Mau tau kan ulasan berikutnya mengenai
lagu terbaru sang Mastro di Indonesia, si Tulus? Yuk kita baca dulu lirik
lagunya. 1 2 3 kita mulai ya…
Lembaran foto hitam putih
Aku coba ingat lagi
Warna bajumu kala itu
Kali pertama di hidupku
Manusia lain memelukku
Lembaran foto hitam putih
Aku coba ingat lagi
Wangi rumah di sore itu
Kue coklat balon warna warni
Pesta hari ulang tahunku
Dimanapun kalian berada
Ku kirimkan terima kasih
Untuk warna dalam hidupku
Dan banyak kenangan indah
Kau melukis aku
Lembaran foto hitam putih
Kembali teringat malam
Ku hitung-hitung bintang
Saat mataku sulit tidur
Suaramu buat ku lelap
Dimanapun kalian berada
Ku kirimkan terima kasih
Untuk warna dalam hidupku
Dan banyak kenangan indah
Kau melukis aku
Kita tak pernah tahu
Berapa lama kita diberi waktu
Jika aku pergi lebih dulu
Jangan lupakan aku
Ini lagu untukmu
Ungkapan terima kasihku
Lambang monokrom hitam putih
Aku coba ingat warna demi warna di
hidupku
Tak akan ku mengenal cinta
Bila bukan karna hati baikmu
Pesan sosial: Lirik
lagu di atas buat gue adalah salah satu kesan terpenting dari banyak lagu Tulus
yang selama ini pernah gue dengerin. Coba deh perhatikan bait per bait sajak
dan diksi yang ia tuliskan, itu luar biasa banget, sounds an amazing lirik
bukan? Bagian paling keren pas ada kalimat “Kita tak pernah tau seberapa lama
kita hidupdan diberi waktu di dunia ini. Kalau bukan karena kebaikan hati
orang-orang di sekitar kita, tidak mungkin kita menjadi seperti sekarang.” Asli
lagu ini bisa menghipnotis gue pas awal kali mendengarkan, liriknya, diksinya,
menurut gue sangat-sangat luar biasa. Btw, lagu ini gue persembahkan buat semua
sahabat terbaik gue di manapun kalian berada. Terima kasih sudah memberikan
warna dalam hidup gue. Serta, banyak kenangan dengan kalian yang nggak bakal
gue lupain begitu saja.
Yah, gue mengakui
bahwa banyak sekali manusia dan sosok luar biasa yang udah baik banget sama gue
dan mendukung gue sampe gue bisa sampe di fase ini. Fase yang tidak mudah dan
terasa sulit bagi semua orang. Saat sahabat terbaik satu persatu melepas masa
lajangnya, satu persatu menikah, satu persatu meninggalkan Indonesia, satu demi
satu melanjutkan studi dan menggapai mimpi di belahan dunia dan di tanah air
tercinta. MEMANG sudah tidak banyak
waktu buat kita bisa bareng, bisa ketawa ngakak, atau sekedar duduk santai dan
berbagi cerita tentang kisah hidup, kisah cinta, kisah akademik, suka duka
kerja, dan lain-lain.
Malang dan Jogja
sudah pasti memberikan kesan yang takkan terlupakan. Tentang kisah-kisah orang
hebat yang aku temui, tentang orang baik yang memberikan kedamaian dan dukungan
selama kuliahku berjalan, tentang perkelahian yang tidak penting, tentang putus
nyambung dengan cinta dunia, tentang jalan-jalan, tentang makanan, tentang
semua sahabat baik yang pernah hadir dan menjadi bagian terpenting dari hidup
gue selama 6 tahun belakangan ini. Dari mulai masuk kelas, organisasi, temen
kos, temen main bareng, gila-gilaan di mall, ikut seleksi duta-duta, nonton di
bioskop sampe larut malem, ibu kos, sampe hari-hari paling indah saat toga itu
menjadi pakaian paling indah dan gue kenakan sebagai baju kebesaran sebagai lambing
bahwa studi gue sudah selesai. Sometime gue kayak speechless mau ngomongin
apalagi di tulisan ini, karena yang gue punya di Malang dan Jogja adalah
kenangan manis, meski masuk rumah sakit juga itu tetap manis. Kenapa? Karen gue
punya sahabat yang baik. Belum lagi anak-anak kelas yang aduhai makin hari
makin bikin betah dan susah buat ninggalin dua kota yang sudah gue anggap kayak
rumah asal gue sendiri.
Intinya, lewat lagu
ini gue Cuma mau ngucapin lagi terima kasih banyak buat kalian semua rekan
sejawat sahabat dan semua manusia baik yang sudah mau jadi bagian dari diary
kehidupan seorang Zet yang biasa-biasa aja. Gue nggak mau ngetik lebih banyak,
karena semakin banyak gue ketik, kenangan itu semakin menggenang dan bikin
susah move on. Haha, guys, you are rock. Dankeeeeeee buat semua!