan kami berkumpul kembali di surga-Mu Yaa Allah.

Dan setelah Ibuk Bapak pergi, aku masih punya sepasang Ibuk dan Bapak lagi. Ibuk Bapak mertua yang aku sayangi lebih dari menyayangi diri aku sendiri. Aku juga mau berterima kasih untuk ridha, untuk segala do’a, restu, dan dukungan selama ini agar kami terus bisa hidup tenang di perantauan ini. Yaa Allah Ibuk Bapak mertua adalah orang baik, berikan mereka sehat dan umur yang panjang.

*rumah bukan hanya tentang bangunan tempat kita bertumbuh, tapi tentang orang-orang dan kenangan tentangnya. 

Minggu, 12 Januari 2025

Implikasi Bergabungnya Indonesia Menjadi Anggota BRICS

 Keputusan resmi mengenai penerimaan Indonesia sebagai anggota penuh BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) adalah perkembangan besar dalam geopolitik global baru-baru ini. Indonesia yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara telah bergabung dengan lima negara besar tersebut untuk ikut berperan dalam pengambilan keputusan global yang lebih luas. Sebagai anggota BRICS, Indonesia akan lebih berperan dalam pembentukan kebijakan global, terutama dalam isu-isu ekonomi, perdagangan, dan politik. BRICS memiliki pengaruh besar dalam organisasi internasional seperti PBB, WTO, dan IMF, serta dalam menentukan arah kebijakan global. Indonesia akan lebih terlibat dalam dialog multilateral tentang isu-isu penting seperti perubahan iklim, keamanan internasional, dan pembangunan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, keputusan penerimaan keanggotaan Indonesia dalam BRICS ini membawa implikasi penting bagi hubungan internasional, terutama antara China, AS, dan Indonesia. Indonesia diperkirakan akan memperkuat posisinya di panggung global dengan menjadi bagian dari kelompok negara berkembang yang memiliki pengaruh besar. Secara bersamaan, hubungan dengan China dapat semakin menguat, mengingat Indonesia adalah salah satu negara besar di kawasan Asia, sementara hubungan dengan Amerika Serikat mungkin memerlukan penyesuaian, mengingat dinamika geopolitik yang lebih kompleks dengan bergabungnya Indonesia dalam BRICS. Bergabung dengan BRICS dapat mempererat hubungan ekonomi Indonesia dengan China, mengingat China adalah kekuatan ekonomi terbesar dalam BRICS. Kerja sama perdagangan dan investasi, terutama dalam infrastruktur dan teknologi, dapat meningkat. Indonesia juga dapat mengembangkan kerja sama lebih erat dengan Rusia dan India, baik di sektor energi, pertahanan, maupun teknologi. Kerja sama dengan negara-negara seperti Brasil dan Afrika Selatan juga akan memperluas jaringan Indonesia, terutama dalam hal pertanian, energi terbarukan, dan akses pasar bagi produk-produk Indonesia.

BRICS memiliki bank yang disebut New Development Bank yang dapat membantu menawarkan pembiayaan lebih murah dan lebih mudah untuk proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan. Indonesia dapat memanfaatkan NDB untuk mendanai proyek pembangunan domestik, seperti transportasi dan energi. Bergabungnya Indonesia dengan BRICS membuka peluang pasar baru bagi hubungan Indonesia dengan negara-negara anggota. Hal ini dapat membantu Indonesia dalam diversifikasi ekspor, baik barang maupun jasa. Sebagai anggota BRICS, Indonesia mungkin akan lebih menarik bagi investor global yang tertarik untuk berinvestasi di negara berkembang, khususnya dalam sektor-sektor seperti teknologi, energi terbarukan, dan manufaktur.

