Diplomasi ekonomi sebagai proses formulasi dan negosiasi kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan produksi, pertukaran barang, jasa, tenaga kerja dan investasi di negara lain. Diplomasi ekonomi kini menjadi perhatian penting dunia dan juga Indonesia khususnya jika dihubungkan dengan politik luar negeri Indonesia1. Apalagi jika dihubungkan dengan visi misi Joko Widodo era 2015-2019, diplomasi ekonomi menjadi salah satu prioritas utama dalam kebijakan luar negeri Indonesia. Tujuan dari diplomasi ekonomi ini adalah untuk memperkuat kerja sama internasional dalam bidang ekonomi dan perdagangan. Selain itu, diplomasi ini juga didesain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Salah satu komponen terpenting dalam diplomasi ekonomi adalah bidang perdagangan. Presiden juga sudah menekankan pentingnya kegiatan perdagangan untuk meningkatkan dan mendorong kegiatan ekspor. Berikut ada 11 poin penting dalam ritme diplomasi ekonomi yang dilakukan oleh Indonesia:
1.
Empat
pilar diplomasi ekonomi indonesia. Pemerintah Indonesia melalui siaran pers Menlu tertanggal 29 Oktober 2014
menekankan setidaknya ada 4 pilar dalam diplomasi ekonomi Indonesia. Melakukan
perluasan dan peningkatan akses pasar produk Indonesia dengan mendorong
perubahan mindset para diplomat
Indonesia, penguatan kapasitas dan sumber daya perwakilan RI di pasar nontradisional,
mendorong investasi asing pada sektor prioritas Indonesia, dan pemanfaatan
ASEAN Economic Community.
2.
Peningkatan
kerja sama perdagangan, pariwisata, dan investasi. Aspek penting dari diplomasi ekonomi yang dijalankan
Indonesia adalah meningkatkan kerja sama perdagangan, pariwisata, dan investasi
(trade, tourism, and investment/
TTI). Dalam menjalankan kerja sama TTI, Pemerintah Indonesia secara garis besar
telah memetakkan negara-negara mitra baik dalam pasar nontradisional maupun
pasar tradisional. Pasar nontradisional merupakan negara potensial secara
ekonomi dan prospektif sebagai tujuan pasar seperti negara di Kawasan Amerika
Latin, Eropa Tengah dan Timur, Afrika, Asia Tengah dan Pasifik Selatan.
Sedangkan pasar tradisional merupakan negara mitra seperti Amerika Serikat dan
negara Eropa Barat.
3.
Indonesia
belum memiliki blue print diplomasi ekonomi. Saat ini tren hubungan kerja sama ekonomi
Selatan-Selatan dan antar negara-negara berkembang semakin meningkat khususnya
sejak krisis ekonomi di AS dan Eropa Barat. Kaitannya dengan diplomasi ekonomi,
Indonesia termasuk salah satu negara yang mencoba melakukan upaya untuk
meningkatkan kerja sama ekonomi di pasar nontradisional. Namun, usaha tersebut
belum membuahkan hasil yang optimal disebabkan belum adanya grand design diplomasi ekonomi dengan
jelas. Sehingga pelaksanaan diplomasi ekonomi Indonesia belum jelas dan
terukur.
4.
Fokus
pada kepentingan ekonomi. Dalam
menjalankan diplomasi ekonomi, Indonesia seharusnya bisa berfokus pada
prioritas kepentingan ekonomi daripada kepentingan politik. Mengingat bahwa
kepentingan ekonomi yang kuat mampu membiayai pertahanan dan keamanan yang kuat
dan meningkatkan bargaining power dan
relative power.
5.
Diplomasi
ekonomi sesuai dengan tujuan kebijakan luar negeri. Penguatan diplomasi ekonomi setidaknya harus menentukan
tiga arah dan tujuan kebijakan luar negeri. Penguatan diplomasi maritim dalam
rangka menjaga kedaulatan Indonesia, peningkatan peran dan pengaruh Indonesia
sebagai negara middle power di dunia
internasional serta penguatan kepemimpinan di ASEAN.
6.
Indonesia
memiliki potensi ekonomi yang sangat baik. Indonesia merupakan negara dengan kekuatan ekonomi
terbesar di Asia Tenggara dan urutan
ketiga di Asia setelah Tiongkok dan India. Indonesia memiliki potensi ekonomi
yang sangat besar yang belum dikelola secara optimal. Indonesia memiliki banyak
kekuatan ekonomi seperti sumber daya alam dan bonus demografi yang jika
dikelola dengan baik dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di
masa mendatang.