Indonesia juga menghadapi tantangan dalam menjaga hubungan baik dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa. Keputusan untuk bergabung dengan BRICS mungkin dilihat sebagai langkah yang lebih condong ke aliansi negara-negara berkembang dan "Global South," yang bisa menambah ketegangan dengan kekuatan Barat. Indonesia mungkin mendapatkan lebih banyak kebebasan untuk merancang kebijakan luar negeri yang lebih mandiri, tanpa tekanan yang sama dari negara-negara besar Barat. Keanggotaan BRICS dapat memperkuat posisi Indonesia dalam ASEAN dan memberi pengaruh lebih besar dalam kawasan Asia Tenggara. Indonesia dapat menjadi jembatan bagi negara-negara ASEAN untuk berkolaborasi lebih erat dengan negara-negara BRICS dalam berbagai isu regional dan global. Indonesia, bersama negara-negara BRICS lainnya, dapat semakin memperjuangkan isu-isu yang lebih relevan dengan negara-negara berkembang, seperti keadilan perdagangan, perubahan iklim, dan reformasi lembaga-lembaga internasional.

Sebagai negara dengan kepentingan di Laut China Selatan, Indonesia harus tetap memperhatikan dinamika kawasan ini meskipun bergabung dengan BRICS. China memiliki klaim teritorial yang luas di Laut China Selatan, sementara Indonesia juga memiliki klaim di wilayah tersebut. Keanggotaan Indonesia di BRICS tidak berarti bahwa Indonesia akan sepenuhnya menyetujui posisi China terkait Laut China Selatan. Indonesia perlu menjaga independensi kebijakan luar negeri dan menegaskan hak-haknya di wilayah tersebut, meskipun bekerja sama dengan China dalam berbagai forum. Sebagai negara yang bergabung dengan BRICS, Indonesia bisa menjadi mediator yang lebih netral dalam meredakan ketegangan antara China dan negara-negara lainnya dalam kelompok BRICS, seperti India. Indonesia dapat memainkan peran sebagai penyeimbang yang mengutamakan stabilitas kawasan dan hubungan yang lebih konstruktif antar negara BRICS.

Meskipun memiliki tujuan yang serupa, negara-negara BRICS sering kali memiliki perbedaan kepentingan. Indonesia harus mampu bersikap bijak dalam menghadapi dan menyikapi dinamika ini dan menjaga keseimbangan dalam aliansi yang beragam ini, baik dari segi politik, ekonomi, maupun budaya untuk mempertahankan kedaulatan. Meskipun manfaat ekonomi dari BRICS bisa signifikan, Indonesia perlu memastikan bahwa keterlibatan dalam BRICS tidak mengalihkan perhatian dari tantangan domestik seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, dan pembangunan infrastruktur yang hingga saat ini hal-hal tersebut masih menjadi tantangan yang sangat dominan di tingkat nasional. Indonesia dapat memainkan peran kunci dalam mendukung reformasi lembaga-lembaga internasional seperti IMF, Bank Dunia, dan PBB, untuk mencerminkan aspirasi negara-negara berkembang yang lebih besar. Hal ini akan memberikan suara yang lebih kuat bagi negara-negara Global South.

Hal ini akan memberikan dampak besar pada kebijakan ekonomi dan diplomatik Indonesia ke depan. Sebagai anggota BRICS, Indonesia akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan mengenai isu-isu global, termasuk masalah ekonomi, perdagangan, dan keamanan internasional. Bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS memberikan banyak peluang, namun juga tantangan. Dari segi diplomasi, ekonomi, dan geopolitik, Indonesia akan memiliki platform yang lebih besar untuk memainkan peran yang lebih strategis di panggung dunia. Namun, Indonesia harus dengan bijak mengelola hubungan dengan berbagai kekuatan global yang mungkin memiliki pandangan berbeda mengenai beberapa isu, sambil terus berupaya memaksimalkan manfaat ekonomi dan politik dari keanggotaan BRICS.

Minggu, 05 Januari 2025

Sudahkah Kita Menjadi ASN yang Ber-AKHLAK?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus merenungkan apakah kita sudah menerapkan nilai-nilai di atas dalam setiap aspek pekerjaan kita sebagai ASN. Setiap ASN dituntut untuk tidak hanya memenuhi ekspektasi dalam aspek teknis pekerjaan, tetapi juga dalam hal perilaku dan etika kerja. Menerapkan nilai AKHLAK dalam keseharian akan membawa dampak positif tidak hanya bagi diri kita sebagai ASN, tetapi juga bagi masyarakat yang kita layani.

Jika ada area yang masih perlu perbaikan, ini adalah kesempatan untuk kita berkomitmen untuk terus belajar, berkembang, dan memperbaiki diri. Menjadi ASN yang ber-AKHLAK adalah perjalanan yang memerlukan konsistensi dan keteladanan dalam setiap tindakan kita. Apakah kita merasa sudah menerapkan nilai-nilai AKHLAK dalam pekerjaan sehari-hari? Atau ada area yang perlu diperbaiki? Menjadi ASN yang kompeten dan ber-AKHLAK adalah tantangan yang membutuhkan komitmen untuk terus berkembang, bekerja dengan integritas, dan memberi kontribusi terbaik bagi masyarakat dan negara. Untuk mengevaluasi apakah kita sudah memenuhi kriteria tersebut, mari kita telaah dua aspek utama yakni kompetensi dan AKHLAK secara lebih mendalam.

Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan bidang pekerjaan yang diemban. Seorang ASN yang kompeten harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan di sektor publik. Aspek yang perlu diperhatikan untuk kompetensi seperti sudahkah kita menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan kita? Apakah kita terus memperbarui diri dengan informasi terbaru dan mengikuti pelatihan yang relevan? Misalnya, jika bekerja di bidang administrasi, apakah kita paham mengenai kebijakan terbaru dan prosedur yang berlaku? Apakah kita menghasilkan pekerjaan yang berkualitas, tepat waktu, dan efisien? Seorang ASN kompeten biasanya memiliki standar kerja yang tinggi dan dapat memberikan hasil yang memuaskan bagi masyarakat. Apakah kita bisa menyelesaikan masalah dengan solusi yang tepat dan inovatif? Kompetensi tidak hanya berkaitan dengan keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan untuk berpikir kritis dan menyelesaikan masalah yang ada. Dalam dunia yang terus berkembang, apakah kita mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan? Kompetensi juga melibatkan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan baru, teknologi, dan cara kerja yang berkembang.

Kita masih perlu untuk melakukan pelatihan atau kursus terkait bidang tugas. Membaca literatur atau mengikuti perkembangan terkini di bidang pekerjaan yang relevan. Membangun jaringan dan belajar dari pengalaman rekan kerja yang lebih senior. Tapi rasa-rasanya, kita masih jauh sekali dari label ber-AKHLAK, kan? Kalau untuk sekedar membalas pesan dari mahasiswa, dari masyarakat, dari orang yang membutuhkan jawaban cepat saja mungkin kita masih enggan. Atau bahkan kita sengaja menafikan karena sudah terlalu lelah dengan keadaan? Sebab senioritas yang tidak main-main, tekanan pekerjaan yang dirasakan cukup berat, atau motivasi kerja yang diberikan tidak sebanding dengan tanggung jawab yang harus diselesaikan?

Menjadi ASN yang kompeten dan ber-AKHLAK adalah tujuan yang berkesinambungan dan memerlukan refleksi diri yang terus-menerus. Jika kita sudah berusaha untuk menguasai bidang tugas dengan kompeten, berperilaku jujur dan adil, menjaga kerja sama yang harmonis, dan mengintegrasikan nilai-nilai AKHLAK dalam setiap langkah, kita sudah berada di jalur yang benar. Namun, jika ada area yang perlu diperbaiki, itu adalah kesempatan untuk terus belajar, bertumbuh, dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Gimana? Berat sekali ya rasanya menjadi ASN yang ber-AKHLAK. Pas ikut seminar menyala itu impian menjadi ASN ber-AKHLAK. Tapi, kalau udah ketemu sama senior yang, ah sudahlah. Pasti mengerti bagaimana rasanya wkwkwkwk.