7.
Memiliki
tiga klaster dalam hubungan dengan negara lain. Hubungan Indonesia dalam diplomasi ekonomi dengan negara
sahabat dibagi menjadi tiga kategori. Strategis, hubungan memegang peranan
kunci bagi pencapaian tujuan hubungan luar negeri. Kategori penting, hubungan
memainkan peranan penting namun bukan kunci dalam pencapaian tujuan hubungan
luar negeri. Serta kategori kemitraan yang berarti hubungan berperan minimal
atau bahkan tidak ada sama sekali dalam pencapaian tujuan prioritas hubungan
luar negeri.
8.
Peningkatan
promosi perdagangan. Dalam
mendorong kinerja ekonomi nasional, promosi perdagangan seperti melalui
penyelenggaraan dan partisipasi dalam pameran dan misi dagang internasional
merupakan salah satu upaya penting dalam mendukung diplomasi ekonomi Indonesia.
9.
Menjaga
hubungan baik dengan negara mitra. Ada 9 negara yang masuk dalam kategori pasar nontradisional Indonesia
yakni Belgia, Prancis, India, Arab Saudi, Rusia, Spanyol, Thailand, Trinidad
dan Tobago, serta Vietnam2.
10.
Meningkatkan kerja sama perdagangan dengan
negara sahabat. Negara yang masuk dalam kategori mitra dagang besar
bagi Indonesia dan merupakan pasar tradisional Indonesia di Asia ada 6 negara,
Singapura, Malaysia, Filipina, Tiongkok dan Hong Kong, Jepang, dan Korea
Selatan. Sementara di Eropa Barat ada 4 negara, Inggris Raya, Jerman, Belanda,
dan Italia. Di Kawasan Amerika yakni Amerika Serikat dan Kawasan Oceania yakni negara Australia.
11.
Diplomasi ekonomi Indonesia fokus pada
pemanfaatan aset dan konsolidasi. Diplomasi ekonomi Indonesia harus
menjangkau tiga hal penting yang dapat digunakan sebagai senjata penting untuk
membangun iklim kerja sama. Dimulai dari penggunaan pengaruh dan hubungan
politik untuk mempromosikan atau mempengaruhi perdagangan dan investasi. Kedua,
pemanfaatan aset ekonomi untuk meningkatkan biaya konflik dan memperkuat
hubungan yang saling menguntungkan. Serta, konsolidasi iklim politik dan
lingkungan internasional untuk mencapai kepentingan Indonesia3.
Artikel ini juga dapat ditemukan di website Reviewnesia melalui link https://reviewnesia.com/diplomasi-ekonomi-indonesia/
Sumber Rujukan:
Sjahril Sabaruddin, Sulthon. (2016). Penguatan Diplomasi Ekonomi Indonesia Mendesain Clustering Tujuan Pasar Ekspor Indonesia: Pasar Tradisional vs Pasar Non-Tradisional. Bandung: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan.
Delanova. (2019). Analisis Kebijakan Diplomasi Ekonomi Indonesia Terhadap Pasar Non Tradisional: Tantangan Dan Peluang.
Killian, Erza. (2012). Paradigma dan Problematika
Diplomasi Ekonomi Indonesia. Jurnal Global dan Strategis Vol 6 No 2.
Surabaya: FISIP Universitas Airlangga.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusThere’s certainly a lot to find out about this topic. I like
BalasHapusall the points you’ve made.
토토사이트
경마
These are in fact wonderful ideas in concerning blogging.
BalasHapusYou have touched some good factors here. Any way keep up writing.
racesiteinfo1
oncasinositeinfo1
totopickpro1
Nice informative article. Thanks for sharing this post. Keep sharing more blogs. DUI Lawyer Hanover VA
BalasHapusan admirer of groundbreaking technology, an art enthusiast, or an aspiring entrepreneur, "Unveiling Brilliance: The Journey of Hardi Alunaza" is a source of inspiration and motivation. It's a testament to the idea that brilliance knows no bounds and that each individual has the potential to make a profound impact on the world.encontrar un abogado de bancarrotas cerca de mí
BalasHapusThat's really amazing!!
BalasHapusPlenary Action New York Divorce
Abogado de Divorcio Fredericksburg VA | Fredericksburg Abogado de Divorcio Excellent your post. I reaching daily on your blogs. Thanks for sharing this informative information.
BalasHapus