 * dua paragraf terakhir sengajar ditulis dengan font lebih besar agar lebih, semoga paham artinya. 

Sabtu, 04 Januari 2025

Tentang Mengenang dan (Kembali) Merayakan Kemenangan

Tahun lalu, tepat di Januari kami menerima kabar baik bahwa istri lolos CPNS formasi dosen. Akhirnya, setelah perjuangan bisa juga sampai di tahap ini. Tahap sama-sama bekerja di fakultas yang sama. Tapi, kalau mau flashback ke belakang, sudah panjang perjuangan dan pengorbanan. Tentang investasi waktu, tenaga, pikiran, dan juga uang untuk bisa sampai di tahap ini. Please kalau membaca tulisan ini, jangan berpikir tentang indahnya saja. Ini terjadi setelah banyak ups and downs, harapan yang dikecewakan keadaan, menerima takdir, dan terus berjuang. Pasti tidak mudah. Tulisan ini juga dibuat, bukan untuk berbangga hati, tapi tidak lebih adalah untuk bersyukur dan bisa membuktikan bahwa kerja keras bisa membantu kita untuk di titik yang mau.

Tahun 2018 perjuangan pertama, tidak berharap apa-apa di tahun ini karena memang hanya ingin pemanasan saja. Tahun itu, kami tidak tau apa sebenarnya yang harus dipelajari dan istri pun dalam kondisi hamil. Dia nggak mood belajar. Percaya nggak percaya, kami mau ujian sehari sebelum SKD berlangsung. Jangan harap lolos SKD, bisa lihat model soalnya saja udah alhamdulilah. Aku yang nunggu dia ujian di kantor BKD Provinsi berpikir, dia sedang apa di dalam, karena nilai tidak bertambah sama sekali. Tapi begitulah perjuangan, pengalaman adalah guru terbaik.

Percobaan kedua adalah di tahun 2021, aku memilih formasi di UIN Banda Aceh, dia memilih di Universitas Syiah Kuala, kampus asal Ketika kuliah S-1. Pada percobaan kedua ini, ada banyak air mata dan sedih, sedih karena ibuk pergi untuk selama-lamanya dan aku belum ujian SKD tapi sudah memilih lokasi ujian di IAIN Pontianak. Pas itu istri udah ujian SKD duluan dan lolos PG dengan nilai 363. Beberapa hari sebelum SKD, kami terpaksa pulang kampung ke Aceh karena ibuk berpulang. Setelah peringatan 7 hari kepergian ibuk, aku langsung balik lagi ke Pontianak, ujian SKD. Lolos PG dengan nilai 382 tapi sayangnya tidak dipanggil ke SKB karena formasi cuma 1 dan aku diurutan ke 4. Nilai saingan diatasku 383. Awalnya nilaiku udah 387 tapi pas udah selesai ngerjain semua, ada yang diperbaiki, jawabannya salah dan nilai justru berkurang. Memang belum rezeki kan? Entah kenapa, radarku selalu mencoba mendeteksi saingan istri saat itu. Aku rela tu ngecek satu-satu nama-nama orang di live score sesuai dengan yang tergabung di grup wa alumni USK. Benar saja, alumni dipanggil SKB. Cuma pas SKB belum maksimal dan pas pengumuman akhir berada di posisi ke 4 dari 2 formasi yang tersedia. Jalur langit juga udah diupayakan, sholat dhuha terus, sedekah terus, ngaji terus, tahajudnya yang masih kurang. Again, masih belum rezeki. Aku ingat sekali udah ngecek Zazkia Tutdin, Adha Fathiah, Rizki Yunanda, Asnika Putri Simanjuntak dan mereka semua PL.

Percobaan CPNS ketiganya adalah di tahun 2023. Kondisi tes di tahun ini adalah belajar cuma dari online dan belajar otodidak untuk SKD. Posisi sudah punya anak 2 dan masih kecil-kecil. Belajar persiapan SKD hanya seminggu. Mana usia udah diatas 30, udah agak sulit untuk diajak kompromi buat belajar. Sore hari setelah sholat ashar pergi ke Gedung Kuliah Bersama B untuk belajar sendiri sampai isya. Kami (saya dan anak-anak) yang nunggu di rumah selalu berdo’a untuk kemudahannya di saat ujian. Kalau TIU dan TKP mah dia tidak diragukan lagi, udah aman Insya Allah. Cuma kan yang Namanya soal ujian, dari tahun ke tahun ada aja peningkatan kesulitan soal. Singkat sekali ya seminggu, tetiba udah rilis jadwal SKD. Aku lupa dia ujian tanggal berapa, tapi sesi kedua. Mulai dari awal live score sampai akhir nonton jantung kayak mau copot. Tidak ada skip sedikit pun live score-nya pas dia ujian SKD. Nonton live score sambil rempong ngurusin anak yang minta ini minta itu. Ingat sekali TWK sudah aman, TKP aman, tapi TIU masih harus berjuang. Semoga belum semua soal dijawab. Menit-menit terakhir alhamdulilah dia kembali ke TIU dan tessss sampai di angka 85, lolos PG juga untuk TIU. Hasil SKD 331. Dia pulang, sampe rumah nangis. Katanya rendah sekali nilai ujiannya dibandingkan tahun 2021. Tapi memang tahun ini soalnya lebih sulit, biasanya figural banyak yang benar, tahun 2023 guling-guling muter otak buat jawab soal figural. Dia juga sedih karena takut tidak dapat tiket SKB. Sebab tau ada saingan yang sudah ujian dan nilainya lebih tinggi. Dia kayak hopeless, tapi untung formasinya banyak. Di seleksi kali ini juga sama, radarku kembali berfungsi. Kalau orang mungkin cuma nunggu hasil rilis dari kementerian. Aku udah ngecek satu-satu semua nama yang ikut ujian di regional Kalimantan Barat dan ngecek satu-satu data ppdikti mereka sebelum hasil dari kementerian rilis. Pas di kampus, dikirain orang aku ngapain duduk manis depan laptop, rupanya lagi ngecek hasil live score peserta SKD regional Kalimantan Barat. Ada banyak saingan yang tidak PG dan berada di bawah nilai istri. Nilainya mungkin lebih tinggi, tapi ada satu sub-test yang under passing grade. Ketika hasil SKD rilis, istri berada di posisi ke 4 dengan 3 formasi. Antara bahagia, sedih, tapi penuh harap juga semoga bisa lebih maksimal lagi di SKB dan hasil akhir bisa merubah posisi peringkat. 


Di tes tahun 2023 ini, aku juga maksimalkan usaha. Meminta istri belajar kursus online, beli PDF materi SKB, ngeprint sampai ratusan ribu supaya istri bisa belajar maksimal. Urusan rumah biar diambil alih dulu sama suami. Istri fokus belajar, dan bahkan kami sering juga beli lauk di luar karena istri fokus belajar. SKB NON CAT dimulai, dari semua yang sudah ujian, alhamdulilaah nilai masih berus bersaing. Aku suka dalam proses seleksi ini, terasa ada kompetisi karena formasi cuma 3 dengan 4 orang peserta SKB, saling berjuang untuk hasil yang terbaik. Setelah MT dan wawancara, nilainya masih beda tipis. MT dapat nilai 20 dan wawancara dapat nilai 23, kompetitor pun nilainya beda-beda tipis. Masih ada waktu jeda sekitar seminggu untuk belajar SKB CAT. Aku ingat tanggal ujiannya adalah tanggal 19 Desember 2023. Sama seperti SKD, aku juga ikut nonton live score semua saingan istri. Dua orang dengan nilai 178, satu orang dengan nilai 190, dan istri dapat score 241 untuk SKB CAT. Akhirnya tenang, posisi peringkat akhir pasti berubah. Bahkan sebelum pengumuman akhir seleksi CPNS dari kementerian rilis, aku sudah menghitung duluan score akhirnya. Jangan ditanya, gimana model istri ketika berjuang, kurang tidur, mata kembung, kantong mata selalu kembung, menzombie dia wkakakaka.

Tepat 11 Januari 2024 pengumuman kelulusan. Akhirnya bisa berada di peringkat pertama, sama seperti suaminya ketika seleksi di tahun 2022. Alhamdulilaah, rezeki akhirnya berdua bisa dapat NIP. Aku suka untuk seleksi CPNS 2023, benar-benar terasa atmosfer saling bersaing dan nilai saling kejar. Bahagianya, dari 4 orang yang lolos SKD, semuanya lolos sampai tahap akhir. Mentari, Nurul Fadilah, dan Zulkarnain mengisi formasi umum. Sementara Amira mengisi formasi lulusan terbaik yang kosong karena peserta yang mendaftar di formasi lulusan terbaik tidak lolos SKD. "Mau sekecil apapun nilai SKD-nya, kalau kata Allah udah waktunya, pasti akan lolos. Takdir Tuhan seindah itu ya. Walau kita tidak tau kapan, tapi tugas kita adalah terus berusaha dengan maksimal. Tenang, setiap orang, ada waktunya masing-masing. Jangan hilang harapan". Sekarang, semuanya sudah dapat NIP, bekerja, dan menjadi rekan kerja. Semoga saling support terus sampai nanti pensiun ya guys. Tulisan ini bukan untuk berbangga diri, tapi mau bilang ayo investasi yang banyak ketika kita berusaha menggapai impian. Aku cuma mau membuktikan bahwa orang-orang yang aku bimbing memang bisa lolos sampai tahap akhir dengan segala usaha yang kami lakukan. 

Untuk tes kali ini, sungguh semua jalur kami maksimalkan. Investasi pikiran, tenaga, waktu, dan uang. Jalur langit, mulai dari Mei 2023 sampai 11 Januari aku tahajud terus tiap malam. Memohon kepada Allah semoga dimudahkan untuk tes kali ini bisa lolos sampai tahap akhir. Aku yakin ibuk mertua juga pasti melakukan hal yang sama untuk anak sulungnya. Insecure iya, berharap iya, berusaha juga iya. Kalau teman-teman istri bilang, se-effort itu buatin grup pas seleksi CPNS 2023? Nggak kok. Seleksi tahun 2024 ini juga aku buatkan grup. Bukan untuk tujuan apa-apa, just want to make sure, semua formasi terisi dengan maksimal. Sedih banget soalnya tahun lalu, ada formasi yang kosong untuk prodi HI dan Antropologi. HI formasi 4 dan yang lolos SKD cuma 1 orang, tapi kosong karena pesertanya gagal di MT. Sedangkan Antropologi, formasi 3 dengan 3 peserta SKB tapi 1 peserta gagal di wawancara.

Finally, bisa sampai di titik bisa menjadi ASN Kemdikbudristek. Alhamdulilaah alla kulli haal. Terima kasih untuk semua orang yang sudah membantu dan support perjuangan kami. Sehat-sehat ya kalian!

*Tulisan ini diketik ketika laptop baru diinstal ulang, kalau ada yang typo, maaf ya guys. Soalnya belum nginstal aplikasi Language Interface Office untuk windows 11.

Rumah dan Segala Kenangan Tentangnya

Imam Syafi’i pernah berkata, tidak ada istilah santai dan diam untuk orang yang memiliki akal dan adab. Maka tinggalkanlah kampung halaman...